• Awal Pertemuan •

36 2 0
                                    

*Flashback On*

"Bagi seluruh siswa yang tidak menggunakan atribut lengkap, di mohon berbaris di depan lapangan."

Pagi itu tepat pada hari Senin di hari ketujuh MOS dilakukan, saat Bapak Kepala Sekolah sedang memberi pidatonya sebagai pembina upacara, tidak di sangka pada pertengahan pembicaraannya beliau mengatakan hal tersebut. Sontak para siswa yang merasa tidak memakai atribut lengkap pun terlihat kebingungan dan merasa takut.

Namun tidak lama banyak siswa yang memberanikan diri untuk maju. Cukup banyak jumlahnya, tidak hanya siswa laki-laki saja tetapi siswa perempuan lebih mendominasi rupanya. Setelah cukup lama tidak ada lagi siswa yang maju, Bapak Kepala Sekolah kembali bersuara.

"Bagus, saya mengapresiasi kejujuran kalian. Dan bagi siswa lain yang belum mau jujur, silakan maju daripada saya menyuruh kakak-kakak OSIS yang berkeliling."

Tidak ada lagi yang berani maju, akhirnya anggota OSIS dikerahkan untuk berkeliling mencari siswa yang melanggar, dan digiringlah mereka menuju ke depan lapangan. Bapak Kepala Sekolah dan guru lain hanya bisa geleng-geleng kepala, heran.

"Baiklah, sepertinya sudah tidak ada lagi siswa yang melanggar. Terima kasih kepada para anggota OSIS telah membantu menertibkan. Kali ini bukan saya yang memberikan hukuman, tapi guru BK SMP NUSA BANGSA, Bu Ani."

Bu Ani maju dan berdiri di atas mimbar menggantikan Bapak Kepala Sekolah. Beliau berkata, "Disini saya akan memberikan hukuman yang setimpal bagi kalian. Kalian saya hukum membersihkan seluruh toilet yang ada di sekolah ini. Paham?"

"Baik Bu" jawab seluruh siswa yang berada di depan lapangan.

"Baiklah. Saya beri kalian waktu sampai jam istirahat pertama berbunyi. Jika masih tersisa satu saja toilet kotor, hukuman saya tambah. Mengerti?"

"Mengerti Bu.."

⚫⚫⚫

Setelah Bu Ani selesai berbicara dan upacara di bubarkan, para siswa yang terkena hukuman langsung menuju gudang untuk mengambil peralatan pembersih toilet dan menuju toilet mana saja yang ada.Salah seorang siswa perempuan yang terkena hukuman sedikit berlari tergesa-gesa dengan alat mengepel, sikat WC, dan peralatan lain di kedua tangannya. Ia mencari toilet mana yang masih kosong belum di tempati siswa lain untuk dibersihkan. Syukurlah gadis ini menemukan toilet wanita yang kosong. Sialnya toilet yang ia tempati begitu kotor yang membuatnya harus ekstra kerja keras membuat toilet ini bersih kembali. Sesekali ia berdecak sebal dan mengomel sendiri merutuki kesalahannya. Entah apa yang membuat ia meninggalkan dasi miliknya di rumah.

Banyak siswa lain yang membersihkan toilet-toilet di bilik ini. Gadis ini juga dapat mendengar ucapan kasar dan cacian dari siswa yang berada di sebelah toiletnya. Selama hampir satu jam tiga puluh menit berjalan, siswa ini pun dapat menyelesaikan tugasnya. Ia segera keluar dari toilet itu, karena sudah sangat lelah. Pada waktu yang bersamaan pula ada seorang siswa perempuan keluar dari toilet di sebelah toilet gadis ini.

Tidak di sengaja keduanya menoleh memandang bersamaan dengan raut muka lelah dan senyum yang terlihat di paksakan. Gadis itu tersenyum tulus padanya dengan mengulurkan tangan.

"Kenalin gue Audrey dari kelas Jenderal Sudirman."

"Gue Olivia dari kelas Cut Nyak Dhien. Salam kenal."

Audrey kembali tersenyum hangat.
"Ya ampun gue capek banget, pake segala di hukum beginian. Hufft.. lelah bat gue. Eh btw atribut lo yang ga lengkap apaan?" keluh Audrey.

"Iya nih. Engga di pikir dulu kali ya tuh guru main asal kasih hukuman aja. Apa dia engga pernah ngerasain? Oh iya gue lupa ga bawa dasi, padahal udah gue siapin eh malah ketinggalan. Hehe.. Lo sendiri?"

Seraya terkekeh Audrey menjawab
"Haha ada-ada aja lo. Gue ga bawa topi nih, lupa gue taruh dimana." Dengan wajah konyolnya Audrey tertawa yang membuat Olivia ikut tertawa.

Setelah kejadian itu keduanya semakin akrab.

Three Girls SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang