Aku tak tahu apa yang terjadi padaku belakangan ini, aku selalu menatapnya dari jauh dalam diam dan terkadang aku harus berpura-pura mengabaikannya untuk menutupi semuanya. Aku selalu ingin memanggilnya tapi aku tak mengenalnya, aku tahu aku sudah pernah melewati perasaan ini sebelumnya namun belum pernah semabuk ini, oh... God what happen with me?
Seperti pagi ini saat aku melewati tempat kerjanya, aku tak mendapati ia duduk ditempatnya seperti biasa itu cukup membuatku benar-benar gelisah tak menatapnya sehari saja, tapi aku tak menyerah aku berusaha melongok ke dalam secara diam-diam sampai sebuah SMS mengejutkanku.
“Gosh…. I’m late” teriakku kesal sambil berlari kencang mengejar waktu yang terus berjalan. Aku berjalan dengan gontai menuju mejaku saat sepasang mata menatap tajam kearahku yang hampir saja terlambat.
“Miss Rose what time is it?” tanyanya dingin saat aku melewati mejanya.
“Uhm… almost 8 am sir,” jawabku setengah takut.
“Oh… really? But my watch show it’s 8.15 am,” katanya datar.
“Sorry I’m late sir,” kataku meminta maaf sebelum pergi ke mejaku.
Saat makan siang di rooftop atasanku yang menegur tadi menyusul dan duduk disebelahku dengan tatapan kesal bercampur dingin.
“Rossa kenapa kamu selalu terlambat atau hampir terlambat?”
“Maaf, aku benar-benar minta maaf membuatmu susah mas,” kataku penuh penyesalan dan berniat untuk tak mengulanginya.
“Ya sudahlah jujur aku benar-benar tak nyaman dengan karyawan lain, hanya karna mereka tahu kita ini teman satu universitas maka kamu bisa seenaknya,” ujarnya jujur membuatku tertegun sesaat dan melemparkan senyum manis menahan kata-katanya terakhir, kata yang selalu ia ucapkan saat ia benar-benar kesal padaku.
Sepulangnya aku mampir ke toserba tempat pria yang kusukai itu bekerja, aku menatap pria itu sesaat sebelum menghampiri pegawainya untuk menanyakan barang yang kubutuhkan, entah apa itu hanya ilusi atau memang pikiranku saja aku merasa dia menatap punggungku sebelum berbalik menjauhiku. Setelah mengucapkan terima kasih aku meninggalkan toserba itu dengan ditemani perasaan bahwa pria itu masih menatap punggungku dari belakang.
“Rose tadi mas Bryan mampir kesini dia nyari kamu tuh,” ujar seorang gadis padaku. Aku hanya mengangguk sambil mengucapkan terima kasih lalu masuk ke apartemenku.
“Mas Bryan,” seruku kaget saat melihat Bryan sedang duduk disofa ruang tamu.
“From where you are?” tanyanya dingin
“Nearly department store,” jawabku ringan sambil meletakkan tas berisi belanjaan.
“Oh… okay, don’t be late tomorrow” peringatnya datar lalu meninggalkanku.