Bab 01 - Good Day or Bad day

46 0 0
                                    

Aku Ban Hana. Orang memanggilku si gadis miskin yang ceria. Alasanku menjadi ceria padahal aku miskin,apa?

simple.

jika kau miskin maka jadilah seseorang yang penuh semangat karna kekayaan akan datang dari semangatmu. semangatmu untuk bekerja,menghasilkan uang sehingga menjadi kaya.

itulah alasanku menjadi gadis miskin yang selalu ceria dan bahagia serta semangat.

semangat sekali diriku. sangking semangatnya. semua tetangga di dekat perumahanku aku sapa semua.

dari anak kecil yang sedang bermain di taman bermain,ibu-ibu yang sedang bergosip. serta bapak-bapak yang ingin berangkat kerja.

hidupku ini penuh semangat. selalu semangat dan tersenyum. sampai,senyumku pudar karna aku harus menyapa si Paman tampan itu.

mungkin bagi kebanyakan gadis,mereka akan menyapa Paman tampan itu dengan malu-malu serta wajah yang bersemuru merah.

jangankan gadis-gadis,ibu-ibu yg sedang bergosip tadi saja jika Paman itu lewat semua keadaan hening. Dan hanya sapaan lembut yg terdengar. munafik dasar.

padahal dari tadi mereka tengah membicarakan Paman itu. dari yang aku dengar sih,mereka ingin menjodohkan putri mereka bersama Paman itu jikalau Paman itu tidak miskin dan pengangguran. Tapi sayangnya,takdir berkata lain.

Paman itu,sudah miskin pengangguran pula. Nilai plusnya hanya karna ia tampan.

"selamat pagi paman". aku menyapanya,dengan seulas senyuman yg tidak aku paksakan. beneran deh ini aku senyum sama sekali tidak aku paksakan tidak seperti biasanya yang selalu aku paksakan. well,mood ku hari ini memang sedang baik karna hari ini adalah hari dimana aku mendapat gaji!

yeayy!

sepertinya ia habis pergi dari minimarket. Seperti biasanya. pagi-pagi sekali ia akan pergi ke toser dan membeli roti,mie instan,beberapa cemilan,dan minuman berkaleng.

Gatau deh yah,kenapa setiap pagi dia itu tidak pernah absen membeli makanan-makanan itu. Kadang aku tidak habis pikir, bisa-bisanya dia memakan yang sama setiap hari.

"Pagi". Ia membalas sapaanku. Tapi tanpa melirikku dan tanpa senyuman yang terukir di wajahnya. Wah sombong sekali dia.

Sudah miskin Sombong lagi.

Aku tau aku juga miskin,TAPI SETIDAKNYA AKU TIDAK SESOMBONGNYA DIA YAH!!!

Lagian aku bingung,apa yang mau di sombongkan dari dirinya? Kaya? dia miskin? tampan?oke aku akui. Tapi itu tidak cukup untuk menjadikan mu orang sombong.

Oh sepertinya aku harus meluruskan sesuatu.

Dia tadi balas menyapaku dengan melirikku sebentar lalu balik menghadap depan. jalan lurus, tangan kiri memegang belanjaan dan tangan kanannya ia masukkan ke dalam saku traningnya.

Dan ini terjadi setiap hari. Ia setiap hari seperti itu. selama delapan bulan aku bertetangga dengan dia. Dia selalu seperti itu.

Dari keluar pagi,membeli makanan, berpakaian,dan gayanya saat aku menyapanya.

menyebalkan.

selama delapan bulan aku melihat Paman sombong itu tanpa berganti-ganti gaya. Kapan paman itu pindah sih?

Tak mau berpikir dan mengupati Paman Oh dengan seberapa sombongnya dia. Aku segera melangkahkan kakiku ke halte. Jika tidak cepat-cepat aku bisa telat. Dan aku tidak mau itu terjadi.

🍂🍂

sesampainya di sekolah aku langsung menuju kelas ku dan bangku ku. Untung tidak telat. Syukurlah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AhjussiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang