"Hallo.." sapa seorang gadis berhijab biru dengan rok hitam panjang mendekat ke arah gadis yang juga berhijab maroon berjaket dan memakai rok abu-abu. Menghentikan sejenak aktifitasnya berbenah bawaannya di tempat tinggal barunya.
"Hallo juga.." jawabnya agak malu-malu. Lalu ia menjawab jabat tangan yang telah gadis itu ulurkan.
"Namaku Icha, kamu siapa?" Katanya seraya menarik kopernya memasuki ruangan berukuran lima kali enam meter yang berisikan tiga tempat tidur tingkat. Setelah menemukan kasur yang bertuliskan namanya, Icha langsung meletakkan koper dan barang bawaannya kesana. Ruangan itu baru mereka berdua yang mengisi. Selebihnya hanya ada tiga koper beserta peralatan yang lain namun tanpa diketahui kemana sang pemiliknya.
"Namaku Nur Mitha Elvira, panggil aja Mitha."
"Okay, senang berkenalan denganmu. Semoga kita bisa berteman baik."
"Hehe, iya.." gadis yang bernama Mitha itu mengangguk dan tersenyum. Setelah itu mereka menyelesaikan pekerjaan mereka yang harus segera diselesaikan.
Hari pertama tiba di pondok pesantren, digunakan para siswa untuk berbenah diri dan menyesuaikan dengan teman-teman baru. Dan karena ini baru pertama kali gadis itu berada di pondok pesantren itu, maka ia mencoba beradaptasi dengan lingkungan dan kondisi yang sekarang.
Setelah beberapa saat, akhirnya empat orang anggota lain dari ruang kamar itu datang. Menghentikan obrolan antara Mitha dan juga Icha yang sedang asik membahas dari mana asal mereka tinggal.
"Ehh, hai? Ehh, assalamualaikum.." kata gadis berhijab kuning tampak salah tingkah saat memasuki ruang kamar. Dan tingkahnya mengundang tawa dari teman-teman dibelakangnya dan tak terkecuali Mitha dan Icha.
"Wa'alaikum salam.. hai juga.." kata Mitha dan Icha. "Kenalin namaku Icha dan ini Mitha. Kalian darimana aja?" Kata Icha memperkenalkan diri seraya menghampiri Mitha yang berada di seberang tempat tidurnya.
"Kita abis dari bawah.. aku pamit sama Abi Umi dulu tadi hehe.. ohiya, namaku Mauladina, panggil aja Dina."
"Kalo aku Salma, smoga kita jadi temen baik."
"Aku Tiara, salam kenal ukhti hehehe.."
"Dan aku Anisa Dinda, boleh panggil Nisa atau Dinda nggakpapa.."
"Kalo kamu panggil sapilah Nis. Hahaha.."
"Jangan dengerin Dina deh, orang gila tuh anak. Kebiasaan dari TK nggak ilang-ilang dasar nih." Kata Nisa seraya mencubit perut Dina hingga Dina berteriak ampun. Ya, mereka kebetulan teman sedari kecil yang memiliki kuputusan yang sama untuk melanjutkan pendidikannya di ponpes (pondok pesantren).
Selanjutnya mereka ikut larut dengan perkenalan dan bahasan tentang asal tempat tinggal dan asal sekolah mereka sebelumnya. Dan bahasan mereka mencabang hingga membuat mereka seolah akrab dan tertawa bersama. Awal yang bagus di tempat baru.
Obrolan mereka terhenti ketika mendengar suara adzan dhuhur dari masjid yang tak jauh dari tempat tinggal mereka. Dan itu tandanya mereka harus bergegas mematuhi aturan ponpes untuk segera ke masjid dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.
***Hari itu adalah hari yang melelahkan untuk Mitha. Ya gadis tiga belas tahun itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMPnya di sebuah pondok pesantren di daerah kabupaten Kulonprogo. Wilayah yang cukup jauh dari asal tempat tinggalnya.
Bukan tanpa alasan Mitha melanjutkan pendidikannya ke ponpes. Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, ia dibesarkan oleh paman dan bibinya dari sang ibu. Ayah mitha meninggal saat ia masih di dalam kandungan ibunya, dan ketika ia beranjak di bangku sekolah dasar, ia harus tegar menghadapi cobaan ketika kehilangan ibunya.
Keputusannya menuntut ilmu di ponpes awalnya bukan pemikirannya. Namun sang paman menginginkan Mitha melanjutkan SMPnya di ponpes dengan tujuan agar mitha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadikannya pribadi yang mandiri. Itu semata-mata supaya kelak ia tidak tergantung dengan orang lain. Dan Mitha pun menyetujuinya.
Beberapa hari kemudian, Mitha sedikit demi sedikit telah mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Hari-hari telah berlalu, Mitha telah mendapat banyak teman baru. Lalu Icha dan Tiara benar-benar menjadi sahabat yang dekat. Mereka saling berbagi curahan hati dan banyolan garing untuk tertawa. Bagaimana dengan Nisa, Dina, dan Salma. Sama seperti Icha dan Tiara, mereka juga dekat dengan Mitha.
Dan kurun dari setahun, ada banyak hal yang terjadi, dari insiden hingga masalah terjadi diantara teman sekamar Mitha dan juga megenai ponpes itu sendiri. Nah bagaimana hal-hal itu terjadi? Terlalu panjang untuk menceritakannya saat ini. Nah rencananya akan di ceritakan selanjutnya di next bab, so keep stay in this story:'))
Terimakasih dan wassalamu'alaikum 😄😄
![](https://img.wattpad.com/cover/166508902-288-k311306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pesantren
Short StoryApa yang kamu pikirkan tentang pondok pesantren? Tempat yang membosankan barangkali? Tempat anak-anak alim? Tempat terpelosok jauh dari kota? Tidak semua yang kau pikirkan benar adanya wahai kawan. Terkadang ada cerita-cerita yang menarik dari bali...