A novel by Madani
Nusantara yang kian tua sudah mulai dibanjiri oleh penulis penulis muda berbakat. Seiring makin canggihnya teknologi, media untuk mempublikasikan tulisan tiap tiap individu pun beraneka ragam dan makin mudah. Beberapa media sosial menyediakan alternatif tersebut. Salah satunya adalah wattpad. Media yang belum lama diminati oleh para penulis maupun pembaca ini menjadi alternatif untuk mempertajam bakat yang telah lama terpendam dan bingung mempublikasikannya. Bagi pembaca, media ini adalah alternatif baru untuk memperbanyak bahan bacaan, walaupun diakui atau tidak, fiksilah yang lebih banyak diminati dan berkembang dalam media ini.
Banyak penulis muda yang mulai bermunculan namanya dalam kancah ketersohoran yang dilahirkan dari rahim wattpad.
Jika J.K rowling berhasil menulis Harry Potter dalam lembaran-lembaran kertas dan bersusah payah dalam proses penerbitannya, wattpad menjadi dunia yang mempermudah segala jenis tingkat kemampuan penulis dalam upaya publikasi tulisan. Mudah sekali mencari pembaca yang hanya bermodalkan android yang bisa dikatakan sekarang seperti sebuah barang wajib punya dan harga yang sudah tidak melambung tinggi. Dalam hal publikasi, hanya dengan android dan kuota sudah mampu menyebarkan seluruh tulisan ke berbagai pihak. Untuk 'menerbitkan' pun sudah tidak banyak mengalami kendala. Mulai dari agen penerbit yang coba coba sampai dengan penerbit papan atas karna diminati oleh penulis-penulis bermartabat dan berhasil membawa buku hasil terbitannya dikenal khalayak, tersedia semua. Hanya tinggal memilih sesuai minat dan bajet.
Dalam kampung wattpadpun, berbagai jenis peminat tersedia. Ada yang sekedar mengamati hingga meniru, ada yang bak artis paling top dengan followers berjuta, ada yang mencari followers tapi tidak nambah nambah, malah laman yang diikuti kian terus bertambah.Malangnya, keefektifan dunia dalam bidang menulis tidak diimbangi dengan minat baca. Semakin banyak tulisan yang berhasil publish, buku tercetak dimana mana. Namun gaya hidup membaca semakin berkurang. Dan pada akhirnya, obral buku dengan harga murah juga semakin banjir. Seolah harga dari sebuah tulisan hanya seharga 3 bungkus nasi padang lauk telur sambal. Hingga membentuk generasi yang kekurangan landasan dalam berproses menjalani kehidupan.
Ada salah satu buku yang terlahir dari rahim wattpad, yaitu Assalamualaikum Calon Imam karya Madani.
Buku ini sudah difilmkan sejak Mei 2018 dan ditonton oleh banyak khalayak.
Bila para penonton telah membaca novel aslinya, tentu akan paham mengenai banyaknya perbedaan keduanya. Benar, perbedaan itu dimaksudkan untuk mempermudah dan lebih mengefektifkan waktu perfilman karena banyaknya seting dan alur yang ada dalam novel. Jelas akan berbeda memang, penyampaian dalam sebuah film dan dari novel.
Novel yang dinilai penulis sudah cukup apik, mulai dari alur, kekuatan tokoh, penyampaian setting yang tergambar jelas, dan penggarapan ide berupa aturan aturan islam karna sepertinya novel ini sebagai media dakwah pula dengan alur versi jaman now banget, serta kekuatan gagasan yang tidak melebar kemana mana, masalah lain hanya untuk bumbu yang menjadikan novel semakin menarik. Namun, film yang sudah dirilis berbeda dr novelnya. Kurangnya kekuatan tokoh, ide gagasan yang melebar kemana mana, menjadikan film tersebut tidak memiliki ide fokus penonjolan, apa sebenarnya yang ingin disampaikan dalam film ini?
Dakwah keislaman kah, romantika Cinta 2 insan yang jatuh hati karena sang lelaki telah menjadi suaminya kah, pengorbanan kah.
Ketika membaca novel, akan kita temukan bahwa tokoh di sana digambarkan sebagai sosok yang menjalankan syariat keislaman dengan tidak bersentuhan/bersalaman, tidak memandang lelaki yang bukan mahrom, berkhalwat, dan hormat pada orang tua terutama ibu nya. Namun secara tak langsung film menentang hal itu.
Poin pertama:
~adegan bersentuhan tangan ketika menolong seorang anak yang kecelakaan tanpa ada mimik sungkan sebagai bukti nyata bahwa film ini tidak bermaksud untuk menorehkan nilai nilai keislaman.
~adegan ketika Jidan yang menyentuh Fisya pada saat perdebatan agar Fisya datang ke hari pernikahan Jidan dan Salsya.
~adegan adegan lain ketika Jidan dan Salsya berpegangan tangan, berpelukan sudah mampu menghapus segala teorema dakwah dari novelnya.
Kemudian poin ke dua, mengenai romantika Cinta pria al kahfi terhapus dengan digantinya surah yang awalnya Al-kahfi, dengan kemerduan suara sang lelaki, perempuan pun jatuh hati. Namun diam diam. Diubah menjadi ar-rahman secara langsung membuat jalan cerita romantik dan pembeda dari cerita lainnyapun menghilang. Seolah jalan cerita ini dikejar kejar waktu hingga pengambilan scane hanya sekenanya saja tanpa betul betul memperlihatkan proses jatuh bangunnya sebuah Cinta. Kurang gregetnya dari film tersebut adalah penggambaran tokoh dokter alif yang sudah tidak sibuk dan cuek lagi. Hingga ia mampu melakukan hal hal yang tidak menggambarkan kewibawaan dan lelaki sholeh, seperti mengantarkan HP, menghampiri Fisya di aula taekwondo dan lain sebagainya seolah olah sikap dingin dan trauma masa lalunya dihilangkan dalam hal ini. Jadi apa definisi sholeh dan sholehah menurut film ini?
Yang ketiga, penokohan Fisya yang seolah acuh tak acuh pada ibundanya. Ketika ibunya masuk kamar dan berbicara padanya. Ia tetap membelakangi seolah tak peduli pada ibunya. Kemudian ketika pembicaraan di ruang keluarga yang menggambarkan seolah ia bukanlah seorang yang dekat dengan ibunya dari hati ke hati dalam sikap berbicara.
Pengorbanan pada kisah perceraian mereka pun dinilai kurang kuat. Hingga scene ini seperti mengejar target agar cepat sampai pada scene terakhir dengan keadaan Fisya koma dan berkata 'assalamualaikum calon imam'
Dari keseluruhannya, seolah film ini terburu buru dan ingin cepat selesai agar penonton tau bahwa ini film dari saduran sebuah novel.
Dan perjalanan serta konflik Cinta seolah selingan dari konflik antara ayah dan anak bernama Fisya. Adegan ini lebih kuat dibanding adegan percintaan Fisya dan Alif, sehingga proses serunya percintaan merekapun hilang dalam dunia perfilman.Novel dan film memiliki perbedaan yang signifikan dalam banyak segi. Dalam sebuah novel mampu menceritakan secara detail dan panjang mengenai karakter, konflik, dan alur menuju ending yang berproses dengab baik. Namun di dalam sebuah film, keterkejaran waktu menjadi pertimbangan utama sehingga beberapa hal dihilangkan dan memunculkan hal baru yang berbeda dari novel agar langsung menuju konflik utama dan ending. Akan tetapi, hal ini menjadikan segala sesuatunya kurang kuat dan kurang memberi pengaruh serta pelajaran bagi penikmat. Karena kehilangan sebuah proses.
Catatan kecil:
Proses dalam sebuah perjalanan ending itu sangat penting karena dengan proses itulah yang menjadikan sesuatu lebih berkesan dan menarik serta memberi banyak hikmah.Wattpadku : TafrokhIB23
KAMU SEDANG MEMBACA
Film vs Novel : Assalamualaikum Calon Imam
Non-FictionSedikit gambaran mengenai perbedaan antara novel dan film assalamualaikum calon Imam.