Semua orang pasti pernah bermimpi, entah itu indah ataupun buruk. Ada yang takut mimpinya sebagai firasat buruk, ada pula yang menganggap mimpi hanyalah bunga tidur.Tapi bagaimana jika mimpi bisa dikendalikan? Bukankah itu akan membuat semua orang ingin bermimpi.
♥♥♥
"Hei, minggir! Pergi dari sana!" teriak seseorang dari kejauhan. Tapi sebelum aku menyadari apa yang ia katakan. Tiba-tiba saja ada seseorang yang lari memelukku.
Bbrruukk..
"Aahh, apa yang terjadi?" Tanyaku bingung.
"Apa kau baik-baik saja? Kau hampir saja tertimpa reruntuhan itu." Jawabnya sambil menunjukkan reruntuhan beton yang sudah hancur menjadi kepingan yang berdebu.
"Uhuk.. Uhukk.. Aa aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menyelamatkanku."
"Tapi kenapa kau ada di sana?" Tanyanya lagi.
"Aku tadi, sedang duduk di Perpustakaan kampusku. Ta.. tta pi kenapa aku ada disini? Di mana aku?" tanyaku bingung dengan melihat sekeliling.
Rak-rak buku, kursi dan meja di Perpustakaan berubah menjadi bangunan kuno.[Aku ada di mana? Apa yang terjadi? Apakah aku bermimpi lagi? Tidak!
Ini tidak mungkin! Ini gila! Aaargghhhh..!! ]Aku meremas kepalaku sendiri agar bisa berpikir dengan benar.
"Hai, apa kau baik-baik saja? Kepalamu sakit? Harusnya aku yang bertanya kenapa kau ada di tempat ini. Tempat ini sangat berbahaya." Tanya lelaki itu dengan seksama. Ia seolah mencurigai aku. Tapi aku sungguh tidak tahu di mana aku berada sekarang.
"Maaf, tapi aku tidak sengaja datang kemari. Aku pikir aku tersesat. Bisa kau katakan di mana kita sekarang?" Aku harus mengikuti jalan pikiran lelaki ini. Atau setidaknya biarkan aku mengerti situasinya.
"Bagaimana bisa kau tersesat di tempat ini, tidak ada jalan masuk dan keluar dari Hutan Terlarang ini. Apa kau gila?" Jawabnya kemudian.
"Tapi benar, aku sungguh tersesat. Lalu kenapa kau ada di sini? Bukankah ini juga mustahil? Kau bilang tidak ada jalan masuk dan jalan keluar, bagaimana bisa kau ada di sini?" tanyaku penasaran.
Aku sungguh penasaran dengan dirinya. Ia seolah mencurigai aku, tapi bukankah ia juga patut dicurigai jika penjelasannya itu benar. Aku harus bisa pergi dari tempat ini.
[Ayolah Felice berpikir, ini hanya mimpi. Kau harus bisa bangun, kau pasti bisa Felice.]
Aku terus berusaha agar terbangun dari mimpi ini, tapi naasnya usahaku sia-sia saja.
Lelaki itu tampak kebingungan menjawab pertanyaanku. Ia gusar dan wajahnya mulai tampak pucat.
"Hai, jawab pertanyaanku! Kenapa kau diam saja?" Aku mengguncang-guncangkan tubuhnya tapi dia tetap diam dan terlihat panik. Sampai akhirnya, sebuah angin puting datang menerpa kami berdua.
♥♥♥
"Aww!" Aku terbangun karena mendengar pukulan benda tumpul, yang mulus mendarat di atas kepalaku. Meski aku merasa kesakitan karena pukulan itu. Aku lega, aku sudah kembali kedunia nyata dan aku bisa melihat Shane ada di sini."Kau sudah sadar rupanya? Apakah mimpimu indah? Aku pikir kau tidak akan bangun lagi."
"Apa yang kau mimpikan kali ini? Bertemu pangeran berkuda putih? Hah? Ayo jawab aku, bahkan masuk ke mimpiku saja kau belum pernah Fel. Aku bisa gila karenamu."
Tanpa memberiku jeda untuk menjawab, Shane terus saja memburuku dengan berbagai macam pertanyaan.
[Ah sial.] gerutuku dalam hati.
YOU ARE READING
IMAGINARY
Fantasy"This is me, the girl who wanna go to Neverland and never come back till the end." -Tinker Fell- Imaginary berisi kumpulan cerita-cerita fantasi, yang terlahir dari mimpi-mimpi author. Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komen ya, Saranghae ♡