1. Penolakan

31 4 6
                                    


Setiap makhluk yang dinamakan manusia pasti memiliki kisahnya tersendiri dalam lembaran hidupnya. Tidak tahu pada lembar keberapa, manusia pasti memiliki adegan-adegan yang menarik di halaman tertentu pada buku kehidupannya. Begitupun dengan gadis berkenamaan Vanalika. Namanya singkat bukan? Sederhana. Persis seperti orangnya. Ia memiliki kisah yang dianggap menarik pada lembar tertentu, tapi jangan menduga dulu. Ini jauh dari kisah anak kota yang memiliki bahasa gaul lo-gue. Ini jauh dari kisah lelaki dingin bertemu gadis baik-baik ataupun lelaki yang memiliki perangai buruk bertemu dengan perempuan yang memiliki sifat berlawanan. Ini sepenggal kisah yang berada di pelosok Pulau Sumatera, Kota Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kecamatan Singkut dan Desa Payolebar.

Kisah ini berawal pada lalu. Tepat di saat Vanalika atau gadis yang kerap disapa Lika masih berstatus siswi SMA Pelita Jaya di kecamatan Singkut. Masih anak naif yang belum tahu banyak hal tentang sesuatu dengan nama cinta. Hujan mulai surut meskipun awan hitam masih melingkupi sebagian penjuru. Beberapa siswa yang baru saja datang langsung mencari tempat duduk mereka melalui kartu ujian yang kemarin baru saja dibagikan. Lika masih menyibukkan matanya untuk menelisik buku tebal bersampul dengan judul Biologi. Ia sendiri tidak tahu apakah dengan seperti ini ia akan dapat memahami? Atau malah sebaliknya? Entahlah yang jelas hal itu dapat membuatnya tenang menghadapi ujian semester dua pada kelas XII.

"Yess! Woi dari sini dak keliatan kan kalo aku nak nyontek?" teriak Andri salah satu siswa yang kebetulan satu ruang dengan Lika.

"Ndri.. Ndri.. Kerjaanmu lo kok nyontek terus" Timpal Galih dengan nada bijaknya yang medok.

Disini uniknya Singkut. Di Singkut ini banyak penduduk trans atau campuran. Jadi beberapa suku terbesar disini adalah Jawa dan penduduk asli Jambi. Namun biasanya bahasa Jawa lebih mendominasi walaupun ini di Pulau Sumatera.

"Lika.."

Lika terhenyak mendengar seseorang memanggil namanya. Ia melirik ke atas mendongakkan kepalanya dan menggerakkan beberapa bagian badan yang berada di posisi yang sama selama beberapa menit tanpa bergeming. Mungkin kursi dan meja yang didudukinya juga turut pegal sama sepertinya.

"Aku mau ngomong sesuatu" Lanjutnya lagi.

Lika menghela nafas pelan, laki-laki ini sepertinya tak tahu waktu. Sebentar lagi ujian dimulai. Meskipun begitu, dia adalah pemeran utama dalam kisah ini. Ravindra Rifky. Perlahan dia menggeser bangku yang ada di depan untuk duduk di depan Lika dengan posisi berhadapan.

"Ngomong apa?" Lika tak terlalu menanggapinya dan melanjutkan bacaan bukunya.

"Aku serius"

"Iya ngomong aja, kan tinggal ngomong?" Usai Lika berbicara seperti itu, dengan cepat Ravindra mengambil bukunya dan menatapnya kesal.

"Perhatiin dulu aku ngomong"

"Apa?"

"Kamu mau jadi pacar aku nggak?"

"Enggak" Jawab Lika singkat tanpa menunjukkan adanya reaksi

"Kenapa?"

"Pacaran dalam Islam itu haram"

"Oh gitu.. Hm, yaudah lanjutin lagi deh belajarnya" Dia mengembalikan buku Lika setelah terdiam beberapa saat.

"Hmm" Gumam Lika pelan.

"Oh ya, yang tadi itu aku cuma bercanda kok Lik. Mau bikin konsentrasi kamu buyar aja" Ujarnya sembari berdiri merapikan bangku yang tadi diambil dan dengan santainya berjalan keluar kelas.

Lika meliriknya sekilas lalu matanya berkutat pada buku cetak tebal Biologi lagi. Dia berada di ruang kelas sebelah rupanya. Dasar aneh. Sepemahaman Lika anak yang bernama Ravindra Rifky itu tidak terlalu dekat dengannya. Kenal juga lantaran satu SMP dulu dan kebetulan sekarang satu kelas di SMA. Jadi ada angin apa tiba-tiba dia berkata seperti itu? Apa maksudnya? Meskipun Lika menatap buku dan tangannya membolak balik halaman buku. Pikirannya masih melayang merangkai imajinasi-imajinasi atau segala kemungkinan yang dapat dipikirkan untuk menerka apa yang membuat laki-laki itu begitu? Tapi keanehannya berhasil membuat Lika tersenyum. Ini memang canggung tapi canggung yang lucu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KAMUWhere stories live. Discover now