Penasaran

1 0 0
                                    

Setelah taaruf dengan semua teman posko dan keluarga bu desa, semua sibuk dengan urusannya masing-masing dan Akupun mulai memikirkan cara bersosialisasi di tempat baruku agar tidak terkesan ekstrim.

Aku memilih bercerita dengan nenek Ai dan yeye serta ummi yang lagi sibuk menyiapkan makan malam.

Sementara Adnan, ai, ilo, okan dan dude sibuk berdiskusi perkara yang tidak perlu didiskusikan menurutku.
tak jarang mereka menyebut namaku bahkan kurasa mereka sengaja ingin mencingku berbicara dengan mereka.

Tempat paforit debat mereka itu di depan kamatku.

Tapi bersyukur Aku masih bisa mengendalikan diriku.

perkara mereka yang tidak mau sholat dengan berbagai macam argumennya dan masalah agama lainnya adalah topik yang sengaja mereka Angkat.

mungkin karena tiap subuh, mereka adalah korban keusilanku yang tidak berhenti menggedor pintu sampai mereka bangun sholat.

Adnan, dialah yang paling menonjol dalam debat kusir itu.
.......

Aku tidak habis fikir bagaimana ada orang yang hidup ditengah keramaian tapi lebih senang menyendiri? saat semua orang bahkan tertawa atau berdebat, tapi dia hanya diam. gumam Adnan.

bagaimana aku bisa mengenalnya kalau dia seperti itu? apakah dia tidak tertarik dengan ketampananku yang bahkan teman posko lain rela bertamu demi melihatku saja.
.......

Alika..
Saya minta maaf, ucap yeye selembit mungkin,
aku mengernyit bingung,
begini.. katanya
Sebenarnya anak-anak suruh Aku memotretmu.
Aku tetap tenang, diam menyelidik.
yeye melanjutkan,
tapi tidak aku lakukan, karna aku tahu itu dosa.
Alhamdulillah, Akhirnya aku bisa tersenyum tenang.
Terima Kasih jawabku.

Alika..
mereka penasaran denganmu,
kenapa engkau pakai cadar, padahal kita disini sudah seperti saudara.
bukalah cadarmu. ucap yeye .

Aku buka tapi depan perempuan, kalau depan laki-laki.. Tidak bisa kecuali mahramku. jawabku.

AlikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang