1

241 17 1
                                    

NSFW!!!!!
Play vidnya kl mau lbh ngefeel, btw kl yg bwh d skip jg g akan ngaruh k alur ceritanya.
- Sekian dari cogan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno POV

Drap...drap...drap...

    Suara langkah kakiku memenuhi gedung tua ini, gedung kumuh tempatku mencari uang. Di sinilah aku menjual senjata ilegal, dan organ maupun narkoba. Dengan berbekal sebilah pisau lipat dan senjata api jenis Ruger Super RedHawk .454 Casull. Pistol kecil namun mematikan, kecepatan pelurunya bisa mencapai 1,900 kaki per detik, mempunyai lensa bidik serta deretan peluru 240 gram.

     Aku bersama tiga orang anak buah ayah, mereka beberapa tahun lebih tua dariku. Aku melangkahkan kakiku semakin ke dalam gedung. Aku mengenakan jaket kulit berwarna hitam, serta sepatu pantofel hitam mengkilap.

      Kami sudah berada di dalam gedung. Seorang pria berusia 30 tahunan, dengan rambut rapi dan pakaian formal. Pria itu membungkukkan badannya.

Jeno POV end



Author POV

"Selamat malam Tuan Lee," kata pria itu.

"Selamat malam, Mr. Zhang. Apa penjualan di China ada masalah?" tanya Jeno pada Mr. Zhang.

"Tidak Tuan, semuanya baik-baik saja. Hanya masalah kecil Tuan," ucap Mr. Zhang.

"Masalah kecil apa maksudmu? Katakan padaku Mr. Zhang," kata Jeno dengan mata menajam.

"E...Keterlambatan penggiriman ke Shanghai, ada angin kencang yang menyebabkan air laut menjadi pasang," Mr. Zhang menjelaskan pada Jeno.

"Pemerintah tidak mengetahui sesuatu bukan?" tanya Jeno tanpa memandang Mr. Zhang.

"Iya Tuan," kata Mr. Zhang dengan menunduk.

      Tanpa banyak kata, Jeno mengambil pistolnya. Lalu, mengarahkan pistol tersebut pada Mr. Zhang. Sedangkan Mr. Zhang terdiam dengan wajah pucat dan keringat dingin terus mengalir dari tubuhnya.

     Jari pemuda itu sudah menarik pelatuk pistol dengan perlahan, rahangnya mengeras tatapan pemuda itu seperti tatapan haus akan darah.

     Namun Mr. Zhang segera berlutut kepada Jeno. Tubuh pria itu bergetar hebat, lalu ia berkata "Tuan Lee, saya mohon jangan bunuh saya. I-istriku tengah hamil, anakku akan segera lahir aku mohon Tuan mereka membutuhkanku," kata Mr. Zhang yang masih berlutut meminta pengampunan kepada Jeno.

      Jeno mendengus kasar, ia benci jika ada anak buahnya yang bekerja menggunakan hati. 

"Maafkan saya Tuan jangan bunuh saya maupun anak dan istri saya," kata Mr. Zhang.

"Untuk kali ini kau selamat, namun jika kesalahan seperti ini kembali terulang. Aku tak akan segan-segan membunuhmu serta istrimu yang tengah hamil tua itu," kata jeno dingin.

Mr. Zhang segera bangkit dan berkata "Terima kasih Tuan Lee, saya tak akan mengecewakanmu lagi," kata Mr. Zhang berkata sambil membungkukkan badannya.

"Taeil Hyung ambilkan barangnya," kata Jeno pada anak buah ayahnya yang berambut coklat tua tersebut.

"Baik Tuan," jawab Taeil singkat.

        Tak lama Taeil membawa sebuah berkas, lalu menyerahkan berkas tersebut kepada Jeno. Ia pun membaca berkas tersebut dengan teliti dan menandatanganinya. Lalu, Taeil mengambil berkas tersebut dan menyerahkan kepada Mr. Zhang menandatanganinya berkas tersebut.

