Prolog

29 6 0
                                    

SENJA DAN KICAU MANJA DI BIBIR KOTA

Di garis tipis bibir kota yang bergincu
Temaram kelam membatu membisu
Denting gulir angin yang menentu
Dan derap lantunan waktu yang melaju
Perlahan bosan pasrah layu dan lesu
....

Ini bukan saat tiba perpisahan
Namun air mata terasa menggenang dan tertahan
Ini adalah pertemuan pelepas kerinduan
Mengapa tak digunakan buat kebahagiaan

Ku tatap mereka satu-satu
Berharap tiap rautnya tak kan luntur disapu waktu
Garis matanya yang biasanya penuh semangat
Berpendar dengan kesedihan yang berkarat
....

Jika kau buat kisah tentang dirimu
Tentu kau mengakhiri dengan happy ending
Itu kalau kau bahagai dengan hidupmu.
Jangan sampai ada airmata yang membanjir
Haruslah senyum kebanggaan yang terakhir terukir
...

Berbanggalah kau pernah bertemu denganku
Berbanggalah kau pernah tertawa denganku
Berbanggalah kau menjadi inspirasi dalam setiap babak dalam novel perantauanku

Simpanlah air mata, itu untuk duka
Simpanlah air mata, itu untuk gondala saja
....

Di bibir kota
Burung-burung kecil berbicara
Aku bahagia kita bisa berjumpa
Kau takkan lupa denganku kicau yang manja

Kota Malang, Pukul 16.29 WIB 18 Oktober 2018

SENJA DAN KICAUAN MANJA DI BIBIR KOTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang