CINTA PERTAMA ARINA

12 0 0
                                    


Laki-laki itu datang lagi maria, laki-laki yang selama enam tahun ini berusaha aku hapuskan dari ingatanku, laki-laki yang melukai hati, yang meninggalkan aku dengan segala alasan pahit beberapa tahun lalu, ia datang lagi dengan kata maaf dan ribuan alasan yang perlahan mengoyahkan hatiku maria. Di satu sisi, hati kecilku masih berontak ingin hidup bersamanya lagi, sedangkan di sisi lain seseorang telah menemaniku ketika aku jatuh, terpuruk, terluka karena laki-laki itu maria. Seseorang telah mendampingiku sampai ke fase ini, ia telah menemaniku melewati fase-fase sulit hidupku. Otakku mulai berkecamuk maria, hatiku berbunga-bunga, senyum pada bibirku mekar, pipiku kembali merona merah muda ketika laki-laki itu mengirim pesan padaku, persis seperti pertama kali cinta itu bersemi pada hatiku. Setiap pesannya membuat dadaku kembali bergetar.

Dengan mata berkaca-kaca arina bercerita padaku.

Yaa.. aku tahu siapa laki-laki yang di maksud oleh arina, laki-laki itu adalah Margo, cinta pertama arina. Margo adalah senior kita ketika SMP, dia laki-laki baik tapi terkenal playboy. Ketika SMP Arina memang sempat dekat dengan margo, mereka pernah jadi sepasang kekasih. Sebagai teman dekatnya dari kecil, aku paham betul bagaimana perasaan arina padanya. Arina begitu mencintai margo, ia begitu percaya pada margo. Sampai pada suatu kejadian di mana margo melepaskannya dengan alasan margo memilih orang lain, itu adalah kepedihan yang mendalam yang dirasakan arina. lama aku tidak lagi melihat senyum indah yang menghiasi bibirnya, padahal biasanya senyum itu selalu aku lihat. Aku seperti tidak lagi kenal siapa arina, ia tidak bisa lagi aku ajak bernyanyi, menulis puisi serta melakukan hal-hal aneh lainnya.

Semenjak kejadian itu arina suka sendiri, melamun bersama buku diari, dan aku jelas merasa sepi, sebab hanya arinalah teman dekatku yang kemana-mana selalu berdua. Namun, seiring berjalannya waktu arina mulai bangkit, mungkin tidak dengan cara melupakan tapi dengan cara merelakan. Akhirnya arina menyadari untuk apa menghabiskan hari dalam kepiluan, sedangkan orang yang di tangisi bahagia dengan hidup barunya. Sebagai sahabatnya aku bahagia dia mampu kembali berdiri dan kami kembali lagi menjalani hari dengan tawa, meski semenjak saat itu arina menutup rapat hatinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CINTA PERTAMA ARINAWhere stories live. Discover now