"Barangnya ada di dalam truk, tepat di samping gedung ini. Aku pergi Mr. Zhang, sampai jumpa dan pastikan sampai tepat waktu," kata Jeno sembari berjalan menjauhi gedung tersebut.

"Kau mau kemana Tuan?" tanya Doyoung.

"Hanya keluar sebentar. Untukmu Mr. Zhang, ingat aku benci keterlambatan apapun alasannya," kata Jeno

"Tuan Lee, ini kunci motormu," kata Doyoung pada Lee

"Terima kasih, aku pergi," Jeno mengendarai motor hitam kesayangannya.

***

At bar, 00.00 am

      Jeno memasuki bar dengan wajah lelahnya, seorang wanita dengan pakaian minim mendekatinya.

"Hi, Master. Kau baru datang hm? " kata wanita itu dengan manja.

"Iya, Sora. Aku baru saja selesai bekerja. " kata Jeno pada wanita yang di panggil Sora tadi.

"Master, aku merindukanmu,"  kata Sora menggandeng lengan Jeno .

"Ck aku hanya ingin minum Sora," kata Jeno sambil berjalan mendekati meja bar.

"Bryan hyung, satu wiski," pesan Jeno pada Bryan bartender di bar itu.

"Siap Tuan Lee," kata Bryan sang bartender.

"Master ayolah, aku merindukan bibirmu hng," kata Sora sambil menduduki paha Jeno.

"Sora di sebelah masih ada bangku, duduk di sana," kata Jeno dengan dingin, lalu bermain dengan ponselnya.

              Sora pun berpindah menduduki bangku sebelah kanan Jeno. Bryan memberikan segelas wiski kepada Jeno. Pemuda itu meminum dalam sekali tenggak, dia memesan wiski lagi dan lagi. Entah berapa gelas yang telah ia minum, karena pemuda itu mulai mabuk sekarang.

              Jeno menarik Sora untuk duduk di pangkuannya, Sora dengan senang hati duduk di paha Jeno dan mengalungkan lengannya ke leher sang ' Master '. Jeno meraih tengkuk Sora menatap tajam pada mata wanita itu, dan mulai mengalihkan tatapannya pada bibir wanita itu. Ia menyatukan bibirnya dengan Sora, Sora dengan semangat membalas ciuman pemuda itu. Jeno mengulum bibir Sora dan menggigit ujung bibir wanita itu.

            Jeno memasukkan lidahnya ke dalam mulut wanita itu, lalu mengeskplor mulut wanita itu. Sora membalas ciuman Jeno dengan semangat, Bryan yang ada di situ hanya tersenyum simpul dan melanjutkan pekerjaannya.

           Jeno melepas ciuman mereka dan mengalihkan pada leher jenjang Sora, dan mulai membuat beberapa hickey disana. Menggigit leher jenjang Sora hingga menimbulkan bercak kemerahan yang terlihat jelas di leher Sora yang putih.

            Sora menarik rambut sang ' Master ' membuat Jeno semakin gencar membuat hickey, ia mulai menatap wanita itu dan membisikkan sesuatu padanya

"Kau lezat,"  kata Jeno tepat di telinga Sora membuat Sora terkekeh kecil tak sampai disitu Jeno mengulum telinga Sora dan menggigit daun telinga wanita yang lebih tua darinya itu.

             Jeno menyudahi ciumannya dan menatap sendu Sora, yang tengah mengumpulkan udara. Pemuda itu memindahkan Sora ke bangku sampingnya.

          " Thanks baby, uangmu ada di atas meja bar. Aku pulang, besok pagi aku ada pekerjaan, shit," umpat Jeno

         "Terima kasih, Master," tanpa malu wanita itu mengecup bibir Jeno, sedangkan pemuda itu hanya tersenyum simpul dan mulai meninggalkan Bar tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Gimana nih? Wkwkwkwk. Btw kl ada yg pernah baca ini di akun rp line, itu akun gua. Jadi jan heran kalo rada sama, cuma dsni mau gua revisi sama gua tambahin tp kl alur bkl beda dr yg d line.

Thank u yak udh mau baca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Young Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang