PROLOG

1.7K 198 44
                                    

🐞🐞🐞🐞🐞

.
.
.
.
.
.
.

2019, Seoul, Busan
In Min's House

"Mingie yakin mau ikut?" seorang namja berparas cantik bertanya lembut pada anak semata wayangnya. Wajahnya tampak memelas karena tidak sanggup mengetahui bahwa anaknya akan pergi menjauh darinya selama seminggu.

"Iya Appa. Aku sudah menjawab pertanyaan Appa yang sama selama 5 kali. Apakah itu kurang jelas?" sang anak hanya mendengus dengan kedua manik kucing tak lepas dari bukunya.

Min Mingi, untuk anak seusianya sangat dewasa. Perekonomian mereka membuat Mingi cepat tumbuh dan paham. Meski tubuhnya tampak kurus, jangan salah sangka. Mingi sangat pandai dalam menari dan olahraga. Ditambah dengan wajahnya yang datar tanpa emosi dan sangat mirip dengannya. Yoongi yakin, saat Mingi besar nanti, pasti akan banyak yang memuj-

Andwae! Jangan berpikir kesitu Yoongi! Nanti kau sakit hati!

"Tapi... kau akan berpisah dengan Appa selama seminggu! Bayangkan! Seminggu Mingie-ya! Bagaimana jika Appa tidak bisa menemanimu? Kau tidak bisa tidur tanpa Mr. Duckie! Haruskah Mingie bawa juga? Dan...raket nyamuk! Kemah dihutan banyak nyamuk! Ba-"

"Appa. Jaga imej Appa." Min Yoongi, single parent dari Min Mingi, terdiam.

"Baiklah. Appa akan diam." hening tercipta di antara keduanya.
.
.
.












"...tapi, bagaimana ji-"

"Appa."

"Baiklah. Appa benar-benar akan diam."

~000o000~


Seoul, in Park's House

"Papaaaaaaa! Jiyoon tidak mau ikuutt!" seorang namja berumur 9 tahun merengek sambil mencekram kemeja kerja sang Papa.

"Tapi, Park Jr. akan dapat banyak teman disana. Memangnya Park Jr. tidak mau?" bujuk sang Papa, Park Jimin pada anaknya, Park Jiyoon dengan senyuman lembut. Bahkan, ia memanggil Jiyoon dengan julukan kesukaannya, 'Park Jr.'

"Jiyoon tidak butuh teman! Karena teman abadi Jiyoon adalah tidur dan game! Mereka selalu ada buat Jiyoon! Bahkan jika Jiyoon lupa tidur dan game, mereka selalu ada pas Jiyoon mau!" Jimin hanya tertawa gemas mendengarnya. Ocehannya selalu membuat Jimin tersenyum.

"Tapi, kalau Jiyoon dapat teman perempuan, Jiyoon bisa dapat pacar loh." Jiyoon hanya mengedipkan kedua matanya sebelum menyipit dengan tatapan penuh selidik. Sangat serius.

"....seperti TaeKookie-samchon?" Jimin tertawa terbahak-bahak.

"Iya. Kalau laki-laki juga boleh." ajaran apa pula ini? :') *autofrustasi

"Nggak mau ah! Tapi, kalau pacar Jiyoon itu tidur boleh-boleh aja. Kayak model di Sleeping Beauty." anak kecil terkikik manis.

"Nah, berarti Jiyoon mau ikut kan?" wajah manis itu langsung masam.

"Tidak mau!" Jimin menghela napas. Park Jiyoon memang anak semata wayangnya. Tapi, kemalasannya membuat Jimin sangat frustasi.

Ia bahkan malas bangun dan sekolah. Malas makan, malas mandi, dan malas apapun kecuali malas sambil main game baru bisa dibilang 'rajin'.

"Bagaimana kalau kita barteran." yang merajuk tetap dalam modenya. Tampak tidak tergoyah. Jimin hanya tersenyum nakal.

"Pergi kemah dengan barteran game virtual terbaru?" Jimin dapat melihat alis Jiyoon yang naik sebelah. Wajahnya yang merajuk tampak ragu sesaat.

"Terbaru, kan?"

"Iya."

"Game terbaru kan?"

"Iya."

"Oke deh kalau gitu. 1 minggu kemah buat game virtual terbaru. Jangan langgar janji papa! Pinky promise dulu!" Jimin hanya tertawa kemudian mengaitkan kedua kelingking mereka.

"Papa janji."

~000o000~


Min Mingi duduk di kursi belakang dekat jendela dengan tatapan bosan. Sesekali, namja berusia 9 tahun itu meniup-niup poninya yang jatuh kematanya.

Kedua manik kucingnya menatap sang Appa, Min Yoongi, yang berdiri di antara kerumunan orang dengan raut lembut. Kemudian, Mingi terkekeh kecil. Appanya bahkan terlihat sangat mungil di antara lautan manusia itu.

Bukan tanpa alasan Mingi ikut kemah ini. Hadiahnya juga harus diperhatikan. Ia ingin menghadiahi hadiah kemah ini untuk ultah sang Appa yang akan datang.

"-ku merasa terhina! Mengapa disini sangat panas? Bus model apa ini?! Tidak ada AC! tidak ada TV! Aku akan mati kebosanan!" sebuah suara cempreng membuyarkan lamunan Mingi.

'Mungkin anak ingusan.' dengus Mingi dan kembali dalam diamnya.

"Hei! Siapa namamu? Kenapa kau menatap dinding dari tadi? Tidak bosan? Hei! Aku sedang berbicara!" Mingi tetap dalam diamnya. Berusaha mengabaikan anak kecil disampingnya.

"Kalau aku bicara liat dong! Hei!" tarikan dilengannya membuat Mingi terpaksa menoleh.

~000o000~

"Ih! Cepat Papa! Nanti kalau terlambat, papa tanggung ya!" desak Jiyoon pada sang Papa yang tengah membawa kopernya.

"Pelan-pelan Jiyoon. Nanti, kalau jatuh, bakalan susah berjalan." Jiyoon hanya mendengus.

"Biarin. Terus, Jiyoon nggak bakalan pergi! Lebih bagus lagi." anak kecil itu menatap kerumunan orang-orang didepannya dengan wajah gugup.

Ia selalu dirumah dan sangat jarang bermain dengan anak-anak seusianya.
Kalau anak Taekookie-samchon kan tidak dihitung. Masih balita dan tidak bisa berbicara.

"Kajja, ikut kemah ini ada hadiahya loh kalau menang. Kan bisa jadi uang jajan Jiyoon." Jiyoon hanya terdiam dan mengangguk enggan.

"Kalau sudah mengerti, mana bayarannya?" Jiyoon menatap sang papa dengan raut kebingungan.

"Bayaran apa?" Jimin tersenyum jahil.

"Bayarannya, poppo disini." tunjuk Jimin dipipi kirinya.

"IH! PAPA NGESELIN!" dengan kejam, Park Jiyoon menginjak kaki Jimin sebelum mengambil kopernya dan menyeretnya masuk ke dalam bus.

Anak kecil menatap bus dengan tatapan tidak percaya. Apa-apaan barang ini...?

"Benda rongsok apa ini?! Aku merasa terhina! Mengapa disini sangat panas? Bus model apa ini?! Tidak ada AC! tidak ada TV! Aku akan mati kebosanan!" ia bahkan mengabaikan tatapan tidak senang sekelilingnya.

"Apa liat-liat?! Mau kucongkel matanya?!" bentak Jiyoon kesal. Ia kemudian berjalan susah payah menuju bangku belakang kemudian duduk disana. Dimana, disampingnya sudah duduk seorang namja yang sebayanya menatap jendela.

"Hei! Siapa namamu? Kenapa kau menatap dinding dari tadi? Tidak bosan? Hei! Aku berbicara!" tapi anak itu tetap diam dan tidak berkutik padanya. Jiyoon kan kesal.

"Kalau aku bicara liat dong! Hei!" Jiyoon menarik lengan anak itu hanya untuk melihat cerminan dirinya sendiri.























"PAPA! WAJAHKU ADA DUA!"

-----------------------------------------------------------
TBC guys~😆

Ifa balik lagi nih dengan story baru!
Gimana? Tertarik tidak? Layak dilanjutkan tidak? :"

Ini baru prolog loh. Kalau ada yang minat baca, chap ke 1 bakalan nyusul segera~💜

Salam hangat,

Ifa💕

Our Destiny | MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang