Pagiku

5 0 0
                                    

Saat ini, aku masih bermimpi tentang harapan dan keindahan.

Semuanya hilang, saat aku dibangunkan oleh bapak yang minta diantar olehku ke sawah. Maklum lagi musim nandur; menanam padi.

Aku beranjak dari tempat tidur dan segera ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Beruntung sekarang libur sekolah, jadi mandinya nanti saja siangan, setelah nganter bapak.

Bapak juga kayanya terburu-buru.

Menyorenkan cangkulnya di pundak, bapak naik ngebonceng di belakangku.

Di tengah perjalanan aku bertemu dengan ibu-ibu. Dia membawa sepeda motornya lumayan pelan.

Tak lama, kemudian dia menyalakan lampu sen nya ke kanan. Di depan juga ada pertigaan.

Aku berniat menyalipnya, aku menaikan kecepatan dan hendak menyalipnya lewat kiri.

Bukan main, aku langsung menginjak pedal rem sekuat mungkin, karena ibu-ibu ini ternyata belok ke kiri.

Bayangkan jika aku tak mengijak pedal rem, apa yang terjadi?

Bu-bu.. 😒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KATAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang