Aku suka dinasehati tetapi saat dalam beberapa situasi.
-Armenia Juniarti-
Tiga hari berlalu setelah insiden pemutusan Nia terhadap kak Bima. Nia masih murung, dikelas Nia hanea diam dan terlihat sekali bahwa mood Nia sangat berantakan. Membuat para teman sekelas urung menyapa Nia karna perubahan itu.
Bukan hanya dirumah, perubahan perilaku Nia terlihat jelas, Nia sering mengurung diri dikamar, hingga malam hari.
Pada pukul 6.30 semua keluarga tengah berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Akan tetapi kursi Nia terlihat kosong. Ayah Nia yang melihat itu bertanya dengan Ibu Nia.
"Dimana Nia, bu ? Kok ngga ikutan makan malam ?" Ayah bertanya dengan rasa khawatir yajg kentara.
Ibu yang awalnya sedang menyendok nasi ke piring ayah menghentikan kegiatannya. Ibu meletakkan piring ke atas meja dan ikut melihat ke arah kursi Nia.
"Eh iya ya yah. Kayanya Nia masih ada dikamar. Mungkin dia lagi mengerjakan tugas hingga lupa turun untuk makan malam. Sebenear ya yah, ibu panggilin Nia dulu"
"Iya bu, gih cepatan panggilin. Hiar ayah yang ambil nasinya sendiri." Sambil ayah mengamhil alih untuk menyendok nasi ke piringnya sendiri.
Ibu naik ke lantai atas ke kanar Nia. Diketuknya 3 kali kanar Nia sambil memanggil Nia "Nia, waktunya makan malam, nak. Ayi turun, yang lain sudah menunggu. Tak ada sahutan dari sang pemilik kamar.
Ibu Nia mencoba membuka kamar Nia dan akhirnya terbuka.
"Eh kamarnya ngga dikunci. Tumben."'Nia"
Perlahan ibu Nia masuk ke kamar dengan langkah pelan. Terlihat seorang gadis terbaring diranjang dengan masih mengenakan seragam sekolah, dan masih dengan kaos putih dikedua kakinya. Nia tertidur.
Ibu Nia semakin mendekati ranjang. Semakin dekat ke tubuh Nia terlihat wajah sembab dan bekas air mata di mata gadis itu.
Ibu Nia mengelus wajah dan beralih ke rambut Nia. Nia terlihat menggeliat dan perlahan membuka kedua kelopak matanya.
"Ibu" Nia terkejut melihat ibunya sudah berada di kamar. Ibu Nia yang melihat itu tersenyum.
" Ada apa dengan kamu, nak ? Kenapa kamu menangis ?""...." Nia hanya diam. Setelah sekian lama dalam keterdiaman, akhirnya Nia menggeleng untuk menjawab pertanyaan ibunya.
Kruuuuuk~
Perut Nia berbunyi, ibu Nia yang berniat mengetahui masalah Nia pun diurungkan. Lalu Ibu mengajak Nia turun untuk bergabung makan malam bersama anggota keluarga yang lain.Nia beranjak turun dari ranjang dan pelan-pelan menuruni tangga. Semakin dekat terdengar dentingan alat makan dengan piring. Disana ada ayah, bang Ando juga adik disana. Mereka makan dalam diam, karna dianggap tak sopan saat makan.
Nia bergabung di meja makan dan makan dengan kurang bersemangat. Dengan pelan dan suapan yang kecil. Hal itu menjadi objek pemandangan yang aneh bagi keluarga itu, karna Nia terkenal sebagai orang yang lahap dalam makan, apapun makanan itu tapi yang pasti makanan halal.
****
Keesokan harinya, ibu Nia melihat Johan yang lewat didepan rumah ingin berangkat sekolah.
"Johan, Nia ada terlibat masalah disekolah ? Atau ada yang menjahilinya ?"
Johan lanngsung teringat akan masalah Nia dan kak Bima.
'Ya, mungkin karna itu. Tapi tidak mungkin aku memberitau ibu, itu bukan hakku'Johan berpikir sebentar. Dan karna tidak ingin membuat ibu khawatir, Johan sedikit berbohong.
"Tidak ada bu, Nia baik-baik aja. Tidak ada masalah. Emang kenapa bu?"
Ibu Nia menggeleng seraya tersenyum. Lalu menyilahkan Johan untuk melanjutkan perjalanan kesekolahnya.
Dalam perjalanan Johan bernuat untuk menegur Nia akan perubahan sikapnya itu.
*****
Sesampainya disekolah Johan segera mencari Nia kekelasnya. Sampai dikelas Johan lalu menggebrak meja Nia.
Nia yang duduk sambil menelungkupkan kepala terperanjat dan menoleh ke orang yang menggebrak mejanya.
Baru Nia akan membuka mulut. Johan sudah mendahuluinya berbicara.
"Heh. Nia jangan mentang-mentang karna cowok kamu mengabaikan sekitar. Kamu tau ngga Ibu kamu itu khawatir sama kamu? Dan nyadar nggs sih kamu kalau teman-teman pada ngejauhin kamu. Sadar Nia cowok bukan cuma dia, lagi pula dia belum menjadi suami kamu. Ikhlasin aja apa susahnya sih. Dasar cewek labil."
Nia melongo mendengar perkataan Johan panjang itu. Nia seperti melihat orang lain, bukan karna Johan bicara sangat panjang dengan satu nafas, tapi karna Johan mengurusi hidup orang lain. Johan memang terkenal cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan.
Setelah mengatakan hal itu, Johan beranjak ke kursinya dan duduk dengan menghentakkan tas nya diatas meja sebagai tanda kemarahannya.
Bukan hanya Nia yang terkejut, seisi kelas pun sama. Dan juga terlihat diluar kelas anak kelas lain berkumpul mengintip kedua orang yang mereka kenal sedang berada dalam keadaan panas saat melewati kelas itu.
Bukan tanpa alasan, mereka berdua adalah ketua organisasi disekolah yang banyak dikenal siswa lain. Nia sendiri adalah ketua Pik-R sedangkan Johan adalah ketua Rohis disekolah mereka.
Setelah itu, Nia menggeram. Dia sungguh malu, dia merasa Johan telah merendahkan sikapnya. Wajah Nia merah padam.
Ali yang menyaksikan insiden itu menggeleng. "Han, kayanya kamu udah keterlaluan deh bilang kaya gitu ke Nia. Kan bisa aja kalau dia tersinggung."
Johan mendengus. "Biarin aja. Orang kaya dia memang perlu dipermalukan sesekali biar nyadar"
Ali menggeleng lagi sambil menghela nafas.****
Bel masuk berbunyi. Kegiatan belajar mengajarpun dilaksanakan.Nia yang berniat mengambil penggarisnya di tas yang berada di belakang bertemu pandang denga Johan yang kebetulan melihat ke arahnya.
Pertemuan pandangan itu harus berakhir saat Nia mengingat insiden tadi dan masih merasa kesal, wajah johan pun terlihat tidak merasa bersalah akan hal itu, sehingga dia membuang muka dan mendengus lagi.
Ali juga melihat pandangan keduanya bertemu hanya bisa menghela nafas berat. Bukan tak mau menegur mereka, tetapi kedua orang itu memang sama-sama berwatak keras dan sulit dinasehati jika sedang marah
Ya begitu, bukan Ali tak peduli tetapi Ali tidak mau membuat masalah lagi. Ali bertekad akan mengusahakan mereka berbaikan kembali secepatnya, walaupun tak mudah. Semoga...
TBC
****
Beri komentar dan jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah.Salam thinker
23 Nov 2018
16:57
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose World
Teen FictionJangan tertipu, jangan anggap kamu tau segalanya, karna kamu hanya ciptaan yang tercipta untuk menjalani bukan menetapkan