Yoongi dudukin diri diatas tempat duduk yang terbuat dari batu, masih sepuluh menit lagi namun cowok manis itu luar biasa gugup, beberapa kali Yoongi bangun dari duduknya berniat pergi namun diurungkannya lagi mengingat ia sendiri yang telah membuat janji dengan seseorang yang entah siapa. Sejujurnya Yoongi takut namun juga penasaran. Seringkali terbersit dalam pikirannya jika mungkin saja si pengirim sticky notes tersebut adalah penguntit yang berniat buruk padanya, bisa saja dia hanya mengaku-ngaku sebagai mahasiswa kedokteran. Yoongi makin takut, ia masukan ponsel yang sejak tadi ia genggam, ponsel yang sudah dalam mode siaga untuk memanggil Jimin jika memang orang itu berniat jahat. Awalnya Yoongi masih sedikit berani karena suara berisik dari dalam kelasnya masih terdengar hingga kebelakang namun saat tak terdengar suara apapun dari kelasnya membuatnya semakin gelisah apalagi saat waktu nunjukin pukul lima lewat sepuluh menit si pengirim sticky notes tak kunjung datang.
"emang dasar ciken" umpatnya, Yoongi berdiri dari duduknya, membersihkan debu yang menempel pada bagian belakang celana jeansnya kemudian berniat pergi sampai telinganya menangkap suara langkah yang sedikit tergesa. Yoongi merasakan bulu kuduknya meremang, Yoongi sudah berniat bersembunyi tapi suara berat seseorang dengan nada menyesal terdengar "maaf gue terlambat"
Cowok dengan denim pants serta tshirt putih dengan logo wtaps tercetak jelas di bagian depan menumpu kedua tangan pada lutut, nafasnya sedikit tersengal akibat berlari dari falkutas kedokteran. Sepertinya cowok itu baru selesai praktek karena jas praktikum masih menempel di tubuh tegapnya. Cowok itu kemudian berdiri namun dengan kepala tertunduk hingga topi hitam yang dipakainya menutupi sebagian wajahnya. Yoongi sedikit tersentak, di dekatinya cowok itu untuk memastikan jika dugaannya tak salah dan benar saja saat posisi mereka berhadapan Yoongi sebisa mungkin mengatur wajahnya agar terlihat datar seperti biasa.
"angkat kepala lo" perintah Yoongi, cowok itu menurut meski bagian depan topinya sedikit diturunkan hingga wajah bagian atasnya tetap tertutupi.
"Kim Namjoon" cowok itu reflex mengangkat kepala, ekpresi bingung keliatan jelas di wajah tampannya. Dan Yoongi yang liat sebisa mungkin nahan ketawa, karena sungguh cowok yang yang selalu keliatan keren tiap kali maju kedepan untuk menerima piagam prestasi saat ini sedang menampilkan ekspresi bodoh di depannya.
"Lo- tau gue?" tunjuknya pada diri sendiri. Masih dengan nahan senyum Yoongi ngangguk.
"emang siapa yang gak kenal si mahasiswa kedokteran yang selalu di banggain dosen?" Namjoon senyum kikuk kemudian menggaruk pelipisnya yang tak gatal. Yoongi berbalik kemudian mendudukan diri di tempat semula terus ngasi isyarat supaya Namjoon duduk di sampingnya.
"maaf, gue pasti bikin lo risih ya?" Yoongi gak langsung jawab, sedikit berpikir sebentar sebelum akhirnya mengerti maksud dari omongan cowok itu.
"emangnya siapa yang ga risih, serius berasa di terror sama orang yang tau lo, kegiatan lo dan apa yang lo sukain" Namjoon mengusap leher belakangnya terus gumamim maaf.
"Lo kenal Taehyung dan lo bisa nyampein itu lewat Taehyung yang jelas-jelas pacaran sama Jimin, sepupu gue"
"gue kan udah bilang gue malu, Lo itu cantik nah g-"
"gue gak tau kalo lo punya sisi krisis kepercayaan diri kaya gini" Namjoon ngangkat pandangan dan tepat saat itu matanya bersitatap sama Yoongi yang juga lagi ngedongak "Lo ga tau seberapa banyak orang yang suka sama lo, yang berharap deket sama lo"
"dan lo bukan salah satu dari mereka" ujar Namjoon lirih, kepalanya nunduk lagi tapi kemudian ngedongak saat Yoongi ngomong "siapa bilang?"
"gue"
Yoongi mendengus
"gak usah becanda Cuma buat bikin gue berharap"
"apa gue keliatan kaya lagi boong?"
Namjoon gak jawab tapi sebagai gantinya cowok itu natap mata Yoongi lama.
"Au ah, males sama orang yang ga percayaan" Yoongi berdiri dari duduknya namun Namjoon dengan sigap meraih pergelangan tangannya. Namjoon mengulum senyum, satu fakta yang gak pernah Namjoon tahu kalo Yoongi yang selalu nampilin wajah datar bisa bertingkah sedemikian menggemaskan
"Maaf, dan sebagai permintaan maaf gue traktir deh" Yoongi masih ngerucutin bibir
Namjoon nurutin pegangan di pergelangan tangan putih Yoongi menjadi menautkan jari mereka. "jangan bertingkah kaya gitu di depan orang lain" kemudian sedikit menarik Yoongi agar mengikutinya keluar dari belakang kelas Yoongi.
"emang siapa lo larang-larang gue?" Yoongi kembali jadi si Tsundere. Langkah Namjoon terhenti kemudian berbalik untuk natap Yoongi yang lagi nampilih muka galak.
"oh, ya udah maaf" Namjoon renggangin jarinya hendak lepasin tautan jari mereka tapi Yoongi malah ngeratin tautan tangan mereka "Harus diresmiin dulu dong baru boleh ngomong gitu" katanya sambil jalan duluin Namjoon dan menjadikan cowok itu mengikuti langkahnya dari belakang karena tautan jari mereka belum terlepas.
Yoongi hentiin langkahnya dan beruntung Namjoon segera nahan langkahnya sehingga tak jadi nabrak Yoongi yang berdiri di depannya dengan muka galak.
"gak peka" dengusnya. Namjoon miringin sedikit kepala setelahnya kedua lesung pipinya terlihat saat menangkap maksud dari ucapan Yoongi sebelumnya.
"Buat aku, tau kamu juga punya perasaan yang sama udah cukup buat negasin hubungan kita. Kata- kata kamu mau gak jadi pacar aku itu kadang ga berarti apa- apa karna seringkali orang ngucapin itu belum tentu punya rasa sayang sama orang yang di kasi confes" Namjoon ngacak rambut Yoongi "tapi aku bakalan ngomong itu biar kamu gak ngambek" namjoon berdeham sebentar terus ngambil kedua tangan Yoongi untuk ia genggam "Jadi, Min Yoongi. Mau gak jadi jadi pacar gue?"
END