BAB 6

13 5 0
                                    

Jangan lupa ⭐




"Mau kamana sih,  udah pegel ni gue"

"..."

"Ngomong kek! lo yang bawa gue kesini, tapi dari tadi cuma diem" lea mulai geram karna sejak Varel membawanya keluar dari lingkaran acara, bahkan ia tak mengeluarkan separah katapun. Hingga membuat Lea menghentakan kakinya.

"Sampe" jawabnya datar, dengan pandangan lurus kedepan.

Lea mengedarkan pandangannya dan mengikuti arah pandang Varel, mereka yang berkemah didataran tinggi kini menampilkan pemandangan didepannya yang begitu indah, yang tidak bisa ditemui dikota, dari atas sana mereka melihat pemukiman penduduk, dengan jarak Jauh dan keadaan gelap gulita, seperti melihat bintang yang bertaburan dari lampu lampu rumah penduduk.

"Indah" ujar Lea sambil tersenyum tulus dan jangan lupakan Varel yang kini menatapnya dengan pandangan teduh, kemudian ikut tersenyum,

"Iya, indah" ujarnya yang tetap memandang ke arah Lea, Lea pun yang merasakan adanya tatapan menoleh,  dan mata mereka saling bertemu.

"Tapi lebih indah yang kini dihadapanku" ujar Varel tanpa mengalihkan pandangannya yang membuat pipi Lea memanas.

Lea membuang wajahnya dan memandang ke depan lagi, alih alih menyembunyikan debarannya,  ia malah makin berdebar ketika merasakan tangan yang melingkar dipinggangnya, dan merasakan hembusan nafas dekat kepalanya, yang kini membuatnya menegang.

Dengan perbedaan tinggi sekitar 20cm, Varel membungkukkan badannya agar bisa bersandar dipundak lea, yang semakin membuat Lea gusar karna serangan mendadak dari Varel,  ia pun tak bisa apa apa selain diam, karna ia pun merasakan kenyaman, iyah,  entah apa itu tapi kini Lea merasa begitu nyaman dan ingin menghentikan waktu,

"Astaga apa yang ku pikirkan? Gamungkin aku menyukainya! Ngga ngga" Lea membatin,  namun Varel seolah mengerti dan kini memutar badan Lea agar menghadap ke arahnya.

Tangannya terulur menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah gadis dihadapnnya, kemudian mangankat dagu gadis itu agar pandangan mereka bertemu.

"Mungkin bagimu ini hanya sebuah perjodohan, tapi jika bukan karna perjodohan ini, mungkin aku lebih sulit untuk mendekati mu, aku bersyukur karna adanya perjodohan ini, dan aku ingin membuatnya lebih nyata
Adzalea Nicky Daffanty, terlepas dari perjodohan, aku ingin kamu jadi pacarku"

Sebuah keajaban, cowok yang dikenal seperti tembok datar yang irit bica ini , kini mampu berucap seperti itu dihadapan Lea yang semakin membuatnya 'heart attack'

"Aku ganerima penolakan" Hell! Batin Lea.

"Sarap! Apaan banget deh" jengkel Lea sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Varel semakin gemas.

"Sekarang kamu milikku, hanya milikku Adzalea Nicky Daffanty"

Cup

Kecupan yang mendarat tiba tiba di kening Lea, membuat Lea mebelalakan matanya dan pipinya memanas, jantungnya seolah ingin keluar dari dalam tubuhnya saking kencang debarannya.

"Kembali yuk,  bentar lagi waktunya istirahat" tanpa menunggu Lea merespon karna masi melawan rasa terkejutnya, Varel langsung menarik tangan Lea, menuntunnya kembali ke perkemahan.

🌀🌀


Sementara di perkemahan kini terbawa suasana, dari penampilan tiap masing masing kelas mampu  membuat acara semakin meriah,

"Ada yang mau nyumbangin lagu?" tanya pembawa acara.

"Kamu?"tanya mc pada seseorang yang mengangkat tangannya dan membuat semua mata tertuju pasanya (miss nyang ditipi kali)

FAMOUS GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang