PUISIKU

12 2 0
                                    

1/ Sepasang Quail
Oleh : Knife Babe

Pagi sekali
Mentari masih lelap
Di pembaringan yang gelap
Awan menari nari bercengkrama Penuh Sukacita

Di bawah
Tangan mungil berkaos hitam
Sibuk mencabut rumput liar

Jika Allah
Bisa merubah
Siang menjadi malam
Maka akan sangat mudah
Merubah lelahmu menjadi berkah

Sepasang Quail berlari
Menelusup diantara semak belukar  Gaduh menggelepar
Di terjang kaki kekar

Kepak sayap mu yang kecil
Nampak lelah
Menyusuri punggung
Bukit Siguntang.

Palembang 28 Januari 2020

****

2 /  Mengapa
Oleh. : Wied.WS.

Berdetak kencang jantung
Gemericik air gunung
Deras meminta empang

Tyas menengadah
Jenjang leher menggoda
George membabi buta
Di setiap titik indahnya
lampu gantung mengintip
Di setiap geraknya

Masihkah cinta berlari..?
Mencari yg lain lagi.?
Sesungguhnya sudah lengket
Serasa karet

Elizabeth berharap
Penuh belaian kasih Deril
Berlari mengejar Agustina.
Seperti : Johan, Johnson, Edward Kaeel dan Soem Kah yang terkapar
Di dekat Jembatan Mahligai

Mereka semua korban
Selendang manis mimpi pekan
Roboh di terjang hati palsu instan

Penuh tipu memburu
Endingnya nguras saku
Tanpa penghulu

Palembang 27 Januari 2020

****

3 / Mixtuznavia
Oleh : Wied.WS

Burung burung menari di udara
Asap gelap dan kau
Menangis duka
Pesta arwana mengelupas sisiknya

Seorang buta menonton
Dongeng semesta
Semestinya luka
Membuatmu menyala
Borok itu mesti di obati

Burung burung di angkasa mengosongkan kendinya,
Tuhan mengirim Harimau
Mengancam dengan auman- nya
Tapi tak ada yang takut
Segala yg keluar dari kepalamu

Mix,
Mahluk aneh
Berbulu lebat
Berkelebat di kepalaku
Dia menggoda dengan cara
Penuh misteri, aku terpana

Merinding lama
Ia mengajariku untuk dusta
Pada Tuhan
Seperti kelakuan setan
Di jaman kegelapan

Saat kupegang Tali keyakinan
Mahluk itu masuk
Menyumbat gendang telingaku
Sepi, dunia tanpa suara, tanpa nada.
Aku terbangun dengan tubuh Telanjang tengkurap.

Palembang 29 Januari 2020

4 / Awan Bertasbih
Oleh : Wied.WS

Awan Bertasbih
Mesjid-mesjid fajar
Membiarkan keheningan
Suara Tahmid menggelegar
Manusia pilihan langit.
Menyampaikan takbir bumi Menumbuhkan getar

Hai,
Pagi yang di kasihi
Haturkan pada langit
Menerbangkan takbir
Mengapa masih
Menyembunyikan
Renyah tawa

Palembang 29 Januari 2020

*

5 /  Hujan Bertasbih
Oleh : Wied.WS

Hujan Bertasbih
Masjid-masjid malam
Membiarkan keheningan
Tahmid dalam hati
Manusia pilihan langit
Meninggikan takbir bumi Melambungkan getar

Hai,
Pagi yang di kasihi
Tanyakan pada langit
Meninggikan takbir
Mengapa masih mengikat getir

Palembang 29 januari 2020

*

6 / Kangen yang Tertambat
Oleh: Wied. WS

Kurindukan kamu
Di musim akhir penghujan
Dengan Kopiah hitam
Dan sunyi di hati

Di matamu
Lidah api sore hari bertarung
Dedaunan berguguran
Ke wajah tepi jiwamu

Lenganku berpegangan
Seperti tanaman merambat
Dalam teduh, dedaunan menelan Suaramu, perlahan

Terpana Api unggun
Membakar rasa hausku
Aduh, teratai ungu, terpintal
Terjalin di jiwaku
Seperti hatimu bergelora
Musim penghujan sedang berjalan

Kopiah hitam
Suara Adzan
Hati seperti masjid mendekat
Menjadi kiblat
Ke mana kangen yang tertambat

Dan pelukan - pelukanku jatuh Bahagia bagai sumbu api
Langit dari sebuah kapal
Pakis dari pegunungan

Kenanganmu ada karena cahaya Pelangi dan laut diam
Melampaui korneamu
Menjauh tak tentu
Gelap pekat terbakar

Dedaunan basah
Musim penghujan runtuh Menghambur di ragamu

Palembang 3 February 2020

Kumpulan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang