Tidak mungkin

4 0 0
                                    

Juli, 2014

Pagi ini
Hari pertama risa menduduki kelas 11 di bangku SMA. Ia tak sabar untuk memulai harinya di sekolah. Seperti biasa, ia berangkat menaiki angkutan umum. Di perjalanan, wanita itu sangat menikmati setiap pemandangan. Berbagai macam aktivitas pagi, dimana setiap manusia di berikan begitu besar nikmat oleh Allah Ta'ala.
Pada satu tempat yang ia lewati ada sebuah balai penelitian, disana terdapat berbagai macam jenis pepohohan dan sebuah lahan yang luas.
Di tempat ini, ada sebuat titik favorit risa untuk melihat matahari pagi yang masih meredup.
Menambah keluasan hatinya untuk selalu bersyukur dan semakin berharap bahwa
Di setiap paginya, ia masih di beri umur.. Agar dapat dilaluinya untuk menggapai masa depan.

Sebuah proses pembentukan diri.

Agar terus menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Yang selalu berfikir untuk kedepannya, karna kebahagiaan sesungguhnya itu ada didalam jiwa seseorang yang selalu bersyukur dan senantiasa memikirkan nikmat-nikmat yang Allah berikan.

Risa berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah.
Memasuki perlahan dan mencari kelas baru yang akan ia tinggali selama dua semester.
Tak lama, ia bertemu dengan Tami. Seorang wanita bertubuh gembal nan subur dan memiliki paras yang ayu.

"RISA!" teriak tami heboh. Lalu ia memeluknya dengan ganas.

Buk!!!

"duh..apaan sih lo! Rokes amat pagi-pagi. segitu kangennya yah sama gue?hah?"
Keluh risa sambil berusaha melepas pelukan tami.

"eh gila lo. Mati gue lama kelamaan. Lepasin!"

"ah elah.. Galak amat si" lalu Tami melepaskan pelukannya.

"beli apa lo? Pagi-pagi udah jajan aja"

Tanya Risa pada Tami yang sedang memasukan sebuah goreng pisang yang berwarna kecoklatan dan agak sedikit gosong dikarnakan gula yang dibalur pada permukaan pisang sebelum di goreng.

"biasa nih, sarapan. Eh ayuk buru ke kelas" ajak Tami.

"lu sekelas lagi tam sama gue?"

Plak!!
Bungkusan yang berisikan pisang milik Tami-pun melayang di kepala Risa.

"duh"

"bege..lintas minat kita samaan bodoh" ucap tami sadis.

"pengang ni kuping. Dikatakatain mulu. Ya kan gua pikir kali aja tahun ini lintas minat kita, sejarah. Bakalan banyak yg minat. Jd kali ini gua pisah deh sm lo. Bhay haha!"

"yeee...gamau nih sekelas sama gue? Pokoknya lu kudu sebangku sm gue ris. Atau... Lo mau sebangku lagi ya sama si putri?" goda tami.

"jangan deh jangan...nanti otak lu gak berkembang makin sama bolot-nya lagi" lanjut tami dengan nada yang agak tinggi.

Lalu ia menarik paksa Risa menuju kelasnya yang berada di belakang masjid sekolah. Di lantai dua.
Sekolah ini merupakan salah satu SMA Negeri terluas yang berada di Kota Bogor. Jadi hanya ada tiga kelas yang berada di lantai dua
dua kelas di wilayah ujung dekat laboratorium dan satu kelas terpisah yang berada paling pojok di belakang masjid,Yaitu kelas Risa dan Tami, 11 MIA 1.

Dari balik jendela, dapat terlihat pemandangan berupa lapangan sepak bola yang berada di belakang sekolah, lapangan tersebut sangatlah luas.
Di ujung lapangan sepak bola terdapat lapangan basket serta terdapat perkampungan warga yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lapangan tersebut.

Lapangan belakang merupakan tempat ternyaman untuk menikmati matahari sore dan pagi hari.
Pertama kali Risa memasuki kelas, ia takjub.
Risa langsung berlari ke arah jendela yang menghadap ke lapangan belakang.
Cepat-cepat ia buka jendela tersebut. Udara pagi yang segar menyeruak masuk dan langsung menyentuh lembut wajah wanita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tuan AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang