Voice: New Beginnings

97 5 0
                                    

18 Oktober 2014

Seorang namja manis baru saja akan pulang dengan tawa riang ketika tahu bahwa dirinya telah memenangkan sebuah lomba menyanyi tingkat satu Shanghai.

Iya, memang hal seperti itu patut dan normal jika dapat membuat seseorang senang dan bahagia.

Dia berlari kepada sepasang orang yang tersenyum dengan senyuman lebar, menunjukkan bahwa mereka bangga dengan putra mereka.

"Renjun, selamat ya!" Kata sang Ibunda kepada sang buah hati dengan senyuman lebar kepada putranya.

"Iya, jagoan Ayah sudah besar ternyata sekarang" komentar sang ayah kepada sang anak semata wayangnya.

Anak itu, yang dipanggil Renjun, tersenyum dengan sangat manis dan menunjukkan medali dan sertifikat yang diterimanya dari juri.

"Hari ini kita akan makan malam bersama! Bersama sepupu kesayangan mu, Chenle, kau mau kan?" Tanya sang Ibu dan tentu, anak manis itu mengangguk setuju.

"Ya sudah, ini sudah lumayan sore, kita pulang yuk" ajak sang ayah, Ibunya dan Renjun pun setuju.

"Kita akan rayakan hari ini!"

Renjun disana berpikir bahwa hidup itu, sangat, sangat indah, dia memiliki orangtua yang selalu suportif akan hobi dan rasa cintanya pada menyanyi, dan bermusik.

.
.
.

Sampai sebuah tragedi terjadi pas ketika dia sedang dalam perjalanan pulang.

Sebuah truk, melawan arus dan menabrak mobil yang dikendarai oleh orangtuanya dan dirinya.

"B...baba? Mama...?" Tanya Renjun, dan ketika dia bersuara, tenggorokan nya terasa sangat sakit, dan dia menyadari bahwa tenggorokan nya terkena serpihan kaca pecahan mobil dan di kursi depan, adalah kedua orangtuanya terluka dengan sangat fatal.

"T...tolong.....seseorang....tolong..."
Katanya sebelum kehilangan kesadaran total.

.
.
.

Namja manis itu bangun di sebuah ruang berwarna putih, pas ketika dia bangun, tenggorokan nya, yang kini dilapisi dengan perban dan gips juga sekitar badannya.

Dia melihat sekitarnya, namun, tidak dapat bergerak terlalu banyak karena rasanya sangat sakit ketika dia bergerak.

Sebuah selang juga terasa berada di tenggorokan nya, yang jujur ingin membuatnya muntah.

Dan, pas saat itu juga, seorang namja cilik yang cukup dia kenal membuka pintu, dan reaksi namja itu...sangat shok.

Namja mungil itu antara lega, bahagia, sedih, khawatir, entah, semua itu campur menjadi satu.

Ketika Renjun mau memanggil nama namja itu, Chenle, tidak ada yang keluar selain rasa sakit di tenggorokan yang sangat menyiksa.

"Gege, tenang..." kata Chenle konstan ketika Renjun memegang lehernya.

Renjun menatap Chenle dengan mata sudah basah, dirinya, bahkan tidak bisa memanggil nama adik sepupu kesayangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang