Prolog

39 9 3
                                    

Restu Aditya, lelaki sabar saat menghadapi seorang kakak yang memiliki gangguan jiwa. Setiap hari ia harus mendengar kata-kata kasar dan tak jelas yang keluar dari mulut sang kakak, Riko Abiman.

"Bangs*t!"

"Cewek Pelac*r!"

Sering sekali ketika Restu masuk ke dalam kamar Riko saat hendak mengantar sarapan, ia mendengar kata-kata kasar itu.

"Sampai kapan kak kaya gini terus," kata Restu setelah meletakan sepiring nasi di atas meja.

"Bangs*t, cewek Pelacu*r."

Restu menggelengkan kepala, menarik napas pelan, "percuma saja aku bicara padamu kak, kalau kau selalu saja berkata itu. Cobalah kak, lupakan tentang masa lalu itu."

Setiap pagi Restu selalu mengantarkan sarapan ke dalam kamar Riko, karena hanya dia yang bisa masuk tanpa ada kemarahan. Sebab jika orang tuanya yang melakukan itu, Riko akan marah, berteriak dan melempar sepiring nasi yang sudah diletakan di atas meja.

Entah kenapa hanya Restu yang bisa masuk dan keluar tanpa harus membuat kakaknya marah-marah.

Clak!

Restu menutup pintu lalu menyeka tetes air mata yang menitik.

***

"

KelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang