The Last Scene

509 57 11
                                    

~ Cho Kyuhyun ~

.

Sinar keemasan matahari untuk menyinari pagi ini belum terlihat jelas di waktu yang masih pagi – pagi buta ini. Aku berdiri didepan pagar rumah besar tetanggaku ini, menyandarkan punggungku pada dinding besar putih rumah ini. Menunggu untuk beberapa jam lagi saat matahari mulai bersinar terang dan membawa si pemilik rumah untuk keluar dari sangkarnya yang begitu besar.

Bukan tanpa alasan aku berdiri disini. Menunggu seperti orang bodoh di pagi yang masih buta. Tapi, aku sudah memutuskan untuk tetap menunggu disini, sebelum semuanya terlambat untuk hari esok yang sedikit menyebalkan.

Sinar silau keemasan matahari mulai terlihat setelah aku menunggu sekitar dua jam, sinar cerah yang seolah tersenyum mengawali hari ini mulai terlihat jelas dan memberikan kehangatan pada tubuhku yang mulai membeku karena menunggu di luar saat cuaca begitu dingin. Pagar besar berwarna putih disampingku terdengar terbuka diikuti dengan suara seorang wanita yang berpamitan dengan teriakan kerasnya.

Aku melihatnya. Seketika aku langsung berdiri tegap saat melihat ia keluar dari dalam rumah ini. Masih dengan setelan rumahannya. Rambut yang di kuncir kuda, kaos oblong putih lengan panjang, celana jeans putih selutut dan sneaker andalannya yang tak pernah ketinggalan untuk melengkapi penampilan sederhana gadis ini.

Ia tampak sedikit terkejut saat melihat aku berdiri didepan rumahnya begitu pagi, mengumpat pelan sebelum ia mendecih saat menyadari bahwa pria yang mengenakan topi hitam dengan jacket dan celana jeans hitam ini adalah tetangganya – juga teman masa kecilnya.

"Ah. Kau mengejutkanku" protesnya. Gadis ini mendekat pada ku dan berdiri hanya dua langkah di hadapan ku. Ku berikan ia senyum tipis saat melihat kedua matanya mulai melebar saat melihat ada yang berbeda dari penampilan ku saat ini.

"Apa ini?" tunjuknya kearah topi yang ku kenakan. Tangan mungilnya mulai bergerak, menyingkirkan topi yang melekat menutupi kepala ku – membiarkan ia melihat potongan rambut ku yang begitu pendek.

"Omo" ia tersentak. Menutupi setengah wajahnya dengan topi hitam milikku. Sehingga hanya bola mata jernihnya saja yang terlihat olehku. Kemudian di detik selanjutnya ia melepas topi didepan wajahnya dan tanpa ku duga senyuman lebar terlihat jelas di wajahnya.

"Jadi kau sudah memotong rambutmu" ujarnya sedikit takjub. Seolah potongan rambutku ini adalah hal yang begitu membuatnya senang.

Aku tak menjawab, hanya mengangguk kecil. Kemudian kulihat senyumnya mulai melebar memperlihatkan deretan giginya.

"Jadi Kyuhyun kita akan melaksanakan militernya" ia bersuara dengan nada yang dibuat gembira. Kemudian sebelah tangannya kembali meletakkan topi hitam milik ku di atas kepalaku, memaksaku untuk sedikit membungkuk mempermudahkan pekerjaannya.

Sekali lagi kulihat senyum lebar menghiasi wajahnya, memaksa otot wajahku untuk ikut tersenyum bersamanya.

"Kau tidak akan melihat ku selama dua tahun" itu adalah kata – kata pertama yang ku keluarkan untuknya pagi ini.

"Aku bisa mengunjungi mu" balasnya ringan. Entah kenapa ucapan biasanya itu mendatangkan kehangatan didalam hati ku.

Kau harus datang.

"Dan membiarkan Joo Won cemburu?" kenapa aku harus membawa nama pria itu disaat kami hanya berdua seperti ini. Aku benar – benar mengutuk mulutku ini.

"Seperti nya itu ide yang bagus" jawabnya dengan cengiran.

Aku menengakkan kembali tubuhku, menghindar dari tatapan matanya yang berbinar senang. Mencoba menyembunyikan luka kecil dihatiku untuk tidak terlihat olehnya.

Mini StoryWhere stories live. Discover now