PROLOGUE

335 8 5
                                    

[19 Februari 20XX]

 Hari ini aku merasa lelah karena aku baru saja menyelesaikan tahap 2 pelatihan Initial Police Learning and Development Programme (IPLDP) Kota Bristol. Sepanjang hari kuhabiskan di kamar sampai tengah malam, aku terbangun karena ponselku berdering.

 Karena penasaran siapa yang menelpon tengah malam begini, aku mengangkat ponselku dan melihat orang tersebut adalah Robert. Dia adalah seorang opsir tingkat 5 dan juga salah satu pembimbing pleton saat program IPLDP tahap 2 kemarin. Orangnya ramah dan selalu tersenyum. Saat itu dialah yang bertugas membimbing pleton kami. Itulah yang membuat kami berdua bisa saling mengenal.

 Aku menjawab panggilanya dan mencoba untuk bebicara serendah mungkin agar tidak mengganggu penghuni yang lain.

 Aku menjawab panggilanya dan mencoba untuk bebicara serendah mungkin agar tidak mengganggu penghuni yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Robeerrt...." ucapku dengan nada lemas.

"... Halo, Anisette?"

"Iyaaa..., ada apa menelponku malam-malam begini?" tanyaku sambil menggosok mata.

"Ah, maaf soal itu tapi... apa kamu bisa ke kantor saat ini? Ini darurat."

"Eh? ada apa?!"

"Nanti kujelaskan rincianya... apa kamu bisa datang?"

"Umm... bisa, jika memang darurat."

"Baiklah, kita ketemu di ruang briefing dalam waktu 30 menit."

"Baik... sampai-" Robert langsung menutup telpon sebelum aku menyelesaikan kalimatku.

 Aku merasa ini akan menjadi panggilan kerja pertamaku di kepolisian. Aku berangkat mengenakan pakaian seadanya, karena di kantor aku hanya akan bertemu dengan Robert saja.

 Saat aku tiba di kantor, aku bergegas menuju ruang briefing. Kantor sedang sepi karena sebagian besar anggota kepolisian disini ditugaskan untuk mengamankan Kota London akibat dari terror bom di sekitar istana kemarin lusa, sehingga staff yang tersisa disini hanyalah resepsionis dan sebagian inspektur.

Saat memasuki ruang briefing, robert sedang duduk di sofa dan aku langsung menghampirinya. Dia mempersilakanku duduk di sofa yang ada di depanya. Saat aku duduk, tiba-tiba aku merasakan kantuk.

"Jadi, kenapa kamu menyuruhku datang mhwalam-malam begini?" tanyaku sambil menguap.

"Maaf mengganggu waktu istirahatmu anisette," sambil mengeluarkan berkas di dalam folder "sebenarnya aku ingin minta tolong, lihatlah ini."

"Apa ini?"

"Apa ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BLOOD LABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang