2. Revandito

19 5 3
                                    

               
                       ----------------

Hening. Sunyi, sepi. Hanya ada suara ringisan seseorang yang saat ini tengah babak belur.
Senyum meremehkan tercetak jelas diwajah seseorang yang saat ini tengah berkuasa melawan musuhnya.

Ia berjongkok dan menyenggol pelan tangan lawan nya dengan kaki nya namun menimbulkan efek besar bagi sang lawan

Ringisan yang begitu nyaring terdengar keras di seisi gang yang sempit dan gelap ini. Cowok itu Revandito alias Reva atau vano tersenyum senang karna sudah mengalahkan orang yang membawa senjata tajam pisau ditangannya. Tapi ia bisa menanganinya dengan baik. Kerja yang bagus

"G-gue a-akan bales lo, hi-hidup l-lo ga akan tenang"
Ucap lawan nya yang sudah terkapar lemah di tanah

Vano tersenyum miring. Ia menyugar rambutnya kebelakang

"Gue tunggu pembalasan lo"
Ucap nya santai lalu berdiri dan meninggalkan lawan nya disana

Vano mengambil tas nya dibawah sesekali melirik kebelakang dengan senyum miring yang masih terus terukit di bibir nya dan segera berlalu dari tempat itu

Baru saja vano hendak membuka pintu mobilnya, ia mendengar suara orang yang menangis. Ia menutup kembali pintunya dan berjalan ke asal suara yang ia dengar

Dengan pelan ia berjalan menghampiri pohon besar yang berada di sebelah mobil nya terparkir. Ia penasaran namun ada rasa takut juga menyelimutinya tapi rasa penasaran nya lebih dominan

Kaki nya terus melangkah sampai di depan pohon itu. Suara tangisan semakin keras terdengar masuk ke indra pendengaran nya. Sampai pada akhirnya ia menengok sesuatu yang ada di pohon tersebut. Dan betapa kaget nya vano saat ia melihat seorang gadis yang tengah menangis sambil menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya

Vano mendekat dan berjongkok di hadapan gadis itu. Merasa ada seseorang selain dirinya, gadis itu mengangkat kepalanya dan melihat seseorang di hadapannya. Matanya sembab hidunh dan matanya memerah mungkin karna terlalu lama menangis

Tangan vano tergerak menghapus air mata gadis itu dan menyelipkan helaian rambut nya yang menghalangi wajah nya. Gadis itu berhenti menangis dan menatap vano. Beberapa detik kemudian vano tersentak karna gadis itu memeluknya erat.

"Makasih hiks"
Ucap gadis itu masih dalam pelukan vano dan kembali menangis

Vano yang merasa kasihan pun membalas pelukannya. Dan mengelus rambutnya sayang. vano membiarkan gadis itu terus memeluknya supaya dia merasa tenang.

Ada beberapa pertanyaan di dalam benak vano

Kenapa dia menangis dan diam dibawah pohon?

Kenapa dia malam malam seperti ini ada diluar?

Merasa gadis itu sudah baikan, vano melepaskan pelukannya dan menatap hangat gadis itu. Menghapus air matanya dan membantunya berdiri

"Sedang apa lo disini?"
Tanya vano

"Kenapa lo nangis?"
Tanya vano lagi

Gadis itu tertunduk tak menjawab pertanyaan vano

"Jawab?"
Tegas vano sambil mengangkat dagu gadis itu agar menatap kearahnya

Namun gadis itu tetap diam tak menjawab

"gue tanya sekali lagi lo sedang apa disini? Kenapa malam malam ada diluar sendiri?"
Ulang vano lagi sedikit menaikan oktaf suaranya agar gadis itu dapat menjawabnya

"A-aku ta-takut"
Jawab gadis itu pelan

Vano mengernyitkan dahinya bingung
"Takut kenapa?"

keynaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang