"Alum baik-baik disana,istirahat yang banyak,jangan lupa makan,jangan main hp terus,yang paling penting jangan sakit."
Pria itu memutuskan sambungan teleponnya,ia masih memandangi layar hp yang ia genggam dimana terdapat foto seorang gadis cantik memakai hoodie berwarna pink dengan rambut di kucir kuda dan poni selamat datang yang semakin membuat manis penampilan gadis tersebut,ia berdiri sambil memakan ice cream,nampaknya foto itu diambil tanpa sepengetahuan sang gadis,pria itu hanyut dalam lamunannya hingga tak sadar bahwa beberapa pasang mata sedang memperhatikannya kagum.
"Aji tangkap," pria itu tersadar ketika seseorang memanggil namanya dan refleks bergaya seolah ingin menangkap,alhasil tingkahnya disambut gelak tawa dari orang yang memanggilnya tadi.
"Resek lu el," pria itu lalu memasukkan hp nya kedalam saku celana,orang yang di panggil el tadi masih berusaha menetralkan tawanya dan duduk di kursi kosong di depan pria tersebut.
"Oke oke sorry,lagian lu sih ngapain lihat hp sambil senyum senyum sendiri sampe gak sadar senyum lo tu dari tadi ngundang dosa," ucap el sambil memakan burger yang ia bawa.
"Berguru dimana lo kalau senyum ngundang dosa,ada ada aja ni anak," ucap aji malas menanggapi sahabatnya itu.
"Mutar badan deh lo," aji lalu melihat sekelilingnya ternyata apa yang di katakan el benar,ia melihat beberapa remaja yang duduk tak jauh darinya sedang berbisik-bisik sambil mencuri pandang ke arahnya.
Ia kembali ke posisinya semula,tanpa memperdulikan sekelilingnya.
"Yang lain pada kemana?" El bertanya sambil mengunyah burgernya.
"Masih ganti baju,paling ntar lagi juga datang," mereka baru saja beristirahat setelah pelajaran olahraga.
Aji mengeluarkan earphone dan mulai menyetel lagu tanpa memperdulikan el yang sibuk menghabiskan makanannya,el tampak tak peduli di diacuhkan sahabatnya yang satu itu,ia seperti sudah paham betul bagaimana sikap pria di hadapannya itu.
Aji mengeluarkan hp nya yang berbunyi dari saku celana,dan membaca pesan yang masuk,aji melepaskan earphonenya lalu berdiri.
"Mau kemana?"
"Kelas yuk balik,"
Aji berjalan meninggalkan el yang masih menghabiskan sisa makanannya,el mengeluarkan uang lima puluh dan meletakkan di samping piring nya sambil berteriak.
"Bu uangnya di meja," el lalu berlari mengejar aji yang sudah berjalan lebih dulu.
"Gak nunggu yang lain?" Ucap el seraya menyamakan posisinya dengan aji.
Aji tak menggubris pertanyaan el dan terus berjalan dengan langkah cepat,el tau bahwa ada yang tak beres melihat dari sikap aji,el tau tingkah sahabatnya yang selalu bersikap tenang dan cenderung santai namun bila masalah itu menyangkut sahabatnya aji tak bisa menyembunyikan nya,karena itu el tak melanjutkan pertanyaannya dan hanya mengikuti pria itu.
Terdengar suara riuh di salah satu kelas,aji dan el yang mendengar keributan itu menghampiri kelas tersebut dan disana para siswa sedang berkumpul dan ditengah para siswa siswi tersebut ada dua orang yang sedang berkelahi,aji dan el menerobos ke tengah kerumunan itu melihat 2 orang terduduk di lantai dengan wajah yang lebam,sedangkan disampingnya seorang pria yang masih berdiri mencengkeram kerah baju seorang lagi dengan wajah merah karena amarah,aji mengenal salah seorang dari kedua pria yang masih bertarung tersebut,Aldo.
Aji melihat seorang lagi yang berdiri melipat kedua tangannya di dada dan hanya menyaksikan perkelahian tersebut dari pinggir dengan malas,pria yang dilihat aji sadar akan tatapan yang diberikan aji dan hanya mengangkat bahu nya sambil menggeleng,aji mendelik kemudian kembali memperhatikan perkelahian tadi.
"Al," ucap aji santai.
Pria yang sedang mencengkeram kerah baju lawannya memandang ke sumber suara tanpa melepas genggaman nya,semua orang yang ada disitu ikut terdiam memandang ke sumber suara.
"Udahan ato masih lanjut,gua laper ni belum sempet makan tadi,kalau masih lama gua duluan keburu masuk ntar,"
Pria yang di panggil al tadi mendorong lawannya hingga terduduk di lantai dan meninggalkan kerumunan itu tanpa berkata sepatah kata pun,el mengikuti aldo dari belakang.
"Bubar," ucap pria yang sedari tadi hanya menatap santai perkelahian tersebut,para siswa yang ada di situ langsung membubarkan diri,dan tersisa tiga orang yang masih duduk di lantai,aji serta pria yang membubarkan kerumunan tadi,Bayu.
Aji mengulurkan tangannya kepada salah seorang yang tadi berkelahi dengan Aldo,dan disambut baik dengan pria itu. Aji membantunya berdiri.
"Gua minta maaf buat apa yang udah di lakuin sahabat gua,tapi gua yakin dia gak salah,"
Aji mengambil dompet dari saku celananya,dan mengeluarkan 2 lembar uang seratus ribu,dan memberikan kepada pria tersebut.
"Gua gak suka penolakan,ambil trus obati luka lo dan teman teman lo,"
Aji melangkah pergi di ikuti Bayu,sesampainya di pintu ia berhenti tanpa membalikkan badannya.
"Oh iya satu lagi lain kali jangan ganggu singa yang lagi tenang kalau gak mau di terkam,terakhir kalau lo berani nyentuh teman gua lagi jangan harap lo masih sekolah disini dengan tenang,"
Aji berlalu pergi,Bayu yang berjalan di sampingnya hanya berjalan santai sambil tersenyum,Bayu paham betul akan sikap temannya yang menyandang gelar sebagai ketua osis di sekolah ini,sikap aji yang tak banyak bicara,cerdas,tenang dan penuh kharisma membuat banyak siswa siswi di sekolah yang merasa kagum dan segan bila berhadapan dengan aji,namun sikap dingin aji akan berbanding terbalik bila pria itu berhadapan dengan satu orang,Alumna.
Gimana gimana? Vomment jangan lupa ditinggal yups
srf
KAMU SEDANG MEMBACA
Until Without You
Teen Fiction"Kita bukanlah sebuah perpisahan" "Kita adalah sebuah perjalanan" "Kita bukanlah sebuah kebetulan" "Kita adalah sebuah takdir" "Kita bukanlah keputusasaan" "Kita adalah perjuangan" SRF