Di dalam kamar di sore menjelang malam yang cuacanya mendung ini, Raina dan Runa seperti biasa sedang melakukan ritual para gadis. Bukan, bukan luluran atau maskeran. Mereka sedang menonton film bersama.
Bukannya menyiapkan buku atau belajar. Mereka ini dua orang gadis yang memiliki otak super encer, dan selalu bersaing untuk menjadi juara sekolah. Kalau Raina juara satunya pasti Runa juara duanya atau sebaliknya. Juara sekolah tidak pernah lepas dari diri mereka. Meskipun demikian, mereka tidak pernah sombong mereka tidak menolak jika ada teman mereka yang ingin belajar bersama.
Kata mereka,"Ga ada ruginya kok berbagi ilmu." Benar-benar, idaman laki-laki banget. Pintar, Baik. Ga Sombong. Dipacarinable banget.
Meskipun banyak yang suka mereka tidak terpikirkan untuk memiliki pacar saat ini. Mereka sibuk mengukir prestasi gemilang dan fangirling dengan idola mereka, Renold.
Renold ini adalah seorang pianis terkenal bahkan bukan cuma di Inodnesia tapi juga sampai ke mancanegara namanya terkenal. Ia sering tampil di luar negeri bahkan pernah tampil di depan Pangeran William. Luar biasa.
Kali ini mereka sedang asik nonton film yang lagi banyak di tonton orang-orang, yaitu Dilan 1990. Film yang lagi ramai-ramainya dibicarakan di kalangan anak remaja bahkan dewasa. Tentang kehidupan remaja tahun 90-an. Dimana gombal-gombal manjah mulai merajalela.
"Wagela sih ini Dilan slengeean tapi kalo sama orang yang disuka segitunya. Jarang nih, langka," komentar Runa.
"Iya, jarang banget malah. Gue sih bakalan klepek-klepek udah kalo nemu yang kayak begini." ujar Raina.
"Iyalah jangan kan lo gue juga mau," saut Runa.
Tidak lama saat mereka lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba terdengar suara pintu yang di ketuk.
Tok tok tok..
Runa yang tiduran tidak jauh dari pintu pun bergerak membukakan pintu dan terlihatlah sosok Mami berdiri disana.
"Kalian ini ngapain aja sih? daritadi mami panggil ga nyaut-nyaut," kata Mami.
"Lagi nonton Mami. Kenapa sih?" tanya Raina.
"Ayo makan malam dulu." ajak Mami.
"Masih kenyang Mi. Tadikan makannya juga udah kesorean. Mami sama Papi aja yang makan ya. Raina sama Runa nanti aja klo laper baru makan." jawab Raina yang disetujui oleh Runa dengan anggukan.
"Ya udah jangan lupa nyiapin buku, jangan tidur malem-malem ya," perintah Mami.
"Siap Bu Boss," ucap Raina dan Runa berbarengan.
Bersamaan dengan terdengarnya jawaban itu Mami pun meninggalkan kamar Raina. Dan pintu pun kembali ditutup dan mereka kembali fokus menonton film Dilan yang tertunda sebentar. Untung tadi Raina sempat mem-pause filmnya kalau tidak mereka sudah pasti ketinggalan ceritanya. Karena mami tadi lumayan lama menanyai mereka.
"Btw, Bunda sama Ayah berapa lama di Jogja?" tanya Raina.
"Palingan juga 3 hari," jawab Runa.
"Bukannya nanti Mami sama Papi juga dikirim kesana ya?" tanya Runa.
"Denger-denger sih gitu, tapi belum ada kepastian kapan." jawab Raina.
Jadi orang tua Raina dan Runa ini bekerja di Pemerintahan sehingga tidak jarang mereka dikirim ke daerah-daerah untuk memantau proyek disana atau kadang juga sering ada seminar atau pelatihan yang mengharuskan mereka pergi keluar kota bahkan sesekali keluar negeri.
Raina dan Runa sudah terbiasa menginap bergantian. Mungkin kalau kita tidak tahu, pasti kita akan menganggap mereka bersaudara saking dekatnya mereka. Padahal mereka hanya sahabat.
"Udah denger belum Renold kan bakalan bikin mini show gitu di Taman Ismail Marzuki. Februari nanti." kata Raina.
"Kita harus nonton, jarang-jarang dia pulang ke Indonesiakan," ujar Runa.
"Harus dong. Iya betah banget dia di Inggris." ujar Raina.
Film Dilan pun sudah habis di tonton. Jam pun sudah menujukkan pukul 21.00 itu pertanda mereka harus segera tidur.
Mereka pun segera ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Ritual kebersamaan mereka lainnya yang sering mereka lakukan bersama kalau sedang menginap adalah gosok gigi bersama. Kemudian mereka menuju ke tempat tidur queen size Raina yang empuk dan nyaman banget itu. Mereka langsung pergi ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IDOLS
Teen FictionKisah tentang seorang gadis yang menyukai bahkan mencintai idolanya. Bahkan ia sampai nekad mengungkapkan perasaannya kepada sang idola, meskipun ia mendapatkan penolakan dan membuat ia sempat patah hati dan tidak lagi muncul disetiap kegiatan idola...