Awal dan Akhir

101 12 0
                                    

Lyon, 22 Desember 1985

'Pukul 19.45'
Aku menatap arlojiku untuk memastikan waktu. Tenggelam dalam pikiranku sendiri, aku bingung apakah keputusan yang kubuat benar atau tidak.

"Ares, kamu tidak apa-apa?" tanya Laurine membuyarkan lamunanku.

"Ah, tidak. Aku tidak apa-apa." jawabku sedikit ragu.

Laurine pun tersenyum kecil dan melanjutkan jalannya. Dari belakang aku mengikutinya sembari tenggelam ke dalam pikiranku. Sesampai di tempat karcis kereta, Laurine menghentikan jalannya dan berkata, "Di sini kita akan berpisah. Apakah kamu sudah membawa semua yang perlu kamu bawa?"

Aku terdiam sembari memandang Laurine dengan tatapan kosong.

"Ah, mungkin..." jawabku. "Kalau begitu.. kita berpisah di sini.. kurasa kamu akan baik-baik saja.." Laurine berbicara dengan senyum getirnya.

"Kalau kamu-" "Apakah aku melakukan hal yang benar?" aku memotong omongan Laurine. Laurine terdiam seketika.

"Tentu. Aku yakin keputusanmu adalah hal yang benar." balas Laurine.

"Bagaimana jika aku salah?" tanyaku ragu.

"Kalau hal itu akan terjadi, kamu selalu mempunyai tempat untuk pulang." Laurine menjawab pertanyaanku sembari tersenyum.

Hal itu adalah hal terakhir yang kudengar sebelum aku berpisah dengannya. Aku masih bingung. Apakah aku melakukan hal yang benar?

Aku pun merogoh tasku untuk mencari buku harian itu. Aku mencari-cari tulisan yang ada dibuku itu. Setelah menemukannya, aku membaca ulang isinya.

'Datanglah ke Paris, kamu akan menemukan apa yang kamu cari.'

"Kenapa Paris? Kenapa tidak Marseilles?" gumamku.

Sebenarnya aku ingin mencari tahu asal-usul buku harian yang berjudul "De mon premier souffle à mon dernier souffle" ini. Aku ingin mencari tahu tentang ini karena aku sedang menulis buku terbaruku. Tapi entah mengapa aku sangat ragu-ragu dengan hal ini.

Paris, 23 Desember 1985

'Pukul 01.37'

"Allô!! Ares! My friend!!" sapa Reynold sambil melambaikan tangannya.

"Reynold!! Merci!" balasku menghampiri Reynold.

"Mari kubawakan tasmu." kata Reynold sembari mengangkat koperku.

"Ah, tidak perlu, aku bisa." balasku mengambil kembali koperku.

"Oke, kalau begitu mari kita ke rumahku." ajak Reynold sambil menuntunku ke mobilnya.

Selama perjalanan ke rumah Reynold aku menceritakan bagaimana aku menemukan buku harian itu di perpustakaan kotaku. Reynold berkata kepadaku, katanya di Paris ada toko antik yang menjual barang semacam ini. Setelah ia melihat bukuku, ia yakin kalau buku ini berasal dari toko antik tersebut. Sesampainya di rumah Reynold, aku membereskan barang bawaanku dan membersihkan badanku. Kemudian, aku pergi ke ruang makan. Reynold menyiapkan kopi hangat untukku. Dia menyalakan rokoknya.

"Jadi, kenapa kau sangat penasaran dengan buku itu?" tanyanya sambil menghisap rokoknya.

"Begini ceritanya, aku sedang menulis buku dan kebetulan aku menemukan buku ini, kemudian, aku membacanya dan ada beberapa isinya yang membuatku sangat penasaran." balasku mencoba meringkas bagaimana kejadian awalnya.

Misteri di Balik Kebingungan AresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang