Bus malam Executive class itu melaju dengan cepat di sekitar kota Brebes. Waktu sudah menunjukkan jam 23.45 WIB. Seorang gadis melayu cantik bertudung lebar warna putih dan berjubah coklat bernama Shidah duduk di bangku paling belakang, hanya seorang diri.Read more»
Dia terlihat sudah amat mengantuk. Sementara para penumpang lain sudah tidur dengan nyenyak. Hanya alunan musik santai terdengar lembut. Di tengah kegelapan bus yang lampunya dimatikan nampak sang kondektur bus itu tengah berjalan santai menuju bahagian belakang bus. Kebetulan bus hanya ditumpangi 5 orang. 4 orang berada di bahagian depan. Dari tengah ke belakang hanyalah kosong.Kondektur bernama Balakrisnan, seorang india berjalan santai ke belakang. Tiba-tiba matanya tertumpu pada sesusok tubuh yang terbalut tudung lebar warna putih dan jubah coklat. Gadis itu terlihat mengangguk-anggukkan kepala karena mengantuk. Melihat gadis itu sendirian, ditambah pakaiannya yang baginya terlalu sopan membuat dia berasa bernafsu.
Dadanya berguncang, birahinya mula bangkit. Ia membayangkan bagaimana bentuk tubuh gadis melayu di balik pakaian serba tertutup itu. Membayangkan bagaimana kalau mulut gadis melayu bertudung itu mengulum batangnya. Oh, tiba tiba batangnya menegang keras sekali. Segera didekatinya Shidah lalu tangannya mencekik leher gadis melayu berkenaan.
Shidah, si gadis bertudung itu tersentak, ketika merasakan bagian lehernya terasa sakit. Matanya terbeliak penuh ketakutan. "Ikut cakap aku, kalau kau tidak mau mati", ancam Balakrisnan.
Shidah yang sedang dikuasai perasaan takut hanya mampu terdiam dengan tubuh gementar. Jantungnya terasa seakan mau gugur kerana berdegup kencang. Sesat kemudian dengan suara seakan tercekik gadis bertudung putih itu bertanya,
"Mmau..apaa..??".
"Ikut saja cakap aku, kalau tidak aku bunuh kau sekarang.",ancam lelaki itu lagi.
Shidah membungkam. Ia tidak berani berbuat apa-apa, ketika tangan kanan lelaki itu mulai menyusup masuk kebalik tudung lebar yang dikenakannya dan mulai meramas ramas buah dadanya dari luar jubah yang membalut tubuh Shidah.Dia hanya mampu merintih-rintih. "Tolong.., jangan buat saya macam ni.", pinta gadis bertudung itu dengan nafas yang mulai tidak teratur. Namun Balakrisnan tidak perduli. Tangannya semakin ganas meramas buah dada montok gadis berjilbab yang berusia dua puluh satu tahun itu.
Balakrisnan mulai rasa batangnya semakin tegang, dia segera membuka zip seluarnya sendiri dan mengeluarkan batangnya yang cukup besar dan panjang, berdiameter 4 cm dan panjang 22 cm. Mata Shidah semakin terbeliak melihat barang lelaki yang selama ini belum pernah dilihatnya, bahkan belum pernah dibayangkannya.
Balakrisnan meletakkan batangnya itu kehadapan wajah Shidah .
"Sekarang kau hisap batang cepat.", perintahnya.
Shidah menolak paksaan Balakrisnan dengan memalingkan wajahnya dari pemandangan yang baginya menjijikkan. Tetapi tangan Balakrisnan makin terasa kuat mencekik di lehernya, sehingga terpaksa menurut kehendak Balakrisnan. Dia mula membuka mulut dengan mata terpejam kemudian menjilat-jilat batang Balakrisnan yang berwarna hitam legam.
Lidahnya terlihat indah seperti mengelus-elus penisnya. Tak lama kemudian ia mulai mengulum-ngulumnya meski dengan perasaan jijik. Kepala gadis bertudung putih lebar itu pun mulai bergerak maju-mundur. Dari jauh, kelihatan Balakrisnan menghadapkan badannya ke arah Shidah. Ia merasakan kenikmatan tiada tara. Tak pernah dibayangkan bahwa seorang gadis melayu bertudung mengulum-ngulum batangnya seperti itu. Kuluman Shidah semakin ganas.
Nampaknya gadis itu mulai tergugat juga birahinya. Selama ini matanya selalu terjaga, tidak pernah memandang aurat lelaki, apalagi kemaluannya. Kini batang Balakrisnan yang panjang, besar, hitam dan tidak bersunat itu berada dalam mulutnya, dengan wajahnya yang cantik berhiaskan tudung putih lebar.