Namanya Maura Kinanti biasa dipanggil Maura, salah satu siswi yang bisa dibilang terkenal disekolahnya. Dia kini duduk dibangku kelas 11 disalah satu SMA terkenal di Bandung.
Dia cantik, pintar dan ramah. Tidak hanya itu, suaranya semerdu emas.. seringkali banyak orang merasa merinding ketika mendengar suaranya. Tak heran, karena ibunya dulu adalah vokalis band terkenal di Bandung.
Maura punya seorang kakak laki-laki yang begitu amat menyayanginya. Revan Nandito, kakak kesayangan Maura. Maura merupakan anak kesayangan orang tua nya, bahkan tak jarang Revan merasa iri pada Maura, bagaimana tidak orang tua nya terlalu memanjakan Maura.
Dan, dia punya seorang teman masa kecil, namanya Damara Adelio. Sejak mereka duduk di bangku kelas 2 SMP, Damara pindah ke Jakarta untuk ikut ayahnya yang pindah tugas, karena ayah Damara adalah seorang tentara angkatan darat.
Dan kini, Maura tengah dilanda kerinduan kisah masa lalu nya bersama Damara, dimana mereka selalu bersama bermain didalam sebuah rumah pohon buatan orang tua Maura, bahkan keduanya sama sama menyukai hujan. Hujan. Satu kata yang dia ingat ketika menggambarkan seorang Damara.
Sementara itu disebuah daerah di Jakarta Selatan, seorang pria yang dikenal bernama Damara itu tengah bersiap untuk kembali ke Bandung, ia sengaja tidak mengabari Maura terlebih dulu. Ia memang senang memberi kejutan pada Maura.
"Maura, hari ini lo gak kemana mana, kan?"
Disebrang sana terdengar suara Damara yang tengah asik mengobrol dengan Maura via telepon.
"Ngga kok, tumben lo. Ada apa?"
"Gapapa kok, gue cuma nanya. Soalnya kan diluar hujan"
Hujan. Ya, betul sekali di Bandung kini tengah diguyur derasnya hujan.
"Btw, kok lo tau sih disini hujan? Kan lo di Jakarta, emang disana hujan juga?"
"Nggggg.. ga kok, gue cuma nebak aja. Kan kedengeran dari telepon hujannya deras banget."
Damara mencoba mencari alasan agar Maura tidak tahu bahwa dirinya kini sudah ada disalah satu hotel di Bandung.
