New?

21 2 2
                                    

13 juli 2017

Dan disinilah perempuan ini berdiri, dengan pakaian yang menurutnya panjang yang bikin ia terus-terusan mengangkat rok berwarna abu-abu itu agar sedikit leluasa bergerak. Dengan rambut kuncir satu yang bikin leher mulus nya kelihatan walaupun ada bercak merah disebelah kanan leher itu. Bukan cupang, lehernya digigit kura-kura waktu abangnya sedang memainkan hewan paling lambat itu.

Zetha namanya.
Orang lebih milih memangilnya dengan sebutan jeta agar lebih mudah. Karena terlalu sulit jika memang harus menyebut nama orang dengan awalan z. kadang anak kecil saja banyak yang mengucapkan zebra dengan "jebra"

Perempuan ini masih terus memandangi sekolah yang menjadi tempat ia menimba ilmu yang baru. Yang semoga bakal menjadi sekolah tetap sampai ia lulus. Itupun kalo dia tidak berbuat yang macam-macam lagi.Kalo dia tidak ingin berbuat seusatu yang menyusahkan orang lain.

"SMA PANGKAS JAYA"

Zetha melihat tulisan besar yang ada di depannya sekarang. Dengan mata sedikit sayu ia membaca kalimat yang menyertakan pengenalan dari sekolah tersebut. SMA ini memang bagus, dengan gedung bertingkat 3 yang berjejer rapi yang membuat sekolah ini menjadi sekolah ter fav di Jakarta. Tidak heran mamanya menyuruhnya untuk pindah ke sekolah yang beken ini. Pagar hitam yang sangat besar yang membuatnya jauh terlihat keren. Dan pakaian dari sekolah inilah yang membuatnya juga lebih terkenal, baju batik khas yang membuat orang tertarik untuk masuk ke sekolah ini.

"Silahkan bagi yang belum kelapangan, segera kesini. Sebentar lagi kita akan memulai upacara, terimakasih."

Zetha tersentak dari lamunannya dan kembali tersadar bahwa ia masih berada di sebrang jalan dan masih melihat detail sekolah barunya. Dengan mata sayunya ia malah berbalik arah dan menuju warung belakang sekolah yang sudah ia lihat sewaktu lewat tadi.

"Mas ada sampoerna?"

"Eh mba ngerokok? Yang bener ini?"

"Eh maaf mas salah sebut saya tadii, maksudnya itu ehm- saya mau permen yang sempurna gitu,"

"Aelah mba gausa bohong. Lagian masih aja pake sampoerna, jaman sekarang udah beda mba. Mainannya Marlboro"

ya anjg gua kirain die mau ngelapor bgst emang bilang dong dugun dugun ni gua

"Yauda mana mas siniin 1 batang aja dah ntar saya bayar."

"Bentar ya mba tak ambilin dulu"

~

Rokok yang Zetha beli tadi nampaknya hanya tinggal puntung nya saja. Kurang lebih 35 menit ia duduk di warung kecil ini dan menghabiskan 50k untuk semua snack-snack yang ia beli. Sambil sesekali ngebuka sosial media yang menjadi favoritnya di handphone bermerek iphone. Instagram.

Beberapa menit kemudian ia langsung meninggalkan tempat itu dan langsung kembali ke gerbang sekolah sekaligus melatih skill ekting nya yang sudah tertimbun lama selama beberapa bulan belakangan.

"Eh eh eh neng.. mau kemana ini asal nyelonong aja, berdiri dulu disana" cegat pak satpam yang kira-kira umurnya sudah kepala 6.

"Aduhh paak.. saya gak kuat. Ini sakit bangettt"

Zetha nyoba ngeles.

"Halah gausah banyak alesan neng, kamu bukan orang pertama yang make skill itu buat asal nyelonong masuk ke skolah, udah banyak. Udah hampir semua siswa."

"Astaghfiruulahh.. masyaallah pak saya berani jamin ini ga dibuat- buat sakit banget ya tuhann. Bapak gatau kan rasanya kayak gimana sakit dateng bulan. Coba pak bayangin, kalo istri bapak sakit trus dicegat2 gini sama orang. Apa tega bapak, pak? Apa tegaa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sokap [ k t h ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang