SATU

49 7 3
                                    

Hai gaessss! Cro balik lagi nih! Nyesel sih udah unpublish plus apus cerita sebelumnya. Tapi gapapa deh, Cro mau memulai awal yang baru dan lebih baik lagi. Makasih buat kalian yang udah baca dan vote Playboy&Tomboy Girl yang sebelumnya. Gak mau panjang panjang kasih sambutannya kok! Maaf ya gapake prolog, hehe. Selamat membaca!!

09.55
Sebuah motor Ninja berwarna hitam memasuki area parkir kampus jurusan seni. Sang pemilik motor ninja itu mulai melepas helm full face nya dilanjutkan melepas jaket hitam yang dikenakannya dan mulai turun dari kendaraannya dengan hati hati.

Matanya menatap sekeliling, takut takut orang yang sejak tadi ia hindari melihatnya. "Aman" gumam si pengendara dengan leganya dan mulai berlari kecil memasuki gedung kampus itu sambil membenarkan tata rambutnya yang acak acakan.
Namun, saat langkahnya mulai mendekati tangga, suara seseorang yang ia kenali menghentikan langkahnya "Alannantha!!"
Teriakan itu membuat mulutnya terus mengumpat, lalu memutar badan.

"Curang lo! Katanya mau berangkat ke Cafe! Kita pada udah nungguin lo sejam lebih tau!" ucap orang yang Alan hindari tadi.

"Kutukuprett! Dadakan lari sih lo! Lagian Alan gabakal kemana mana kok! Ih nyebelin deh." dumel seorang wanita sambil terus mengatur nafasnya.

Alan pun hanya memasang wajah datar ketika melihat tingkah kedua orang itu.
"Udah gue bilangin kan, lo sih ngeyel! Alan kaga bakal mau ketemu sama dia tau! Gagal deh rencananya, bakal kena omel tante Wulan tau!"omel seorang pria sambil memukul kedua orang tadi.

Tiga orang yang Alan hindari sejak tadi, dengan mudahnya menggagalkan semua aksinya. Garis bawahi SEMUA.
Angelina Anaya Juliansyah, Bendict Alexander dan Samuel James Anderson adalah sahabat paling kurang ajar yang Alan miliki, namun memiliki kelebihan yang luar biasa. Luar biasa pintar, luar biasa cerdas dan luar biasa TOLOLNYA.

"Diem diem bae! Mikirin si dia?" ledek Ben sambil menaik turunkan alisnya.

"Gue tadi kan bilang berangkat doang, gabilang berangkat ke Cafe. Tuh mata pengen gue colok jadinya." ucap Alan kesal.

"Lah lagian ngapain sih pake acara rencana rencanaan buat nemuin dia, ogah banget gue. Buang buang waktu." lanjut Alan.

"KITA DISURUH MAMA LO PE'A!!" teriak mereka bertiga dengan kesalnya, bahkan Aya sambil menghentakkan kakinya.

Sadar akan keadaan, Alan pun memejamkan matanya lalu membukanya kembali sambil meminta maaf pada mahasiswa lainnya.

Sementara itu, TRIO RESEH menatap Alan dengan senyum kemenangan.

"Urat malu kalian pada kemana si?! Malu maluin gue aja, hancur image gue disini. Gue aduin ke mama gue." cerocos Alan kesal.

"Tukang ngadu!! Bisa bisa tante Wulan ntar ceramah kaya pas Upacara Bendera hari senin. Bisa panas ni telinga entar!" ucap Sam sambil mengusap usap telinganya.

Alan hanya menatap ketiga orang tadi dengan jengahnya.
Dan berjalan ke arah tangga melanjutkan langkahnya yang terputus. Untung temen kalo gak? Udah kubuang ke sungai Amazon biar dimakan anaconda.

🐙🐙🐙

Ting tong! Ting tong!

Dengan ragu Alan terus menerus memencet bel rumahnya sendiri. Aya, Ben, dan Sam hanya menatap penuh harap pada Alan.

Flashback on

"Gue pulang sendiri aja ih. Kesian panther gue di bawa lo Ben. Bisa dirawat ntar dia!" bujuk Alan.

"Emangnya gue apaan, gajah? Enak aja lo bilang ni motor dirawat kalo gue tumpangin. Pokoknya lo naik mobil sama Aya, ntar lo kabur lagi bisa death gue." sewot Ben sambil pura pura mematahkan lehernya menggunakan telunjuk yang membentuk garis yang memotong pada lehernya.

ALDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang