"Amandaa.." Panggil seseorang dari luar.
"Tetangga sebelah, noh." Ucap Akmal---kakak Amanda--- yang tengah duduk di sofa ruang tamu.
Suara pintu terbuka. Keduanya kompak menoleh.
"Main nylonong aja di rumah orang." Celetuk Akmal.
"Abis lama bukanya. Ya gue masuk." Balas cowok berkemeja hitam-merah itu.
"Ayo berangkat, Nda." Lanjutnya.
"Gue ambil tas gue bentar, ya."
"Jangan malem-malem pulangnya. Kalian harus tarawih di rumah pokoknya." Ingat Akmal.
"Siap, Bang. Lagian rumah makannya nggak jauh-jauh amat.
Cowok itu bernama Andika. Bukan pacar Amanda, ya. Tapi tetangga Amanda. Karena mereka udah lama tetanggan, jadi udah kayak rumah sendiri.
"Manda berangkat ya, Kak." Pamitnya mencium tangan Akmal.
"Tiati. Jan ngebut-ngebut loh." Pesan kakak Amanda lagi.
"Iya, Bang. Lu kek nggak tau gue aja." Timpak Andika, "Yuk, Nda."
Amanda berjalan mengikuti Andika keluar. Mereka sudah ada janji buka bersama dengan teman-teman SD mereka.
"Masih jam setengah 5, nih. Mampir ke rumah Giska dulu, kan?" Tanya Amanda.
"Iya deh. Daripada entar kepagian datengnya."
Mereka pun pergi terlebih dulu ke rumah Giska, teman mereka juga. Keduanya berangkat menggunakan sepeda motor Andika.
Baru keluar dari gang perumahan, mereka bertemu dengan Dimas, sahabat Andika.
Keduanya berhenti dan membuka kaca helm mereka masing-masing.
"Udah pada mau berangkat? Yah, gue rencananya mau ke rumah elo dulu, Ka." Teriak Dimas.
"Yah, ini aja mau ke rumah Giska. Sekalian aja, deh." Ajak Andika.
"Yaudah, gue puter balik dulu."
Andika menancap gas mendahului Dimas yang mengikuti di belakangnya.
***
"Selamat berbuka, semua." Seru Dimas setelah mendengar kumandang adzan maghrib.
"Selamat berbuka puasa, juga." Ucap beberapa diantaranya bersamaan.
Mereka hanya berdelapan. Ada empat laki-laki, dan empat perempuan.
"Habis ini foto disana, ya." Antusias Giska menunjuk sebuah photobooth yang terbuat dari koran yang di desain sedemikian rupa.
"Gue mau foto sama lu ya, Dim." Pinta Mona.
"Abis gue foto sama Amanda, ya." Ucapnya.
Amanda pun tersentak. Ia menoleh cepat pada Dimas.
"Kenapa gue?" Tanyanya menaikkan sebelah alis.
"Loe nggak mau foto sama gue?" Ucap Dimas menanya balik.
"Dia kan ngefans sama lo, Nda." Celetuk Andhani yang ada disampingnya.
"Udah-udah, biar adil kita foto bareng-bareng dulu aja, terus kalo pada mau foto pribadi boleh deh." Tengah Giska.
"Nah, bener tu. Mending kita abisin makan dulu, abis itu shalat, nah baru bisa foto-foto." Tambah Robby angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Подростковая литератураJarak membuat hubungan keduanya merenggang. Rasa tidak percaya mulai menghantui pihak masing-masing. "Kenapa gue nggak pernah liat banyak cinta di mata lo buat gue." Bergelut dengan dendam orang di masalalu Amanda yang ikut campur dalam kehidupan c...