Perkenalan

19 1 0
                                    


Melupakan tak semudah kita membolak balikkan telapak tangan.

***


19:30

Putri masih tetap memikirkan cowok yang tadi memberikannya tempat duduk di bus. Dengan membolak balik kan buku dan juga memutar mutar bulpoint yang ada di genggamannya, putri melamun.

"Put!!!" Teriak seseorang dari balik pintu kamar putri.

Putri yang terkejut segera menoleh ke arah pintu.

"Iya kak? Ada apa?"

"Mau makan nasi atau makan angin?"

"Ya makan nasi lah kak, kalo makan angin mana bisa kenyang:v"

"Ya kalau mau makan nasi cepetan turun udah ditungguin ayah sama bunda dibawah dari tadi."

"Kak."

"Apa lagi?"

"Putri mau bilang sesuatu sama kakak, boleh?"

"Nanti aja kalau sudah makan ke kamar kakak."

"Ok lah."

"Ini mau tetep disini apa turun? Perut kakak udah demo dari tadi."

"Hehehe iya kak,kuy lah kebawah, kasihan ayah sama bunda nungguin dari tadi."

Akhirnya putra dan putri pun turun ke bawah untuk makan malam dengan keluarganya.

"Maaf ya ayah, bunda putri lama turunya soalnya tadi kakak ngajak ngomong terus sih."

"Apa lo bilang? Gua?"

"Hehehe canda kak canda ga usah ngegas juga dungs."

"Gua ga lagi bawa kendaraan bermotor jadi ga bisa ngegas."

"Yang bilang kakak bawa kendaraan bermotor siapa?"

"Lo barusan."

"Sudah sudah, kalian ini selalu aja ribut, mau makan atau diterusin debatnya?" Ucap bunda dengan suara lembutnya yang berhasil menghentikan perdebatan antara adek dan kakak itu.

"Iya makan lah bun, kalau dengerin ocehannya putri ga bakal kenyang bun." Jawab putra sambil melirik ke arah adeknya.

"Kak putra tuh bun yang duluan." Jawab putri tak terima.

"Kalau kalian debat terus ayah mau makan duluan, perut ayah udah demo."

"Tuhh ayah udah laper, ayo ayah makan duluan sama putra."

"Sudah sudah kalian ini kayak anak kecil aja."

Akhirnya mereka pun makan malam dan selesai makan putri menuju ke kamar kakaknya yang tak jauh dari kamarnya.

"Kak putra?" Ucap putri sembari mengetuk pintu kamar putra.

"Iya keluar aja pintunya ga dikunci."

"Kok keluar kak?"

"Ehh... salah, maksudnya masuk aja pintunya ga dikunci."

"Hadehh...kakak ini, belum tua udah pikun, udah pikun belum tua." Jawab putri sambil melangkahkan kakinya masuk ke kamar putra.

"Ada apa? Mau bilang apa? Penting apa enggak? Kalau ga penting kakak mau tidur."

"Kakak ini... adeknya butuh saran, butuh masukan kok kakak malah kayak gini."

"Iya iya dek kakak bercanda, udah bilang aja."

"Jadi gini kak, tadi pulang kuliah kan putri naik bus..." belum selesai putri bercerita, sudah dipotong oleh kakaknya.

Dia kah Takdirku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang