Permohonan

21 1 5
                                    

Disini kita berdiri mengambil tangan guru dan menanggis tanpa henti. Entah mengapa diriku dilanda sakit teramat dalam saat aku melalukan hal itu, 6 tahun terasa amat singkat.

Aku adalah anak yang ceria dan aktif. Aku baru saja lulus dari "Sekolah dasar" Dan sekarang aku sedang bingung mengambil sekolah yang cocok untuk ku.. Betapa kecewa diriku ketika orang tua ku mengatakan Aku akan dikirim ke Salah satu Pesantren Di kotaku. Jujur aku adalah anak yang Tak suka di kekang apalagi di paksa Dan diriku menolak keputusan orang tua ku itu, orangtua ku bersikeras memasukan ku kesana. Ketika itu Kakak ku sudah kelas 3 SMA. "Mungkin akan lebih baik aku menyuruh saja kak kahlis untuk berbicara kepada orangtua ku agar tak memasukkan ku ke pesantren" Pikirku. Lalu aku beranjak menuju kamar kakak ku. Aku lihat dia sedang membaca Buku dan Mendengarkan Sebuah lagu Lewat Earphone nya.. Lalu aku memukul kepalanya untuk mengode bahwa aku berada disana. Sambil berpura-pura kesakitan Kakak ku terbangun lalu memasukkan Earphone nya ketelingaku lalu ia Meninggikan volume lagu Sebesar-besarnya. Aku teriak, dan melepaskannya. Dia tertawa sebesar-besarnya bukti bahwa dia Sudah merasa puas mengerjaiku. Lalu ia bertanya dengan nada agak sedikit tertawa

"Apa dek!"

"Aku boleh minta tolong ngak kak?"

"Ya tergantung situasi dan kondisi, emangnya Minta tolong apasi?"

"Gampang kok, aku hanya butuh jasa berbicara kakak. Kak khalis tahu kan kalau aku ingin di masukkan ke pesantren?" Jawabku Dengan nada Sumriang

"Iya tau, emang jasa bicara sama siapa" Sambil Mengambil bukunya kembali

"Bicara sama ayah dong kak! Bujuk ayah supaya aku tidak dimasukkan ke pesantren" Lihirku Sambil membentuk tangan memohon

"Kok kamu ngak mau? Itu bagus tahu, kamu bisa belajar agama lebih dalam dan juga bisa mengenal banyak teman" Ujarnya sembari menaikkan Alisnya (Seolah-olah dia bingung akan keputusanku)

"Aku tak bisa meninggalkan mu kak, aku juga belum mandiri! Tolong lah kak, Tolong.." Aku memohon lalu spontan mengambil buku dari tangan kakak ku

"Okelah, nanti kakak akan coba. Tapi apapun keputusan dari Ayah.. Kamu harus terima dengan ikhlas" Sembari mengambil buku itu kembali

"Siap komandan!" Tutur ku dengan lantang

"Pergi makan sana!" Seolah-olah mengusirku

Aku lari ke kamar ku lagi menutup pintu lalu tertawa kegirangan.

Apakah khalis Dapat membujuk ayah nya? Update terus yaa.. Sampai jumpa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si Mental KerupukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang