Pagi ini Nia kelihatan sangat lelah, bukan hanya fisik tapi juga hati. Tadi malam, dia baru saja bertengkar dengan kekasihnya, Kak Bima. Mereka sudah menjalani pacaran selama kurang lebih 1 tahun.
Memang ada saja yang bisa menjadi masalah, tapi tentu saja dapat diselesaikan. Melihat hal itu membuat teman sebangkunya, Ica, bertanya-tanya kenapa Nia yang biasanya ceria dan bersemangat menjadi begitu lesu.
Tidak ingin mengganggu dia akhirnya diam saja. Diam bukan berarti tak peduli 'kan ?
Tak lama, kak Bima lewat didepan kelas dan membuat seluruh teman sekelas Nia ribut mendengungkan kata ciee yang panjang.
*******
Seminggu sudah permasalahan dengan sang kekasih tak kunjung selesai. Nia tetap bersabar dan mencari jalan keluarnya.
Malah keliatan dari ekspresi Nia jika permasalahannya semakin besar.
Nia termenung lama mengingat hubungannya sambil menggigit bibir dengan mengerutkan kening.
Banyak yang tak mau menyapa Nia karena perubahan ekspresinya yang kentara bahwa Nia sedang dalam keadaan unmood.
Tiba-tiba terlintas kata putus dalam keterdiamannya tapi Nia memikirkan kembali keputusan itu.
Nia menghela nafas lagi, sungguh dia lelah dengan semua permasalahan ini. Dia ingin seperti teman-temannya yang hidup mereka santai tanpa memikirkan pacar.
Kriiiiiing kriiiiiing
Bel waktu istirahat telah habis pun berbunyi, ternyata Nia menghabiskan waktu istirahatnya dengan merenung. Nia bersiap menyambut pelajaran dengan perasaan campur aduk
*****
Malam hariNia sedang mencoba menelpon Kak Bima, mencoba menyelesaikan masalah mereka. Bahkan Nia mengabaikan jadwal ulangan Fisika nya, padahal jika sudah menyangkut Fisika Nia pasti selalu antusias, tapi tidak dengan sekarang, Nia merasa cemas.
"Iiiiih kenapa ngga diangkat sih"
Nia mencoba lagi mendial nomor Kak Bima lagi untuk yang kelima kalinya. Tak seperti tadi panggilan kali ini diangkat dan membuat Nia merekah kan senyumnya tapi ketika sebuah suara muncul"Halo" suara perempuan yang terdengar diseberang telepon.
Nia membeku, dia melihat ke arah telpon genggam nya untuk mengecek siapa yang dia telpon dan itu benar nomor kak Bima. Nia mencoba berpikiran positif karena suara yang muncul itu terdengar lembut dan dewasa.
'Mungkin tante nya Kak Bima' pikir Nia
"Halo, Bima nya ada ? Kok ponselnya bisa sama tante ?"
"Tante ?" Suara disana membalas dengan gumaman pertanyaan. Lalu terdengar suara tertawa yang keras tetapi tetap terdengar rendah dan sekarang lebih terasa suara tertawa itu seperti suara merendahkan dengan sedikit berdecih
"Hahahahahaha..
Cih. Saya bukan tantenya Bima, saya calon istrinya dan sekarang saya sedang mengandung anak dari Bima. Jadi saya minta jangan ganggu Bima lagi. Dan udah berapa lama kamu berhubungan dengan Bima hm ?"Nia terdiam dan mencoba mencerna semua perkataan wanita itu. Dalam keterdiaman Nia si wanita di seberang sana melanjutkan lagi.
"Kalau sudah tidak ada urusan lagi saya mau tidur. Dipelukan Bima."
Telepon pun dimatikan. Semua baru terungkap sekarang. Bima yang sering meminjam uang kepadanya, Bima yang dalam beberapa bulan ini kelihatan sibuk ternyata dia mengurusi perempuan itu.
Nia ingin menangis, tapi air matanya tak keluar. Nia bangkit untuk berdiri dia mengambil semua pemberian Bima kepadanya dan memasukkannya ke kotak yang awalnya akan Nia gunakan untuk mengepak buku lamanya untuk disumbang kan yang berada di pojok ruangan.
Selesai sudah.
Nia tau tak ada jalan lagi bagi mereka. Bima sudah termiliki secara fisik dan perasaan oleh perempuan lain.Besok Nia akan memutuskan Bima secara resmi disekolah.
Setelah semuanya di letakkan didalam kardus, Nia naik kekasur, memejamkan mata. Mencoba tertidur dan mencoba melupakan rasa sakitnya.
Lama kelamaan mata Nia memberat dan dia jatuh tertidur dengan sesak didada yang masih tertahan
****
Sesampainya disekolah, Nia langsung kekelas kak Bima dengan membawa kardus berisi hadiah dari kak Bima. Kak Bima tampak biasa saja, seolah sudah memprediksi hal ini akan terjadi."Kita putus" Nia mengucapkan kata itu ketika sudah berada di dekat Bima dengan menyodorkan kardus tersebut. Kak Bima tetap dalam keterdiamannya dan mengambil kardus itu.
"Oke" jawab Bima
"Thanks"Semua yang melihat itu shock, pasalnya mereka berdua di kategorikan pasangan yang selalu harmonis tanpa adanya gosip yang menerpa. Mereka juga merupakan pasangan pintar karna Nia merupakan pemenang olim Fisika sedangkan Kak Bima pemenang olim Kimia
Sekeliling mereka mulai berspekulasi tentang hal ini, tetapi tak dihiraukan Nia. Dia langsung beranjak menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Sampai di bangkunya Nia langsung membenamkan kepalanya ke tas yang berada diatas meja.
Para teman kelas Nia yang tadi sempat melihat adegan putusnya Nia mulai mendekat untuk menuntaskan rasa penasaran mereka tentang alasan putusnya best couple sekolah mereka tetapi ditahan oleh Ica.
"Jangan ditanyai dulu, biarkan Nia tenang. Sebaiknya kalian kembali ke tempat kalian lagi."
Semuanya bubar karna bisa merasakan aura permusuhan dari diri Ica walaupun suaranya lembut bagai beledu.
****
Nia mengangkat kepalanya saat ada orang yang menggoyankan badannya. Ternyata Nia tertidur selama satu jam."Nia bangun, kita disuruh ke labor sama buk Wani. Ayo cepat"
Nia menegakkan badannya dan mengambil buku Fisika nya dari dalam tas. Dia berdiri dan berjalan dengan dilengkapi ekspresi suram.
****
Ternyata dari jauh terlihat Johan sang ketua Rohis dan Ali yang memperhatikan sikap dan ekspresi Nia. Johan bercedak
"Ck. Itulah sakitnya cinta tak halal. Itu baru pacar belum suami nya. Bisa-bisa bunuh diri"Ali hanya mendengarkan dan menggelengkan kepalanya sebagai respon dari ucapan Johan.
Sebenarnya mereka habis dari toilet dan melihat kedua gadis itu. Ica dan Nia, wajah Nia terlihat......Benar-benar menyedihkan.
Mereka mempercepat langkah untuk cepat sampai ke labor Fisika jika tidak mau diomeli Ibuk Wani tercintaaaah.
*****
Update yang dadakan. Semoga suka, jangan lupa comment dan vote di pojok sebelah kiri bawah. Thanks16 Nov 2018
17:00
Salam Thinker.886 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose World
Teen FictionJangan tertipu, jangan anggap kamu tau segalanya, karna kamu hanya ciptaan yang tercipta untuk menjalani bukan menetapkan