0.1such the same

23 1 0
                                    


"hari ini sama saja,sama buruknya dengan hari sebelumnya "


_________________________________________

.
.
.

"akh"

Kepala gadis itu otomatis menengadah, kepalanya terasa berdenyut ketika si pelaku menjambak kuat rambutnya. Gadis yang bernotabene sebagai korban itu menggigit bibir bawahnya menahan erangan yang dapat membuat si pelaku semakin gemas menyiksanya.rasa besi mulai dirasa oleh indera pengecapnya namun Ia tetap memejamkan matanya berusaha terlihat tegar di depan musuhnya.

"Ya stupid! Kau sengaja melakukannya bukan? ".

Pelaku yang diketahui bername tag Seo Jiyeon dan dua anteknya yang bernama Lee Seulhi dan Kim Jirae yang hanya berpangku tangan dengan tatapan sinis,hanya menonton Jiyeon yang semakin menguatkan cengkramannya pada sang korban mengetahui tidak ada jawaban dari sang korban.

"Ck"

Jiyeon mendorong tubuh Ahra. Membuat tubuh Ahra membentur dinding kamar mandi dengan kuat. Sehingga membuat rasa nyeri dan ngilu di punggung kurusnya. Baru saja Ahra terduduk dengan tidak eloknya di ubin kamar mandi,dirinya sudah basah tersiram air bilasan pel. Bukan tersiram, tapi disiram lebih tepatnya oleh kedua antek Jiyeon.

Kriiinggg

Bunyi bel menghentikan langkah Jiyeon yang baru selangkah mendekati Ahra. Tapi kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya dan berhenti sambil berjongkok di depan Ahra yang kondisinya sangat tragis.

"Ya! Jiyeon! Bel sudah berbunyi. Waktu mainmu hampir habis"
Seulhi memperingati bersama Jirae yang mengangguk setuju.

"Gadis cupu yang manis... Aku iri padamu. Kenapa kau selalu diselamatkan oleh waktu??Hmm??? --padahal aku masih ingin bermain-main denganmu"

Jiyeon menatap jijik Ahra dengan wajah cemberut yang dibuat-buat.

"Ya sudah kami pergi ya Ahra,,lain kali kita main lagi. Kajja"

Jiyeon bersama para anteknya berlalu meninggalkan Ahra dan dengan sengajanya mereka menendang kaki Ahra yang terduduk bersimpuh di lantai. Disertai dengan kekehan ringan dari mulut mereka.

Remasan kuat pada rok Ahra terlepas setelah ketiga orang itu pergi. Dia menghembuskan napas panjang dengan dada bergetar. Ia memungut kacamata bundarnya yang sempat terlempar saat insiden tadi. Dia mencoba berdiri dengan sekuat tenaga.

Pandangan Ahra jatuh pada rambutnya yang berserakan di bawah. Sebegitu kuatnya jambakan Jiyeon tadi. Senyum miring tercoret di wajahnya saat perhatiannya beralih ke pantulan dirinya di cermin. Sangat jauh dari kata baik. Menangis?tidak ada gunanya menangis saat ini. Ahra bukanlah seorang gadis lemah,lagipula ini bukan yang pertama baginya.

"Sshhhh"
Gadis itu sedikit meringis saat menyentuh luka di bibir bawah yang dibuatnya sendiri. Sedikit darah kering tampak menodai bibir pucatnya.

Ahra membasuh muka dan memperbaiki ikat rambutnya,berpikir itu dapat merapikan sedikit tampilannya.
Tak banyak yang berubah, hanya wajahnya saja yang tampak sedikit berubah karena sudah dicuci.

Dia tidak mungkin belajar ataupun pulang dengan keadaan seperti ini,dan Ahra sedang tidak ada daftar pelajaran olahraga hari ini. Jadi, dia tidak bisa berganti pakaian.
Sedikit masuk angin sampai menunggu bajunya kering di sini tidak akan apa-apa baginya. Hanya butuh beberapa jam kan mengeringkan pakaian walaupun tidak kering sempurna. Setelah itu, Ahra baru akan pulang.

.


.
.

🐾🐾🐾

"Hhhhh"

Satu cup ramyeon instan yang sudah tandas terlempar ke tempat sampah.
Gadis itu berjalan dengan lunglai ke kamarnya.

Gadis itu menghempaskan dirinya di kasur yang tidak terlalu empuk namun nyaman baginya lalu memejamkan matanya.Pikirannya berkelana ke masa lalu,memikirkan dimana gerangan kakak laki-lakinya berada.

Min Yoongi, kakak laki-lakinya yang menghilang sekitar tujuh tahun lalu tepat saat ayahnya meninggal akibat kecelakaan.

Tempat tinggal Ahra bukanlah sebuah apartemen atau sebuah mension mewah, tetapi hanya sebuah rumah kecil yang disewanya. Bukannya Ahra
Tidak mampu, bahkan dia sanggup membeli sebuah pulau dengan warisan ayahnya jika dia mau. Namun, dia memilih tinggal sendiri sejak masuk sekolah menengah daripada tinggal seatap dengan si ular ibu tirinya. Soal uang,ATM nya akan trus terisi setiap bulan dengan jumlah yang pas-pasan.Bahkan,tidak jarang Ahra hanya makan ramyeon instan. Karena wanita ular itu yang mengambil alih semua harta peninggalan ayahnya.

Seumur hidup Ahra belum pernah bertemu ibunya, hanya photo lusuh peninggalan ibunya yang masih dia simpan. Ibunya meninggal ketika melahirkannya dan ayahnya menikah saat dia berumur delapan tahun dengan kakaknya yang berumur dua belas tahun.

Karena itu Ahra kerap kali jadi bahan pembullyan di sekolahnya. Mereka menganggap Ahra seorang gadis buangan yatim piatu yang dicampakkan ibu tirinya. Ahra bahkan tidak pernah mempunyai teman.

Jiyeon dan ketiga temannya adalah orang yang paling sering membully Ahra, bahkan dengan kesalahan sekecil apapun. Tadi saja hanya karena sedikit tumpahan air jeruk yang Ahra bawa tidak sengaja mengenai seragam putih Jiyeon, sudah seperti itu hukuman yang diterima Ahra. Melawan bahkan sudah pernah dicoba Ahra, tapi satu berbanding tiga tidak akan sebanding. Pernah dulu ketika Ahra sampai sakit 3 hari karena dibully habis-habisan oleh mereka.

Yang perlu Ahra lakukan sekarang hanyalah bertahan, entah sampai kapan tidak ada yang tahu waktunya.

🐾🐾🐾

Thanks for your attention guys..

야야

3H:Hard Hurt HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang