Nggak Ada yang Mustahil

25 4 2
                                    


  " Di dunia ini nggak ada yang mustahil selagi kita berusaha dan ber do'a, insya allah apa yang kita impikan bisa tercapai dan pada saat bisa kita raih jangan pernah sia-siakan karena penyesalan selalu datang di penghujung waktu"

   Setelah mendengarkan sosialisasi dari kakak-kakak Sinergi Muda. Tak lupa mereka juga mengajak siswa-siswi SMA 28 Jakarta untuk ikut bergabung menjadi anggota organisasi Sinergi Muda. Dan yang ikut hanya beberapa orang, termasuk Adeev. Kini apa yang ia impikan bisa tercapai. Setelah acara ditutup semua murid berhamburan keluar.

Sambil keluar Adeev berjoget-joget ke girangan.

" Horeeee... akhirnya gue bisa masuk organisasi yang selama ini gue impikan, Yeeeeeee....." , ucap Adeev dengan senangnya.

" Jangan seneng dulu lo, Papah lo bakal ngijinin kagak? setahu gue Papah lo kan nggak suka kalo lo ikutan organisasi yang terlalu memberatkan diri lo", Sindir Rasya dengan wajah yang seolah-olah meyakinkan bahwa Papahnya Adeev tidak akan mengizinkan anaknya masuk organisasi itu.

" Jangan ngomong gitu dong, seneng gue jadi ilang nih"

" Secarakan Deev, syarat-syaratnya setiap bulan pertemuan dan tempatnya silih berganti dari daerah satu kedaerah yang lain"

" Nanti gue rayu, tenang aja"

" Ya.... itu terserah lo sih. Awas aja lo, nanti nangis terus tisu abis", ledek Rasya

" Apa hubunganya ama tisu Ya? lagian gue juga nggak minta tisu ke lo kan?"

" Ya... ada hubunganya lah, lo nangis ngusap air mata lo yang nggak guna itu pake apa say? pake kain pel?"

" Pake tisulah"

" Ya itu tahu"

" Tapikan tisunya nggak minta ke lo"

" Lo tuh nggak ngerti-ngerti ya, maksud gue stok tisu di rumah lo abis"

" Nggak papa gue inikan"

" Dibilangin malah ngeyel, gue tuh pusing debat terus sama lo. Pantesan aja lo nggak laku-laku"

" Sialan lo"

Adeev menimpuk Rasya dengan sepatunya, Rasya meringis kesakitan.

" Awas lo, sakit banget", ucap Rasya dengan berteriak sambil meringis kesakitan.

   Adeev tersenyum kegirangan melihat sahabatnya meringis kesakitan. Menurutnya salah sendiri berdebat denganya. Lalu ia bergegas pergi menuju kelasnya yang kini sepi karena teman-teman sekelasnya mulai meninggalkan sekolah. Kelas Adeev sangat jauh dari pintu masuk sekola (gerbang kehidupan anak SMA) ia harus menyusuri koridor yang berdekatan dengan taman sekolahnya. Melewati banyak kelas, dan menuruni anak tangga yang tidak terlalu tinggi. Barulah Adeev sampai di depan gerbang kehidupan, itulah nama yang sering teman-temanya sebut bila sampai sekolah. Langkah kaki Adeev berjalan mengarah halte depan sekolahnya, tak banyak orang disana karena kebanyakan lebih memilih naik kendaraan pribadi.

15 menit....

   Angkutan yang menuju rumah Adeev mulai terlihat. Adeev melambaikan tanganya agar si supir dapat mengerem dan angkut berhenti. Adeev teringat kata-kata biInah bahwa hari ini ulang tahun ibunya. Ia memutuskan untuk datang ke pemakaman ibunya dengan mengajak biInah karena Papahnya tidak mungkin untuk datang dan pergi bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang