maba #2

3.1K 351 33
                                    

Hinata meletakkan ponselnya kasar, ia langsung memeluk kekasihnya ketika lelaki itu ikut duduk di sofa.

"Kenapa?"

"Bete," jawab Hinata singkat.

Sasuke menatap sekilas ke arah kertas-kertas, pulpen, dan tumpukan uang yang ada di atas mejanya.

"Kamu jadi bendahara kelas?" tanyanya menebak.

Hinata yang tengah mengerucutkan bibirnya itu mengangguk, semakin meringsek ke pelukan Sasuke yang masih segar sehabis mandi.

"Baru minggu pertama masuk, udah ada tugas narikin duit. Mana ada yang nulis nama dua kali padahal bayarnya sekali, aku ulang-ulang cek nama biar gak double tapi hasilnya tetep beda-beda, kesel."

Sasuke menepuk-nepuk pundak kekasihnya, "Lagian kenapa juga mau jadi bendahara, tumben banget."

Si gadis Hyuuga semakin merenggut, "Aku ditunjuk Lee, dia ketua kelasnya, maksa banget."

Lelaki penyuka warna hijau yang satu sekolah dengan Sasuke saat SMA itu memang satu jurusan dan kelas dengan Hinata.

"Mana bendahara satunya si Yuki pula, princess princess ulala mana mau ngurusin duit atau apapun, ih kesel banget!"

"Emang kurang berapa uangnya?" tanya Sasuke.

Hinata hanya menggeleng, "Bukan masalah seberapa kecil atau gede kurangnya, tapi males kalo awal aja kaya gini gimana kedepannya coba. Males, ih."

"Yaudah, maunya apa, hm?"

"Gatau, ah. Mau meluk kamu aja."

Emang minta 'dimakan' pacarnya aja, nih, anak Om Hiashi.

.

.

.

Ozora: Malem de :)

Ozora: Lagi apa de?

Ozora: lagi sibuk ya de

Ozora: De, marah ya?

Ozora: Kenapa?

Hinata menghela napas jengkel, "Sibuk sendiri ni orang."

"Siapa?" tanya Sasuke sambil terus meniup jagung rebus yang baru saja mereka beli di dekat apartemen yang ditinggali si lelaki.

"Kak Ozora, nyesel dah ngasih dia nomor aku pas ospek."

Hinata pikir kakak tingkatnya itu orang yang tak 'serisih' ini, dan hanya akan chat ketika ada hal penting saja atau hal ramah-taman lainnnya selayaknya berteman dengan kakak tingkat, tapi nyatanya tidak seperti itu.

"Bilang aja kamu udah punya pacar," balas Sasuke enteng sambil memberikan jagung yang ia tiupi tadi pada Hinata, jagungnya sudah tak terlalu panas lagi.

"Ya kali tiba-tiba bilang gitu, kesannya kan aku GR."

"Tapi kan emang GR."

"Aku enggak GR."

"Terus apa dong?"

"Emang Kakaknya kayak yang suka sama aku kok."

"Nah, itu namanya GR."

"Iihhh!"

Lelaki itu tertawa kecil, "Udah makan aja dulu jagungnya."

Hinata menurut dengan tampang kesal.

Sasuke mengelap tangannya dengan tisu, lalu mengambil ponsel Hinata.

Ia mulai mengetikkan sesuatu.

UNKO [IT'S MEH SEQUEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang