Apakah Tuan mempunyai payung?
———
Di akhir tahun ini aku memutuskan untuk liburan ke suatu kota. Terkadang raga kita perlu refreshing juga kan?
"Huh... Dimana busnya? Kenapa sedari tadi belum ada?" keluhku.
Ya, aku sudah menunggu kedatangan bus di halte ini sedari tadi. Bisa terhitung 30 menit sudah aku menunggu.
Dan 30 menit juga aku melihat gadis itu. Gadis di seberang jalan. Ia terlihat seperti menunggu sesuatu.
Tapi aku heran, untuk apa dia menunggu di tempat sesepi itu?. Kalau saja ia menunggu kedatangan bus seperti yang kulakukan, maka ia akan ke halte.
“Brr.. Dingin,”
Hawa dingin di pagi hari ini sungguh menusuk kulitku. Padahal aku sudah mengenakan mantel.Mungkin aku harus menambah lapisannya, batinku sambil melirik mantelku.
Kulihat juga gadis itu. Aneh, ia bahkan tak memakai mantel dan hanya memakai baju tipis. Tapi, ia tetap diam di tempatnya seakan tak terjadi apa-apa.
Melihat gadis itu berdiri di tempat gelap itu sendirian, mengingatkanku pada sebuah cerita. Cerita yang kudapat sebelum kepergianku ke kota ini.
——
“Hei, apa kalian pernah mendengar cerita tentang Gadis di Bawah Payung?”
Itulah yang diucapkan Raka ketika masuk ke kelas. Bukannya menyapa teman sekelasnya. Ia malah bertanya tentang cerita.
Cerita apa tadi? Gadis di Bawah Payung?
“Kau ini, bukannya mengucapkan selamat pagi,” kata Celine ditambah jitakan pada kepala Raka.
“Aww... Aku kan hanya bertanya.” balas Raka sambil mengelus bagian kepalanya. “Jadi apa kalian pernah mendengarnya?” tanyanya lagi dengan penuh semangat seakan melupakan rasa sakit di kepalanya.
Teman-temanku saling memandang satu sama lain dengan tatapan bertanya. Dan mereka hanya mengendikkan bahu. Pun aku juga hanya diam mendengarkan.
“Tidak,” jawab Celine yang mewakili kami bereempat.
“Hahaha... Sudah kuduga kalian tak mengetahuinya.” ejeknya sambil berbangga diri.
Celine terlihat jengah menanggapi Raka yang biasa begitu.
“Iya, iya. Lalu apa yang menarik dari cerita itu?”
“Sebelum aku bercerita kalian berempat mendekatlah terlebih dahulu. Ayo kemari!”
Celine dan aku sontak maju ke depan berikut kedua temanku yang lain.
“Jadi, cerita Gadis di Bawah Payung adalah... ” Raka pun mulai menceritakan tentang cerita tersebut.
Cerita bermula dari seorang gadis yang selalu disiksa. Gadis itu tak mempunyai apa-apa untuk hidup. Bahkan untuk makan pun hanya ia dapatkan melalui tempat sampah.
Suatu saat musim hujan datang di kota gadis tersebut. Gadis itu pun bingung menghadapi musim penghujan. Pasalnya, ia sama sekali tak mempunyai tempat berteduh.
Gadis itu pun berinisiatif untuk meminta payung kepada orang-orang sekitarnya. Pikirnya setidaknya sebuah payung dapat meneduhkan ia dari derasnya rintik hujan.
Ia mulai bertanya kepada setiap orang yang ia temui di jalan. Banyak orang yang ia temui, sebanyak itu juga ia mendapat jawaban tidak.
Di sore hari gadis itu sudah sangat kelelahan mencari siapapun yang mempunyai payung. Walaupun sudah lelah tapi gadis itu terus saja melanjutkan pencariannya. Apalagi langit sudah mulai mendung.