"Day 1"

5 1 0
                                    

Sebenarnya aku tahu ini salah namun entah mengapa aku selalu melakukannya. 'plin-plan?' ya kurang lebih seperti itu.

Sudah lama aku suka padanya tapi aku tak berani mengungkapkan. Mungkin karena kupikir ia sudah memiliki yang lain.

Memang kami pernah menjalin kasih. Menjadi pasangan.

2 tahun yang lalu

"Hai Adi..." sapanya pagi itu. Senyumnya merekah sempurna hingga setiap kali melihatnya dapat membuatku bahagia. Rona di wajahnya yang putih selalu membuatku meleleh.
"Hai, selamat pagi"
" Tumben dateng jam segini, nungguin aku ya? "
"Ah engga, kebetulan aja bangun pagi"
"Iya deh iya, yaudah aku duluan ya" Ia berjalan dengan riang menuju kelasnya.
Aku merasa beruntung satu sekolah dengannya. Entah mengapa aku tak tahu. Tapi, aku suka dia.

Bel pertanda masuk telah berbunyi dan para murid segera masuk ke kelas masing masing. Mereka tampak serius memperhatikan pelajaran. Sedangkan aku hanya asyik chatting dengannya selama pelajaran.

Putri : bawa cat air gk? '-'
You : yaelah lu aj gk bawa apalagi gw
Putri : masa sih?  Yaah cari dmn dongg :"
You : bentar gw cek basecamp...
Putri : ditunggu yaa.. ^-^

"Pak ijin ke KM ya"
"Ya silahkan"

Aku bergegas ke tempat teman-temanku biasa berkumpul. Biasanya kami menaruh barang yang kadang kami perlukan. Aku mencari di lemari, di atas meja, dibawah meja.
"Nah ketemu !"

You : ada nih catnya, dianter ap ambil ndiri?
Putri : Aduu maaf ya di, ternyata jam kosong hehe :p
You: Yaelah -,- mls ah gw sm lo
Putri : Iya iya maaf yaa, yaudah gini aja. Buat gantinya udah mau nyariin ntar sore makan yuk ^-^
You : Iya deh iya serah
Putri : Yauda yaa babay :D

Sebenarnya aku sudah malas kembali ke kelas. Namun karena ia mengajakku, aku menjadi semangat. Aku pun kembali.

Sepulang sekolah aku menunggunya di gerbang sekolah.

"Adiii..." ia berlari kecil ke arahku.
"Gimana jadi ga? "
"Iya lah, kan aku baik" ucapnya sambil tersenyum
"Ayo kalo gitu"

Aku memboncengnya ke salah satu rumah makan yang menurutku cukup menarik. Kami menghabiskan sore itu dengan bercanda ria. Ku pandangi parasnya yang cantik. Aku kagum dengannya. Ia adalah salah satu siswa andalan para guru. Kemampuannya dibidang akademik tidak terbantahkan. Aku selalu dibantu olehnya. Kami sering belajar bersama entah disekolah saat istirahat atau di perpustakaan kota saat hari libur.

"Apaan sih liat-liat" Wajahnya merona justru membuatnya semakin manis.
"Dih ge er, gua ngeliatin kacamata lu merknya apa." Aku mengelak.
"Bikin deg-deg an tau ah"
"Naksir gua kali" aku bercanda.
"mm.. mungkinn..." ia berucap lirih, wajahnya semakin merah.
Aku terkejut mendengarnya. 'Mana mungkin cewek kaya gini suka sama gua' pikirku.
"Apa tadi lo bilang?"
"Apaan?  salah denger kali" ia membuang muka.
Aku tahu ia mengucapkannya. Aku yakin itu.

Setelah itu sore berlalu dengan canggung. Selalu aku yang memulai pembicaraan. Ia tidak merespon banyak.

Kuantar dia pulang.
Kami sempat bertatap muka sejenak. Ia seolah ingin mengatakan sesuatu. Sebenarnya aku juga ingin menyatakan perasaan ku. Namun aku terlalu takut untuk mengucapkannya.

"Adi.."
"Putri.."

Kami terkejut, mengucapkannya bersamaan.

"Iya kenapa,? " sahutku.
"Sebentar lagi kan Ulangan Semester, besok ke perpustakaan yuk."
" Iya "

Perbincangan berakhir. Ia masuk ke rumah. Aku pun pulang. Sepanjang jalan aku mengutuk diriku sendiri. Mengapa aku tidak segera mengatakannya.
"Adi, lo goblok" aku mengulang-ulang perkataan itu dalam perjalanan.

Sesampainya di rumah akupun segera membersihkan diri dan tidur. Aku biasanya selalu bicara dengan sahabatnya agar aku tahu bagaimana jalan pikirnya.

Entahlah mungkin tidak untuk malam ini.

OpsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang