Minvass
Taehyung menatap sekitarnya dengan was-was. Mata dan fikirannya tidak bisa tenang. Ini sudah larut dan dia baru saja pulang dari tempatnya bekerja part-time.
Kaki jenjangnya menyusuri gang sempit dan gelap. Berjengit kaget saat mendengar suara langkah kaki sesorang di belakangnya. Dengan perlahan dia menolehkan kepalanya dan yang ia dapati hanya lorong kumuh nan gelap dengan tidak ada seorangpun disana.
Tapi tetap saja, dia merasa sedang diikuti. Ayolah siapapun pasti akan berfikir sama dengannya jika kau pulang larut malam menyusuri gang sempit yang sepi ditambah lagi kau mendengar suara langkah kaki sesorang.
Apa dia punya penguntit sekarang? Pertanyaan itu berputar di kepalanya.
Sesekali dia menoleh kebelakang untuk memastikan ada seseorang yang sedang menguntitnya. Namun nihil, dia tidak menangkap adanya pergerakan seseorang.
"Apa aku hanya berhalusinasi?" Monolognya.
"Ya, mungkin aku hanya berhalusinasi. " Ucapnya sekali lagi. "Sadarlah Kim!" Taehyung memukul kepalanya dua kali lalu berjalan cepat menuju rumahnya.
Hanya saja saat ia melakukan itu, langkah kaki misterius tadi juga terdengar terburu buru seperti ingin mengejar langkahnya.
Telinga Taehyung tidak tuli untuk dapat mendengarnya. Sekali lagi dia menoleh. Dan sedetik kemudian matanya membola dan jantungnya berpacu dengan cepat.
Disana, di ujung perpotongan gang sempit itu sesosok misterius menggunakan hoodie hitam berdiri dengan menggenggam pisau kecil di tangan kanannya.
Tubuh Taehyung kaku. Matanya melotot menatap sosok misterius itu. Batinnya menjerit histeris agar ia cepat lari dari tempat itu, namun kakinya serasa tertancap diatas tanah lembab tersebut.
Meneguk ludahnya kasar saat sosok itu berjalan mendekat kearahnya dengan langkah kaki yang dibuat-buat.
Sial.
Kakinya benar benar brengsek.
'Sialan. Bergeraklah kaki!' makinya dalam hati.
Taehyung mengumpulkan semua tenaganya hingga akhirnya dia dapat berlari menjauh dengan tali sepatu yang tidak terikat sempurna. Tunggu—apa? Oh tidak. Ini tidak bagus.
Tubuh kurusnya tersungkur di atas tanah lembab tersebut.
Taehyung fikir saat Yoongi hyung berkata bahwa dia itu bodoh sekaligus ceroboh hanya mengada-ada tapi sayangnya Yoongi hyung memang berkata apa adanya.
Taehyung meringis kecil seraya mencoba berdiri. Matanya melirik pada sosok berhoodie hitam yang masih setia memainkan langkahnya mendekati Taehyung.
Jaraknya dengan Taehyung semakin dekat.
'Apa yang dia inginkan!?' Jeritnya dalam hati.
Taehyung menyeimbangkan tubuhnya agar tidak limbung. Sesuai rencana dia akan berlari secepat mungkin, di depan sana pasti sudah cukup aman karena biasanya ada polisi atau warga yang sedang berpatroli.