Suatu saat, Yoo Jaeri bertemu dengan hantu di belakang sekolahnya. Ia kaget, tentu saja. Tetapi, sejak pertemuannya dengan hantu itu. Ia mendapatkan tugas untuk mencari raga hantu itu.
Dapatkah Yoo Jaeri menemukan raga hantu itu?
Start: November 3...
Suara cicitan burung dipagi hari terdengar dengan jelas.
Sinar matahari pun muncul disela sela jendela kamar.
"Jaeri, ayo bangun. Kamu sekolahkan?" suara merdu yang keluar dari mulut bunda pun terdengar jelas ditelinga gue.
"bentar bun, 5 menit lagi deh" ucap gue yang masih sulit membuka mata. enggan membuka mata sebenarnya.
"bunda gak mau, kamu harus bangun atau bunda panggilin abang biar disiramin air dingin lagi?" tanya bunda dengan nada datar.
Kalo kaya gini mah auto bangun kali guenya.
Muka beler, baju lecek, rambut berantakkan. Itu penampilan gue dipagi hari. Bukan seperti yang kalian bayangkan. Bangun-bangun masih terlihat cantik dan rapi. Ck, beda weh.
"bunda mah ngancem itu mulu. Kan Jaeri gak suka" ucap gue sambil mengucek mata gue yang masih ada beleknya
"tapi gitu gitu kamu langsung bangun kan?" tanya bunda.
iya in dah bun biar ppali
:)
"sana gih mandi, kamu harus sarapan pagi" ucap bunda dan bangun dari posisi duduknya.
"iya bun" ucap gue akhirnya dan mengambil handuk.
Perkenalkan nama gue Yoo Jaeri. Gue itu perempuan biasa yang sudah menginjak bangku SMA. Gue punya abang yang ternyebelin, tapi tetep sayang kok
Mau tahu abang gue?
tenang aja kok, abang gue itu masuk ke kategori cogan
:)
Namanya Yoo Jinwoo
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(dicerita ini author masukkin ulzzang. Biar keren)
Setelah siap siap, gue kebawah dan dimeja makan udah ada bunda,ayah dan si dugong(read: Jinwoo)
"pagi yah" ucap gue dan memberi senyum manis ke ayah gue.
Beda lagi kalo ke si dugong. Tatapan datar menyapa nya dipagi hari. Bukan tatapan manis.
"gue kagak di gituin juga?" tanya si dugong kepada gue
"di gituin maksudnya?" tanya gue datar.
"ck, ngucapin pagi bang terus di senyumin atau enggak cium pipinya" ucap si dugong
"gue ngeliat lo aja udah males apa lagi nyapa lo terus cium pipi lo? ogah gue mah" ucap gue dengan datar (lagi)
"punya adek kok gini banget" ucap si dugong sambil memotong daging sapi yang ada dipiring
"lah? suka suka gue. mulut juga punya gue" cibir gue sambil mengambil teh hangat di depan gue
"hei, kalian ini bisa akur tidak sih? ayah kan gak pernah ngajarin kalian berantem" ucap ayah gue yang lagi baca koran sambil minum kopi kesukaannya
"tau nih, bunda juga gak pernah ngajarin kalian saling membenci gini" ucap bunda yang lagi bersihin meja dapur.
"iya bun,iya yah" ucap gue dan bang Jinwoo barengan.
"ck, sering berantem tapi kalo minta maaf ke bunda sama ayah selalu kompak" ucap bunda sambil memberi senyum ke arah gue dan Jinwoo
"ih, kok bunda cuman senyumin Jinwoo sama Jaeri sih? ayah enggak gitu?" tanya ayah sambil mengerucuti bibirnya.
"berkacalah hai suami ku, udah tua bangka aja tapi masih suka iri sama anak sendiri" celetuk bunda dan seketika gue dan Jinwoo tertawa. . . . . . . T B C
Gimana gengs? ceritanya seru atau biasa aja nih? maklum kalo biasa aja. Ini juga baru pembukaan.
Warning: dimohon sebelum membaca cerita ini, diharuskan menyiapkan stok kesabaran.
