Chapter 1: Dragged Into Another World

23 3 3
                                    

10 tahun yang lalu
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

[???: Aku pulang...]

[???: Selamat datang, Wawan. Kalau kamu lapar, makanan sudah siap di meja]

Wawan baru saja pulang sekolah, dan orang yang menyambutnya di balik pintu adalah Ibunya. Hari ini adalah hari Senin, hari yang melelahkan bagi tiap siswa sekolah karena wajib mengikuti upacara bendera, tapi tidak untuk Wawan. Ia begitu bersemangat ketika bertemu dengan hari Senin. Baginya hari Senin merupakan hari terindah di sekolah, karena ia dapat mendengarkan lantunan suara Kakak Seniornya bernyanyi saat sedang paduan suara, kak Mai.

[Wawan: Baik Bu... Tapi nanti, karena aku sudah kenyang]

[Ibu: Lagi-lagi alasanmu seperti itu]

[Wawan: Hehe]

Bukan maksud hati Wawan menolak masakan Ibu, terlebih masakan Ibu Wawan tak ada duanya di dunia ini. Itu karena Wawan sudah terlebih dahulu makan siang bersama pujaan hatinya, kak Mai. Hanya dengan makan berdua bersama kak Mai dapat membuat Wawan bahagia. Dan itu sangat terlihat jelas di wajah Wawan, ketika ia tersenyum-senyum tak jelas sepanjang jalan pulang.

[Wawan: Ahhh~ hari ini kak Mai imut sekali... Suaranya pun sangat merdu. Ohh kak Mai, aku pasti akan menikahinya di masa depan~]

Wawan masih terjebak dalam delusi sekarang. Dan ini tidak akan berakhir sampai ada seseorang yang menggampar wajahnya dengan pantat panci.
Wawan dan kak Mai telah menjalin hubungan lebih satu tahun, lebih tepatnya malam ini adalah genap dua tahun hubungan mereka berjalan. Dan mereka telah membuat janji untuk bertemu malam ini.

[Wawan: Malam ini aku harus tampil ganteng maksimal!]

Meski begitu, Wawan tidak memiliki selera fashion yang bagus. Sering kali ia jalan-jalan hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Dan hanya dengan memikirkan hal itu,

[Wawan: -----]

Wawan berdiri di depan pintu lemari pakaian. Merasukkan jemarinya ke dalam gagang pintu, lalu kemudian menariknya. Menatap tajam ke arah tumpukkan baju menggunakan mata sipitnya.

[Wawan: Ohh... sial]

Yang ia dapati hanya celana dan baju yang berwarna hitam. Wawan tidak memiliki koleksi baju atau celana dengan warna yang lain lagi. Jika dipikirkan, Wawan akan bertemu dengan kak Mai pada malam hari, itu pasti akan menimbulkan kesan yang tidak enak bagi kak Mai.

[Wawan: ....uhh]

Bip..bip..bip

Ponsel Wawan berdering. Segera ia meninggalkan lemari pakaian dan meraih ponselnya. [Kak Mai?... Tak mungkin]. Wawan berharap itu adalah kak Mai yang mengiriminya pesan. Harapan Wawan segera pupus, sebab jika itu kak Mai maka ringtone yang berbunyi tidak seperti yang terdengar barusan. Wawan telah mengatur ringtone khusus untuk kak Mai sebagai penanda.

[Wawan: Rikaru? Hmmm?]

"Sekarang sudah ada update terbaru Due* Li*ks. Duel kuy!!"

[Wawan: O-oh benar. Hari ini update besar-besaran. Mari kita main game dulu sebelum pergi kencan~]

Mengalihkan topik karena ia tak punya ide untuk kencan nanti malam, Wawan menyalakan PC untuk bermain game. Salah satu hobi Wawan adalah bermain game. Wawan dan Rikaru termasuk jajaran pemain top yang terkenal karena telah sering memenangi turnamen nasional maupun internasional. Namun sayangnya hobi Wawan yang satu ini tak begitu disukai oleh kak Mai. Sebab Wawan sering lupa oleh waktu ketika sedang asyik bersama game.
Dan waktu pun berlalu begitu cepat saat Wawan bermain game.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fallen DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang