Anak kecil yang baru saja pulang sekolah itu berlari menghampiri wanita berblazer hitam yang berada di depan gerbang Sekolah dasar tersebut. Teriknya matahari siang itu tidak menurunkan semangat anak itu untuk menghampiri ibunya.
"Maa!!!" teriak perempuan kecil berkucir kuda itu, sangat manis dilihat.
"Elen,jangan lari-lari"nasehat Anna,sang ibu dari perempuan kecil itu.
"Mama,mama tau gak, tadi Elen dapat kue yang mirip teddy bear dari Eyra loo"
"oh ya? Jadi Elen sudah bilang makasih kan? " tanya Anna.
"udah kok,tapi Elena mau lagi Ma"ucap anak itu.
"Yaudah ayo kita pulang,nanti kita mampir ke toko kue Tante Imah."
"Yeay!" seru anak perempuan itu. Anak perempuan dan wanita berblazer itupun mulai menaiki mobil silver yang terparkir di dekat gerbang sekolah itu.
Anak perempuan itu menginjakkan kakinya dipintu masuk toko dan berlari menghampiri wanita yang terlihat sibuk sedang melayani pembeli.
"Tante Imah" sapa perempuan kecil itu.
"Hai Elen, Dimana mamamu? " tanya Imah
"Mama disitu tante" ucapnya seraya menunjuk wanita yang menghampiri mereka. " elen nyari kue teddy bear dulu ya mah",ucap perempuan kecil itu .
"Hai Imah, sepertinya sibuk hari ini" sapa Anna
"ya begitulah Na, karyawanku yang bertugas hari ini izin, ada urusan katanya"
Perempuan kecil itu menarik-narik baju Anna.
"Ma, udah dapat kuenya" sambil menyodorkan kue berbentuk teddy bear itu.
"oke sayang, tunggu sebentar mama bayar dulu".
Perempuan kecil itu bosan menunggu ibunya yang lama sekali membayar belanjaan mereka, karena ibunya asik mengobrol dengan Tante Imahnya.
Hingga tak sengaja ia melihat seekor anak kucing yang sedang bermain-main didekat mobil mereka. Perempuan kecil itu terlihat bahagia, ia kegirangan mengejar kucing itu. Sampai ia tak sadar bahwa mengejar kucing itu merupakan kesalahan.
"Selena!!! ."***
Dengan keringat bercucuran gadis itu terbangun dari mimpinya.
"Mimpi itu lagi. "rungutnya, sambil melihat jam di samping tempat tidurnya 23.58 tertera disana.
Hujan turun disaat ia mulai bangkit dari tempat tidurnya. Senyum bahagia menghiasi wajah cantiknya,ia mulai berjalan menuruni tangga menuju dapur rumah mereka.
Gelap gulita menyambutnya dan ia menyadari bahwa ini adalah waktu yang tepat.
"Here we go,"katanya pelan dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Sambil mengendap-endap ia pun mulai berjalan diantara rerumputan basah yang berada di teras rumahnya. Air Tuhan mulai menerpa wajahnya, semakin banyak air hujan menerpa wajah dan tubuhnya semakin lebar pula senyum yang tercetak di wajahnya.
Ia berlari lari,melompat lompat diantara hujan yang semakin deras turun menerpa bumi. Seakan esok hujan tak lagi turun.
Tanpa sadar ia sudah berada di taman komplek dekat rumahnya. "Sudah waktunya pulang,"ucapnya dalam hati masih dengan senyuman manis yang bertengger di bibirnya.
Namun ada yang mengganggu perhatiannya, tanpa sengaja ia melihat seorang pria berdiri di depan minimarket dengan hoodie hitam yang topinya ia pakai hingga menutupi keningnya, dan di tangan kirinya membawa kantong belanjaan dengan merek minimarket tersebut. Tak lupa wajahnya yang di tekuk sarat akan kekesalan dan mulut yang berkomat kamit.
Selena mengernyit bingung ketika melihat pria itu. Mengapa masih saja ada orang yang bersungut sungut tidak suka,ketika Tuhan masih mau memberikan berkah dengan menurunkan hujan.***
Sidikalang, 31 Oktober 2018
Enjoy! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Iluvia
Teen FictionDari awal kita bertatapan aku tau, cepat atau lambat kau akan menjadi bagian dari kisahku.