2 - Meets

41 13 3
                                    

~~~~~DYLA P.O.V~~~~~

Sudah 2 hari sejak Riska di-diskors. Dan aku masih tak memiliki satu pun teman. Aku merasa seperti seorang manusia yang hidup di planet terpencil. Aku lebih memilih diam disudut atap sekolah dan menunggu seseorang yang tidak aku kenal menjemputku daripada memaksakan diri untuk berteman‎. Ditengah-tengah lamunanku, tangan seseorang menepuk pundakku dengan tiba-tiba. Secara spontan aku menarik tangannya dan memutarnya.

"Akh! Akh! Akh!" teriaknya.

"Sakit! Sakit! Let my hand go!" lanjutnya lagi.

'gila bahunya lebar banget, gue bisa ngegantung cucian gue tuh disan-eh apasih ah.. ya pasti nggak lah'

Saat aku melepaskan tangannya dia menghela nafas lega.

"Thanks god~ my beautiful hand~" ujarnya.

Merasa tidak diperhatikan aku meninggalkannya dengan tangannya yang 'berharga' itu tanpa meminta maaf.

****** esoknya ******

~~~~~~ A-P.O.V ~~~~~~

"La" panggil Riska.

"K'napa?"

"Kita hari ini ngapain aja?" Tanya Riska, yang sedang berjalan sambil menatap kebawah.

"Hm..., ah iya ujian pemilihan kelas" jawab Dyla.

"Gak ada kegiatan lain apa?" tanya-nya lagi dengan nada malas.

"Nope, sorry girl" Tak lama kemudian bel pertanda masuk berbunyi, menandakan bahwa ujian akan segera mulai.

"La, kelas gue dimana?"

"Kelas lo bersebelahan sama kelas gue" Dyla menjawab lagi.

"Dyla!"

Terdengar suara laki-laki memanggil Dyla dari kejauhan. Serentak Dyla dan Riska menoleh ke sumber suara, seorang laki-laki yang berlari ke arah mereka.

'Ngapain dia kesini, eh.. dia kak Andi kan?' ujar Riska dalam hati.

Tidak seperti Dyla yang bingung harus berbuat apa, Riska malah menatap Andi dingin dan menarik Dyla menjauhi Andi sebelum Andi dapat sampai di tempat mereka. Dyla bisa melihat raut wajah Riska yang kesal dengan jelas. Maklum, Dyla tau kalau sahabatnya yang satu ini tidak suka berinteraksi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya.

********

"Jadi lo ambil IPS La?" Dyla mengangguk.

"IPA disini ada sains nya kan? Bisa praktek bedah.. akhirnya bisa nge-bedah sesuatu" decak Riska lagi yang membuat Dyla hanya bergidik ngeri akan perkataan sahabatnya itu.

"Ris, ni kelas lo. Kelas gue disebelah lo jangan bikin masalah please" Riska mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan dan merapikannya lagi.

"Gak bakal, emang gue pernah bikin masalah tanpa lo?" sahut Riska yang hanya dibalas dengan tatapan sinis Dyla.

"Serah lo, gue mau masuk kelas.. gua lupa belajar" Riska melambaikan tangannya pelan dan masuk ke kelas bersamaan dengan Dyla‎.

~~~~~RISKA P.O.V~~~~~

Kelas yang tadi ributnya minta ampun menjadi hening seketika saat aku masuk. Apakah aku seseram itu? You gotta be serious. At least ada kursi kosong di tempat paling belakang. Bisikan-bisikan mengiringi langkahku menuju kursi yang aku inginkan. Tepat sebelum aku menggila aku telah duduk bersandar di kursi dekat jendela itu. Kurasa aku akan tidur selama ujian ini.

~~~~~A-P.O.V~~~~~

"Ehmm.. excuse me"

'Oh you gotta be kidding me!'

Seorang gadis berambut sepunggung agak pirang kecoklatan menyentuh pundakku untuk membangunkanku.

"Aku.. ehm.. I don't have a seatmate.. can I sit with you? I mean if you don't want to sit with me it's fine.." orang Inggris?

"Whatever.. just don't bother me to much. Got that?" dia mengangguk pelan lalu menaruh tasnya disebelahku.

"Thank you, I don't know what to do without you" ujarnya lagi. Gila logatnya kentel banget, dah pasti orang England nih

"Anak-anak duduk di bangkunya masing-masing!" Pak kepala sekolah.. kepala 'nge-cling' as always

"Hari ini saya yang akan mengawasi kalian, jadi tolong kerja samanya" lanjutnya lagi.‎

'This is going to be a very long day..'

90 menit kemudian

"Hey~ do you wanna go to the canteen with me?" gadis disebelahku memulai pembicaraan lagi.

"Dunno, not sure.. why?" dia menggelengkan kepalanya sambil menyunggingkan senyum.

"Hey, I forgot to ask your name" gadis blasteran disebelahku berbicara tepat sebelum aku mau berdiri.

"What's your name?" aku balik bertanya.

"Elizabeth Daviana Virginia, my parents call me Elizabeth.." jawabnya sambil tersenyum.

"Riska, my name is Anastasia Victoria Riska.. and my parents call me psycho.."

"Ehm.. and why did they call you that?"

Aku tertawa kecil.

"Cause.. I am a psycho" jawab Riska dengan nada bangga.

"Ehm.. can I just call you Anastasia?"

"Ngga, gue gak suka"

"Enga? means 'no' right?"

"Yea it is, just call me Riska"

Elizabeth hanya mengangguk, lalu saat Riska berdiri hendak keluar kelas untuk bertemu Dyla. Elizabeth malah menarik lengan Riska

"Can I come with you?" tanya Elizabeth

"Whatever" jawab Riska acuh. Saat mereka hendak menemui Dyla, ternyata Dyla sudah ada di depan kelas mereka.

"Eh.. lo kok udah disini? baru mau gue cari" tanya Riska penasaran.

"Ya jelas gue kesini duluan gue mau cek lo bikin masalah ato nggak, terus dia siapa?" tanya Dyla sambil menunjuk ke arah Elizabeth

"Uhm.. Hallo, a-aku Elizabeth. S-senang bertemu um.. de-denganmu" jawab Elizabeth sambil tersenyum manis

'Gila cantik banget. Tapi kok ngomongnya campur sih?, blasteran?' pikir Dyla

"Oh.. Hi juga, aku Dyla. Umm... -"

"Udah basa-basinya, yuk ke kantin aja gue laper" kata Riska sedikit sebal ‎

"Iya-iya" jawab Dyla dengan sumringah.

"Eli, umm.. mau ikut?" tanya Dyla

"Sure" jawab Elizabeth dengan senyum manisnya‎.

********

1,2,3 Next -›

Hi maaf ya, banyak kata - kata yang baru diganti. Lain kali author lebih hati - hati deh. Mohon dimaklumi kesalahannya...

Our Messy LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang