Pencuri di Sarang Penyamun 04

10.9K 136 15
                                    

Tanggal merah di tengah minggu,  adalah sebuah kebosanan menunggu. 

Duduk termenung setengah bingung,  libur cuma sehari semuanya serba tanggung,  sementara libur cuti tidak disetujui karena banyaknya karyawan yang berlomba-lomba menghabiskan sisa cuti yang ada. 

Adi duduk sendirian menikmati teh hangatnya di belakang rumah sambil menikmati beberapa potong kue,  tanamannya nampak kurang terawat bahkan beberapa tanaman liar telah menjalar ke atas menyentuh atap yang beberapa bulan lewat rusak gara-gara seorang pencuri yang bernama Angga terjatuh karena kebodohannya dan sekarang pencuri itu menjadi pria yang justru mencintainya dengan sebuah cara yang begitu lugu untuk seorang pria dewasa yang badannya penuh tattoo. 

Entah siapa yang bodoh di antara keduanya itu,  agak mustahil seorang pria pencuri tiba-tiba terbawa perasaannya kepada ptia korban yang merawatnya yang adalah Adi,  seorang pria lajang perantau.

Mungkin kebodohan Adi juga yang ketika seorang pencuri terjatuh karena mabuk dan pingsan,  bukannya dilaporkan kepada warga setempat,  justru dirawat sedemikian rupa, hasilnya tidak lagi harta benda yang dicuri tapi sebuah hati milik seorang lelalaki.

"Pencuri di sarang penyamun" mungkin itu label yang tepat pada situasi mereka 

Entah sedang apa pria itu saat ini,  setelah beberapa minggu lalu berantem di bengkel motornya dengan Adi, berakhir dengan pelukan semalam suntuk hingga sebuah keputusan untuk kembali tinggal 2 hari di tempat ini, rasanya bagai bulan madu yang tiada pernah berakhir. 

Bisa saja libur besuk Adi menghabiskan waktu bersama Aang sehari plus 1 hari membolos,  namun Aang harus ke Semarang karena dapat kabar bahwa mertuanya meninggal dunia mendadak.  Walau dengan istrinya adalah hubungan yang tidak bisa dibilang akur,  kematian mertua adalah jalan menjaga perasaan,  tidak hanya sekedar hubungan Aang dengan mertuanya atau istrinya tetapi hubungan baik dari 2 keluarga besar mereka, keluarga Aang dan keluarga istrinya.

Mereka bisa saja bertengkar,  saling menggugat cerai,  tapi nama besar keluarga keduanya jauh lebih penting.

Adi tak tahu persis masalah Aang dan istrinya. Adi tak ingin terlibat jauh, tidak ingin memposisikan diri bahwa dia mencuri suami orang atau merebutnya, dia akan dengan senang jika suatu saat Aang akan kembali ke istrinya tanpa sebuah syarat apapun, setidaknya dia merasa memiliki andil mengurangi konsumsi alkohol Aang sehingga intensitas pertengkaran suami istri itu sedikit berkurang,  dan itu menjadi kabar gembira kepada kedua keluarga besar tersebut tentunya.

Menata kembali salah satu pojok berkesan akhirnya menjadi keputusan Adi untuk satu hari ke depan. Dan tanaman kaktus ukuran besar menjadi pilihannya,  daripada susah menyiram tiap hari,  kaktus menjadi pilihan terbaiknya. 

Senja mulai pindah suasana malam,  dengan sekitar 8 buah kaktus sepanjang 1-2 meteran, durinya nampak kecoklatan dengan ujung yang tajam telah tersandar di tembok belakang rumah. Di malam hari bayangan batang kaktus ini menyerupai kemaluan pria yang tegap menggoda,  Adi tersenyum kecil dan segera menempeleng kepalanya agar tidak berpikir mesum.

Dia menggeser kursi berjemurnya ke tengah halaman belakang yang berpagar tembok dengan pohon bambu hias,  jalan kecil di baliknya nyaris menjadi gang yang jarang dilewati warga,  seberangnya beberapa petak lahan perumahan yang belum dibangun,  sementara di sekelilingnya masih rumah-rumah yang membelakangi jalan itu, gelap dan tempat yang dihindari bagi warga setempat. Namun situasi itu cukup menyenangkan bagi Adi karena sepinya gang kecil tersebut memberikan privacy yang cukup untuk menghindari keramaian di depan rumahnya selain itu sebagai tempat favorit baginya,  dengan keleluasaan dia menempatkan kursi berjemur di sana dan menikmati sinar rembulan dengan tidur terlentang tanpa pakaian tanpa diketahui orang. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 31, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pencuri di Sarang Penyamun 04Where stories live. Discover now