PROLOGUE

162 15 8
                                    

Welcome to my story! I hope you enjoy gaess❤❤

Please jangan sider yaa dan tolong berikan vomment kalian karena aku sangat membutuhkannya, semua ini kubuat perlu waktu, pikiran, dan tenaga :)

Aku sayang kalian semuaa!

Selamat membaca!!




Incheon, 09.00 AM

Ditengah kesibukan pagi, terlihat gadis kecil berumur 14 tahun tengah sibuk membantu Ibunya yang sedang melipat baju untuk dimasukkan ke dalam koper besar milik putrinya. Sementara itu ayahnya tengah menelfon clientnya untuk memberitahukan bahwa keluarganya akan segera berangkat ke tempat tujuan yaitu Seoul.

"Segini cukup Eomma?" tanya gadis kecil.

"Ya anakku. Sangat cukup." Balas sang Ibu tersenyum manis dan mengelus rambut putrinya. Putrinya hanya terkekeh senang.

"Ok semuanya apa sudah selesai?" Tanya ayahnya seraya menatap kedua malaikatnya secara bergantian.

"Sudah Appa! Kita berangkat!"

Mereka pun keluar dan akan menaikki mobil. Sang Ibu pun menyuruh putrinya untuk masuk seraya menutup gerbang rumah yang terdapat kertas bertuliskan Sold Out. Setelah semuanya sudah memasuki mobil, pemimpin keluarga tersebut mulai perlahan memajukan mobilnya.

"Bye bye.." Ucap gadis kecil seraya melambaikan tangan mungilnya ke arah rumah yang perlahan menjauh.

"Jangan khawatir, kita akan tinggal ditempat yang lebih baik." Ucap sang ayah seraya menatap kaca spion tengah mobil.

"Kita akan tinggal dimana?"

"Kau akan tahu nak." Celetuk sang Ibu menoleh ke belakang dan memberikan senyuman terbaik pada putri kesayangannya.

Tanpa diduga gemuruh petir terdengar dengan angin yang bertiup kencang ditengah perjalanan. Membuat sang ayah harus berekstra hati-hati menyetir.

"Kurasa kita harus berhenti sejenak." Saran sang Ibu dan menatap suaminya yang tengah fokus menyetir.

"Jangan khawatir, aku akan berhati-hati." Balas sang ayah tanpa menoleh. Sebagai seorang istri yang patuh hanya bisa menyentuh pundak sang suami seraya berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja dan sampai pada tujuan.

BLAARR!

Tiba-tiba saja petir menyambar membuat sang ayah terkejut dan tidak bisa mengendalikan mobilnya. Pikirannya benar-benar kacau. Sang Ibu terus menenangkan putrinya yang terus berteriak ketakutan. Pandangan ayah itu berantakan diikuti tangannya yang berusaha mengendalikan setir mobilnya. Air mata terus mengalir dipipi gadis kecil tersebut namun menjadi berhenti ketika matanya terbelalak melihat kejadian didepan matanya.

"APPA!! AWASS!!"

BRAAKKK!!

Masing-masing kepala terbentur dengan darah yang mengalir di pelipisnya yang masih terpenuhi oleh peluh. Gadis kecil tersebut membuka matanya lalu melihat semuanya. Akibat petir yang menyambar, ayahnya menabrak sebuah pohon besar. Asap mengepul dimesin mobil tersebut.

"Appa! Eomma! Bangun!"

"A-Anakku.. I-Ingat pesan ini.." ucap sang ayah lirih.

"Kau harus hidup.. Kau putri Appa yang h-hebat bukan?" Lanjutnya dan dibalas oleh anggukan kuat dari gadis kecil.

FlashlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang