02

680 106 24
                                    

"T—"

"Jangan bicara dulu!" Taehyung menyela bahkan saat Jeongguk baru memanggil satu huruf dari namanya.

Pemuda Jeon itu menurut, duduk diam di bangku, sesekali mencuri pandang ke arah yang lebih tua.

Sepersekon detik desisan pelan keluar dari labiumnya, tangannya memegang perut. Taehyung mendengarnya, dia menoleh ke arah pemuda Jeon. Menghela napas pelan, Kim Taehyung berjongkok di depan Jeongguk.

"Perutmu masih sakit?" tanyanya. Gelengan pelan menjadi jawaban, Taehyung menghela napas lagi, kali ini lebih panjang. "Kau itu bodoh? Katanya sudah tau kalau minuman itu ada pencaharnya, kenapa masih di minum juga?"

"Dia bisa saja melakukan lebih dari ini jika hal ini tidak berhasil." Jeongguk menjawab pelan dengan senyum tipisnya.

Taehyung yang mendengarnya mengerutkan hidung tak suka. Pemuda di hadapannya ini bodoh ya?

"Setidaknya itu bukan racun." tambah Jeongguk lagi.

Kim Taehyung menggeram, semakin kesal akan jawaban enteng dari pemuda Jeon. Dia berdiri kemudian mendorong pelan dahi Jeongguk. "Kau bodoh, karena pencahar itu kau harus bolak-balik ke wc."

"Setidaknya tidak bolak-balik ke rumah sakit kan?" jawaban itu membuat Taehyung menyerah, apalagi Jeongguk mengeluarkan cengiran bodohnya selesai mengucapkan kalimat tadi.

Dirinya keluar dari gudang olahraga, sambil mengumpat bodoh berkali-kali. Membuat Jeongguk tersenyum tipis.



-----------


"Jadi adik kelas cupu itu pacarmu Tae?" Taehyung masih mengabaikan pertanyaan yang terlontar dari teman sebangkunya. Pertanyaan berulang-ulang, membuatnya bosan.

"Ayolah Tae, kau kok jadi menyimpan rahasia begini?".Taehyung mendesis jijik mendengar rengekan Park Jimin. Sahabat yang duduk disebelahnya ini menumpu kepalanya di bahu dirinya, dengan tangan yang memeluk pinggang ramping miliknya.

"Tanganmu Park, kau lupa perjanjiannya?" Taehyung mengingatkan.

Jimin buru-buru menjauhkan tangannya sebelum tangan lentik tersebut memukul dengan penuh tenaga.

Tak ada sentuhan fisik selama di depan publik. Itulah perjanjian mereka.

"Malam ini ke base camp kan?" Jimin bertanya, mengalihkan pembicaraan mereka karena dirinya tahu betul Kim Taehyung tidak akan membuka suaranya jika memang pemuda Kim tersebut tidak ingin.

"Tidak bisa, aku ada urusan."

"Berkencan dengan si culun heh?" Jimin meledek, tetapi tak membuat Taehyung merasa terusik. Dirinya masih menyalin apa yang Kang songsaenim tulis.

Walaupun dia seorang berandal tetapi pihak sekolah tidak bisa mengeluarkannya karena dirinya adalah si nomor satu di sekolah ini. Otak encernya sungguh dihargai di sini.

Jimin memperhatikan Taehyung, dirinya menidurkan kepala di meja dengan lengan sebagai tumpuan. Tatapannya melembut senyuman kecil juga terukir. "Kau sudah besar ya Taehyung-a, sudah memiliki kekasih."

"Jim berhenti mengatakan hal menjijikan." Taehyung mendengus setelah itu. Dirinya buru-buru merapikan buku dan alat tulis saat bel berbunyi, bahkan Kang sonsaengnim masih menulis di papan tulis. Tetapi dirinya dengan santai berlenggang pergi, membungkuk sebentar saat sampai di dekat gurunya. Kemudian dirinya benar-benar pergi dari kelasnya yang bahkan belum selesai, dengan santai melambaikan tangannya tanpa menoleh sedikitpun. Kang sonsaengnim bahkan terlalu malas untuk meneriaki Taehyung untuk masuk ke kelas sampai dirinya benar-benar selesai mengajar.

Kakinya dengan ringan berjalan ke arah kelas 1-1, kelas Jeon Jeongguk. Saat sudah sampai dirinya menyenderkan diri di tembok kelas Jeongguk, menunggu pemuda Jeon itu keluar karena kelasnya belum benar-benar selesai.

Kwan sonsaengnim keluar tak lama kemudian, berhenti begitu saja saat matanya menangkap Kim Taehyung. Alisnya terangkat, bingung akan Kim Taehyung yang ada di kelas yang tadi dirinya ajar.

Ada urusan apa berandal itu di sini?

"Taehyung-a kenapa kau ada di sini?" nada heran terdengar dengan sangat jelas.

Cengiran konyol Taehyung perlihatkan, dengan santai membalas kalimat tanya wali kelasnya saat masih kelas satu. "Aku menunggu kekasihku."

Kwan sonsaengnim tentu saja bingung dengan jawaban salah satu murid yang termasuk berandal tersebut. Setahunya, Kim Taehyung tidak memiliki kekasih. Muridnya itu selalu menolak ajakan kencan yang diterima. Karena setiap penolakan dari muridnya itu, pasti ada keributan yang terjadi.

Kalau kau bisa mengalahkanku, maka aku mau menjadi kekasihmu.

Itulah yang menyebabkan keributan. Semua guru dibuat pusing karena keributan tersebut minimal dua kali terjadi dalam satu bulan. Tetapi bulan ini hanya ada satu keributan, dan itu dimenangkan oleh Taehyung lagi. Itu artinya seharusnya Kim Taehyung tidak memiliki kekasih. Lantas bagaimana bisa sekarang muridnya memiliki kekasih?

"Oh itu kekasihku saem."

Buru-buru Kwon sonsaengnim menoleh, begitu penasaran akan sosok yang bisa menaklukan bocah berandal yang membuat hampir mati berdiri saat menjadi wali kelasnya dulu. Mata kecilnya membesar dengan terpaksa, yang tertangkap oleh mata coklatnya adalah anak baru dengan seragam rapih dan juga kacamata bulat di hidung bangirnya.

Muridnya tak membuat lelucon kan? Apa dirinya salah melihat?

"Permisi saem." salam kecil dari muridnya membuat dirinya sadar. Dan tentu menamparnya lebih keras karena Kim Taehyung tidak membuat lelucon, ataupun dirinya tidak salah lihat. Murid berandal itu merangkul Jeon Jeongguk, siswa barunya, dengan sangat santai dan amat mesra. Dirinya juga dengan jelas mendengar nada manis dari muridnya saat menawarkan untuk membawa tas Jeongguk, tetapi murid barunya menolak halus.

Astaga, ada apa ini sebenarnya? Kenapa ini bisa terjadi?

Tak mau dibuat makin pusing, Kwon sonsaengnim bergegas pergi ke ruang guru. Mengabaikan rasa penasaran dan tanda tanya yang membungbung di kepalanya. Biarkanlah, abaikan gejolak masa muda remaja yang aneh, pikir dirinya.

Taehyung terus mengoceh hal yang tidak penting, mempererat rangkulan posesifnya kepada yang muda. Yang muda pun tampak tak mempermasalahkan, dengan patuh mendengarkan. Sesekali menoleh untuk mencuri pandang wajah sisi samping Taehyung yang memukau.

Dua sejoli itu abai dengan sekeliling mereka.

Saat sampai gerbang mobil jemputan Jeongguk sudah menanti, Jeongguk masuk setelah dibukakan pintu oleh Taehyung dan mau pulang ke rumah setelah Taehyung membujuknya dan berjanji bahwa malam ini akan menginap lagi mansion mewah keluarga chaebol Jeon. Sudah dibilangkan, Kim Taehyung tidak bisa berkata tidak atas semua kemauan Jeon Jeongguk, bahkan ini belum lebih dari 1 hari!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad boy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang