Satu⭐

1 2 1
                                    

  Hai gays ini cerita pertama aku. Baca ya, jangan lupa vote sama comment.

Selamat Mambaca💕

.
.
.
.
.
.
.

Namaku Suci Lestari,umurku 16 tahun aku sekolah di SMAN 3BANDUNG. Aku kelas 11 IPA 1. Ayahku mempunyai usaha bengkel, sedangkan ibuku mempunyai usaha sendiri ,yaitu membuat pesanan keu, aku tidak mempunyai adik, atau kakak. Aku membuat cerita ini karna ingin membagi kisahku pada kalian. Kisah seseorang yang pernah hadir dihidupku dan yang membuatku mengerti arti sakit hati.
.
.
.
.
.

  Dulu dapa tahun 2017, aku pernah mengenal seseorang melalui media sosial, dia Muhamad Salman. Pertama dia mengirim pesan melalui facebook atau fb yang sering anak remaja pake. Dia mengirim pesan "Hai", kemudian aku bales dengan ramah.

  Tidak terasa 1 bulan lebih aku dan dia saling mengenal. Dia meminta nomer hp dengan alasan " Ingen lebih akrab". Setelah aku kirim nomer hp ku, dia sudah tidak lagi mengirim pesan melalui facebook, dia lebih suka mengirim pesan melalui Whatsapp atau yang sering anak remaja panggil WA

  2 bulan sudah aku mengenal dia,melalui media sosial. Dia belum pernah mengajak bertemu. Tapi, dia suka sekali menelponku hanya untuk bertanya,
"lagi ngapain?"
"udah makan?"
"Lagi dimana?", dan menanyakan "apakan aku baik² saja".
  Jujur aju suka dengan perhatian dia,gombalan dia yang bisa menghiburku.

  Tepat pada tanggal 15 Juli 2017, dia menelpknku dan mengajak ku untuk bertemu.

15 Juli 2017.
20:00

  M.Salman
Suci ketemuan yuk.

Suci.Lestari
Boleh. Kapan?

M.Salaman.
Kamu bisanya kapan?

Suci.Lestari
Besok pulang sekola.

M.Salman.
Boleh.

Suci.Lestrai.
Mau dimana?

M.Salman.
Di kace favorit bandung ya .

Aku menyetujui ajakannya dengan mengajak salah satu temanku yang bernama Fitri untuk menemaniku. Tepat Pada jam 3, pulang sekola aku dan Fitri berangkat ke cape. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di cape, karna sekola ku dan cape tidak terlalu jauh.

    Sesampainya aku di kace, aku mencari kekanan dan kiri untuk menemukan dia.

"Mana temem kamu, jadi datang gak?". Tanya fitri yang sudah kesel karna kakinya mulai pegal karna berdiri terus.

"Jadi kok". Jawabku.

Ketika aku melirik kearah depan, mataku berhenti dibangku pojok dekat jendela cape. Aku melihat 2 orang pria sedang berbincang-bincang,sesekali mereka tertawa entah apa yang mereka tertawakan. Ketika salah satu dari mereka menyadari kehadiranku dia melambaikan tangan dan tersenyum. Aku pun membalas senyuman dia, dan berjalan menuju bangku dia dengan fitri dibelakangku.

"Aku kira kamu gak akan datang". Kata Dia. Aku duduk didepan dia, dan fitri duduk di sampingku.

  Dia Muhammad Salman,pria tampan dengan warna kulit hitam manis, rahang yang keras, lesung pipi dikanan, dan dia juga mempunyai senyuman manis.

  Aku pun senyum dan membales perkataan dia,
"Jadi dong, inikan awal pertemuan kita". Kataku.

"Dan semoga tidak ada akhir pertemuan". Lanjutku. Dia hanya tersenyum membalas perkataanku.

"Dik, kenalin ini cewe yang waktu itu aku ceritain". Kata dia, pada temannya yang duduk disampingnya.

"Ternyata lebih cantik dari fotonya. Kenalin Diki Warsidik panggil aja Diki, kalau buat teman kamu khusus panggil aja sayang". Kata Diki, dengan genit dia mengedipkan matanya dapa fitri.

  Fitri yang mendapat kedipan mata dari Diki hanya tersenyum dan memperkenalkan dirinya,
"Fitri". Kata fitri.

"Kalau kamu pasti Suci kan.". Kata dia. Aku hanya menganguk sebagai jawaban. Kemudian aku melirik dia yang sedang mperhatikanku.

"Kenapa?". Tanyaku.

"Kamu cantik". Kata dia. Aku menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang merah seperti tomat.

"Kamu mau minum apa?". Tanya dia.

"Jus troberry". Kataku.

"Jangan". Kata dia. Aku pun melirik dia dengan tatapan dingung.

"Kenapa?". Tanyaku, dengan satu alis terangkat.

"Jus itu manis, dan kamu juga manis, nanti kalau kamu minum jus kamu tambah manis. Aku takut sakit gigi". Kata dia dengan senyum manisnya. Dia mulai lagi menggombal, dan membuat pipiku memerah.

"Ciee lah yang pacaran, dunia serasa milik berdua. Yang lain dianggap kacang". Kata Diki sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Pindah bangku yuk fit, dari pada disini di anggap kacang". Kata Diki. Diki mengajak fitri untuk pindah bangku. Fitri dan diki pun pergi untuk mencari bangku lain. Tinggal aku dan salman yang duduk dibangku dengan salman didepanku.

"Jadi gak beli jusnya?". Tanya salman. Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi, nanti kalau aku sakit gigi karna liat kamu yang tambah manis, kamu harus tanggung jawab beliin aku obat sakit gigi ya". Kata Samlan dengan menaik turunkan alisnya.

"Bercanda aja ih". Kata ku,diapun terkekeh kecil.

  Pertemuanku dan salman sangat singkat, kita membahas semual hal dari yang penting sampai tidak penting. Jujur,aku nyaman berada di samping dia, aku merasa jantungku berdetak kencang saat berada di sampingnya.
   Jam 16:00 sore aku pamit pulang karna, ibuku menelponku untuk segala pulang.

"Aku pulang dulu ya". Kata ku pada salman sambil membereskan tas.

"Iya. Nanti klau ada waktu ruang bisa dong ketemu lagi". Kata dia. Akupun mengangguk, dan berdiri dari bangku untuk pulang. Tapi sebelum pulang aku memberikan senyum manis pada salman.

Dan tanggal 15 Juli 2017,tanggal yang gak akan aku lupain karna di tanggal itu lah awal aku dan salman bertemu, dan ditanggal itu pula aku menemukan kenyaman dengan cara sederhana.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ungkap, Jujur Dan Sakit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang