Nobita merengutkan wajahnya frustasi, berkutat dengan tugas musim panas yang diberikan sekolah kepadanya. Tumpukkan tugas tampak terlihat jelas di meja belajarnya, buku tugas dihadapannya pun belum berhasil dikerjakan bahkan setengahnya. Doraemon sendiri sedang duduk sambil membaca komik Nobita yang baru dibelinya sambil mengipas-ngipaskan kipas kertas yang dimilikinya untuk mengurangi rasa panas.
"Aahh Doraemon, di sini panas sekali. Tidak bisakah kau mengeluarkan alat yang dapat membuat udara lebih sejuk?" Nobita merebahkan setengah tubuhnya diatas meja belajar menutupi tugas.
Doraemon melirik Nobita dan menghela nafas kasar. "Aah, Nobita kau ini mnegeluh saja, cepat kau kerjakan tugas mu saja sana !" Doraemon mengalihkan pandangan dari Nobita dan sibuk dengan bacaannya kembali.
Nobita menatap doraemon berkaca-kaca, menjatuhkan dirinya dan mulai merengek pada Doraemon, "Doraemooonn... kumohon, aku tidak bisa mengerjakan semua tugas ini karena terlalu panas. akutidak dapat kosentrasi Doraemooonn~" Nobita menarik-narik tangan Doraemon untuk menarik perhatiannya dan hanya diacuhkan oleh Doraemon.
Kesal karena tidak perhatikan, nobita pun mulai mengganggu Doraemon. Merasa kesal dengan tingkah Nobita, Doraemon pun balas mengganggu Nobita yang berujung pertengkaran mereka berdua. Saat Nobita dan Doremon sedang sibuk bertengkar, ruangan dan benda-benda di kamar bergetar kuat sehingga menghentikan pertengkaran mereka.
"Wah wah Doraemon, kenapa jadi bergetar?" nobita langsung memeluk Doraemon dan Doraemon pun juga memeluk Nobita
"A-aku juga tidak tahu Nobita," setelah lima menit bergetar, getaran terhenti dan terdengar suara nyaring dari laci meja belajar nobita yang merangkap mesin waktu.
"Kunjungan dari abad 22, kunjungan dari abad 22!" asap tiba-tiba saja keluar dari laci meja.
"Uhuk-Uhuk, aduhh aku tidak suka sekali perjalanan dengan mesin waktu" sesosok pemuda tampan keluar dari mesin waktu menatap Nobita dan Doraemon yang terlihat bingung menatap kehadiran pemuda itu.
Doraemon dan Nobita menatap bingung sosok pemuda tampan yang sepertinya lebih tua dari Nobita, berambut hitam dan mengenakan kacamata yang mirip dengan punya Nobita. Nobita merasakan wajahnya memanas saat tatapan pemuda itu berfokus padanya. "Sst, hei Nobita, apa kau mengenal orang itu?" Doraemon berbisik pada Nobita yang hanya dijawab gelengan tidak tahu dari Nobita.
Pemuda itu menatap tajam Nobita dan mulai turun dari laci meja belajar Nobita "Apakah kau... yang bernama Nobi Nobita?" pemuda itu berjalan perlahan ke Nobita.
"Hii" Nobita menjerit tertahan merasakan seluruh tubuhnya menegang mendapati tatapan tajam pemuda di depannya, "Do-Doraemon, bagaimana ini? siapa dia? Tolong aku Doraemon" Nobita mengeratkan dekapannya pada Doraemon dan bersembunyi di belakang Doraemon.
Doraemon dengan tubuh bergetar memberanikan diri untuk maju dan menutupi Nobita. Mengeluarkan barang-barng dari kantung ajaibnya, mengeluarkan senapan angin dan mengarahkannya kepada pemuda itu."Kau! si-siapa kau? Ada apa kau mencari Nobita?"
Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum manis "Aku? Apa kau tidak mengingatku Doraemon?" aura bling bling langsung memancar dari belakang pemuda itu dan membuat silau doraemon dan Nobita.
:"Uuhh, silau sekali" seru Doraemon
"Sst.. Doraemon, entah mengapa aku seperti kenal dengan senyuman dan sikapnya itu."
Pemuda itu tersenyum dan berjalan mendekati Nobita. Saat sudah tepat dihadappannya, pemuda itu berjongkok dan memegang lengan nobita yang menutupi pandangan anak laki-laki itu darinya.
Nobita tersadar dan mengalihkan pandangannya pada pemuda yang saat ini tersenyum padanya "Tentu, tidak hanya kenal kau adaah orang yang paling mengerti mengenai diriku di masa depan nanti. Perkenalkan, namaku Dekisugi Hidenobi senang bertemu dengan mu dimasa lalu papa." Pemuda itu tersenyum lebar seperti senyum yang dimiliki Nobita, sedangkan Nobita?
Ia sedang berdiam kaku memproses semua hal yang masuk pada dirinya. 'hah? Dekisugi Hidenobi? Papa? Dia Anakku? Dengan dekisugi? Satu-satunya yang bernama dekisugi kan hanya Hidetoshi Dekisugi yang itu?' 25% loading 50% loading 75% loading 100% loading. "APAAAA!!!!" dan teriakan Nobita terdengar sampai satu kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Husband?!
FanfictionKetika seorang pemuda dari masa depan datang menemui Nobita dan memanggilnya 'papa ' mengaku sebagai anak semata wayangnya dengan sang ayah membuat Nobita bingung. Papa? ayah? jadi kedua orangtua nya sama-sama laki-laki, lalu siapa ibunya?