Entah sejak kapan pandanganku mulai berubah kepadamu. Entah sejak kapan pandanganku selalu terarah kepadamu. Entah sejak kapan debaran ini gadir karenamu. Entah sejak kapan hati ini mulai melunak kepadamu. Entah sejak kapan aku bisa menemukanmu diantara keramaian yang ada dalam sekejap. Entah sejak kapan, perasaanku berubah kepadamu.
Entah dari mana aku harus mengawali kisah ini. Seingatku, aku sedikit mendesah kecewa saat awal tahun ajaran baru karena tergabung dalam satu kelas bersama teman temanmu. Namun, terselip sedikit rasa senang sekaligus rasa penasaran, akan jadi seperti apa kelas kita nantinya. Saat itu, aku sibuk dalam orientasi siswa baru ketika teman sekelas kita memilihku menjadi bendahara. What the... Bahkan aku tak hadir disana ketika mereka memilihku. Yah, dijalani saja, pikirku kala itu.
Perasaanku masih biasa saja kala itu. Bahkan kita masih belum sering bertegur sapa seperti saat ini. Setelah pada akhirnya aku menemukan dirimu dalam susunan kepengurusan organisasi yang sama. Merasa punya teman dari satu kelas yang sama, mulailah aku menjalin komunikasi denganmu. Masih sebatas komunikasi tentang organisasi kita. Dan selanjutnya mulailah aku pelan pelan jatuh dalam pesonamu.
Saat aku maju mewakili kelas kita dalam sebuah lomba dimana kau menjadi salah satu panitianya, kau memberi semangat tanpa diminta. Seolah kami adalah anakmu dan kau adalah ayah kami. Entah mengapa aku merass dilindungi, merasa tak sendirian. Oh, jangan lupakan debaran jantung saat kau menhepalkan tangan-tanda memberi semangat- di setiap awal babak perlombaan. Dengan doa fan usaha, akhirnya kelas kita maju ke babak final. Disana, kau senantiasa menemani perjuangan kami. Saat kami memenangkan babak tersebut namun terjadi sedikit masalah, kau dengan sukarela membantu menjelaskan kebenaran yang ada. Siapa yang tidak tersentuh saat itu-yang mungkin hanya aku. Dan keesokan harinya, babak final kedua pun dilaksanakan karena beberapa pertimbangan. Dengan setia kau disana memberi suntikan semangat, memberi kekuatan, memberi alasan untuk tetap bertahan walau dalam keadaan tertinggal oleh lawan. Dan disanalah pula kau ketika kami berhasil memenangkan kembali babak tersebut dengan dramatis. Membesarkan hati kami dan pula memberi semangat pada kami.
Setelah peristiwa itu mulailah aku lebih jatih dalam pesonamu. Apapun tentangmu, selalu mendapat tempat khusus dalam perhatianku. Saat kau membagi mimpimu, dan tahukah kau, aku juga memiliki sebagian mimpi itu. Ketika kita tidak sengaja mengubah profil dalam rangkaian hal yang berkaitan erat. Ketika barang favoritku juga berhubungan erat dengan cita citamu. Tak dapat kutahan rasa bahwa inilah konspirasi semesta. Inikah tanda tanda untuk kita?. Namun akupun tak mau berbesar hati. Ku coba menganggap semua ini hanyalah kebetulan yang sedang terjadi. Tetapi, semakin rasa ini tak dapat kukendalikan, semakin oula hatiku tertikam tatkala melihatmu memiliki orang lain di hatimu. Melihat betapa dekatnya engkau dengan teman wanitamu-yang kusadari aku tak pernah bisa menjadi seperti mereka. Harus kurelakan hatiku tergores setiap saat melihatmu dan menemukan kenyataan bahwa aku sangat jauh untuk sekedar menggapai bayanganmu. Dan biarlah disini rasa ini tumbuh. Biar waktu membawa perasaan ini pada muaranya nantinya. Biarlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Was You
RomanceEntah kapan tepatnya rasa ini mulai ada. Yang kutahu, sekarang sudah jatuh kepadanya. - - "Eh, Nda, sini deh. Tak kasih tau masa depanku" Di depan kelas Arga melambai ke arahku. Ingin memperlihatkan masa depan katanya-yang ku tahu, itu pasti gebeta...